Uluran Tangan Cinta Kasih
Jurnalis : Rudi Santoso (He Qi Utara), Fotografer : Rudi Santoso (He Qi Utara)
|
| ||
Jalinan jodoh Devi Kusjayanti dengan Yayasan Buddha Tzu Chi timbul berkat pemberitahuan dari tetangganya. Sekitar tahun 2007, ibu dari seorang putri ini menderita penyakit kanker payudara. Setelah menjalani pengobatan, baik medis maupun pengobatan alternatif, sakitnya tidak kunjung membaik, sebaliknya justru semakin berat. Hingga akhirnya pada tahun 2009, ia hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur. Semua uang yang dimilikinya sudah habis untuk biaya pengobatan. Pada saat kritis, Ia mendengar kabar dari tetangganya tentang Yayasan Buddha Tzu Chi. Secercah harapan seolah terbuka dan tanpa membuang waktu lagi, suaminya pun segera datang ke kantor Tzu Chi untuk membuat permohonan bantuan pengobatan. Setelah itu Devi pun mendapat bantuan dan berobat di RSCM. Ketika ditanya tentang proses pengobatannya di RSCM, Devi berkisah, “Sofi Shijie dan Hok Cun Shixiong sangat membantu saya dalam menjalani pengobatan 10 kali sinar dan 12 kali kemoterapi. Kedua relawan itu begitu membuat saya kagum akan rasa kekeluargaannya.” Hal itu membuatnya bersemangat lagi dalam menjalani hidup dan ia sangat bersyukur karena selain mendapat bantuan pengobatan juga mendapat dukungan moril dari relawan Tzu Chi.
Keterangan :
Pada hari itu Minggu, 15 Mei 2011, di Jing Si Books & Cafe Pluit, Jakarta, Devi berbagi kisahnya dalam kegiatan pemberian bantuan biaya hidup dan bantuan pengobatan kepada sekitar 44 Gan En Hu dari He Qi Utara. Pada hari itu Hok Cun Shixiong juga hadir sebagai pembicara. Devi pun begitu berterima kasih atas bantuan Hok Cun pada saat Ia menjalani pengobatan. Menurut dokter yang menangani penyakitnya, Devi masih harus menjalani pengobatan hingga 5 tahun ke depan. Pada kesempatan baik ini, Devi pun ikut bersumbangsih dengan membawa celengan bambu miliknya untuk disumbangkan kepada Yayasan Buddha Tzu Chi. Kini ia sudah merasa lebih sehat dan sudah bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, dan pekerjaan lainnya. Ketika terkenang pada saat kesehatannya masih kritis, maka matanya akan terlihat berkaca-kaca. Dengan haru ia selalu mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi dan segenap relawan yang begitu memperhatikan dirinya. “Saya tidak bisa membalas semua kebaikan yang telah saya terima, namun saya selalu berdoa semoga Allah akan membalas segala kebaikan yang telah diberikan ini,” katanya. | |||
Artikel Terkait

Mengajarkan Budi Pekerti untuk Anak Sekolah Dasar
28 Juli 2023Relawan Tzu Chi di Kutai Barat, Kalimantan Timur mengajarkan budi pekerti untuk siswa SD Tunas Lestari Sungai Kedang Estate Jumat (21/7/23). Kali ini relawan mengajak siswa untuk mengenal lebih dekat keluarganya.

Bersama-sama Membangun Tzu Chi
08 Februari 2010 Minggu, 7 Februari 2010, pukul 2 siang, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kembali mengadakan acara Pemberkahan Akhir Tahun 2009 untuk yang ketiga kalinya – dimulai dari Sabtu dan Minggu pagi (6 dan 7 Februari). Bertempat di Aula Lantai 3 RSKB Cinta Kasih Tzu Chi, pemberkahan kali ini diperuntukkan bagi anggota komisaris kehormatan (rong dong), donatur, dan masyarakat umum.Buah Manis dari Kerja Keras dan Doa
16 November 2017Ada pelangi sehabis hujan. Itulah gambaran kisah hidup Maria Paulina (22), salah satu penerima beasiswa karir Tzu Chi yang kini menjadi perawat di Rumah Sakit Cinta Kasih (RSCK) Tzu Chi Cengkareng. Pernah jatuh di titik terendah, Paulina yang asal Larantuka Flores, Nusa Tenggara Timur ini lalu bangkit bekerja keras meraih mimpinya.