Ulurkan Tangan dengan Kesukacitaan
Jurnalis : Ivana, Fotografer : Riadi PraciptaSekitar 300 undangan menghadiri Ramah Tamah bagi Komisaris Kehormatan Tzu Chi yang dilangsungkan di Hall Hotel Novotel, 5 Agustus 2010. |
| ||
Persoalan sampah, menjadi topik yang menghangatkan ramah tamah yang digelar malam itu. Ramah tamah ini dilangsungkan di Hall Hotel Novotel, Jakarta Utara, jam 19.00 WIB. Di antara 300-an undangan yang hadir, 14 di antaranya merupakan tamu dari Taiwan. Sehari sebelumnya, para relawan Tzu Chi Taiwan ini baru tiba di Jakarta dan langsung melakukan peninjauan ke daerah Bantargebang, Bekasi— tempat pembuangan akhir sampah warga Jakarta. Di sana, mereka cukup terguncang melihat gunungan sampah yang begitu tinggi lengkap dengan bau busuk yang menyengat hidung. Apalagi ketika melihat bahwa tempat itu ditinggali oleh ribuan warga yang mengais rezeki dari sisa kehidupan warga Jakarta. Memberikan Uluran Tangan “Sebelumnya saya sudah pernah datang ke Indonesia. Tahun 1990, saya pernah ke tempat itu (Bantargebang -red). Saat itu tumpukan sampah belum begitu banyak. Kemarin, waktu sampai di sana, saya sungguh terkejut, tak pernah terbayangkan bahwa sampah yang dihasilkan bisa membentuk gunungan begitu tinggi,” katanya sungguh-sungguh. Ia mengajukan diri untuk berbagi kesan dalam malam ramah tamah itu. “Kita semua sama-sama adalah manusia, tetapi mengapa hidup mereka begitu berbeda? Mengapa mereka harus menjalankan kehidupan yang begitu menderita di tempat yang kotor ini? Mereka harus menjalankan semua aktivitas mereka di tempat yang begitu kotor. Mereka harus makan di tempat yang berserakan dengan sampah, dan mereka harus tidur di tempat yang penuh dengan sampah juga. Seketika itu saya bertanya kepada diri sendiri, ‘apa yang bisa saya lakukan?’ Sungguh waktu itu saya tak tahu harus berbuat apa,” katanya lagi dengan penuh empati.
Ket : - Luo Mei Liang bukan pertama kalinya berkunjung ke Indonesia. Namun kali ini, kesan yang didapatnya setelah melihat kondisi kehidupan di Bantargebang, Bekasi membuatnya bertekad untuk lebih banyak bersumbangsih.(kiri) Bayangan bahwa di tempat yang kotor dan bau tak terkira itu tinggal anak-anak, membuat Luo yang sangat terpelajar ini ingin menangis. Namun dengan tegas ia berkata, “Yang mereka butuhkan bukan air mata, tapi uluran tangan.” Maka pada saat yang sama, Luo bersyukur ketika mengetahui Tzu Chi berencana menyalurkan bantuan, dan ia segera melibatkan diri. Di depan para undangan, dengan rendah hati ia menawarkan pada Tzu Chi untuk menanggung seluruh lampu yang ingin dipasang di areal Bantargebang tersebut. Perkiraan awal, jumlahnya sekitar 300 buah lampu yang dibutuhkan. Setelah sekian lama mengenal Tzu Chi, baru kali ini Luo benar-benar memiliki kesempatan untuk lebih mendalami ajaran Master Cheng Yen. Dan ia mengaku sangat menghormati Master yang arif, bijaksana, dan mengorbankan diri untuk orang banyak. Hidup yang Lebih Cemerlang
Ket : - Komisaris Kehormatan Tzu Chi disebut "Rong Dong". Mereka adalah para donatur yang menyumbangkan dana senilai NT$ 1 juta bagi kegiatan kemanusiaan Tzu Chi. (kiri) Pemberian dana untuk kebaikan, tentu akan mendatangkan pahala yang baik. Namun, berkah yang terbesar baru terhimpun ketika seseorang melakukan kebajikan dengan tubuhnya sendiri. Dalam sambutannya, Liu Su Mei, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, berharap agar para komisaris juga ikut serta menjadi relawan Tzu Chi. Beberapa komisaris kehormatan Tzu Chi memang sudah aktif menjadi relawan komite Tzu Chi. Dan kebanyakan dari mereka justru merupakan pimpinan perusahaan multinasional yang sangat sukses. Meski demikian, malam itu mereka dengan bersahaja menghibur para undangan dengan pertunjukan isyarat tangan Ci Bei Xi Si (Empat sifat mulia: welas asih, belas kasih, sukacita, dan ikhlas). “Saya sangat tersentuh. Para pengusaha besar itu saja bisa menyisihkan waktu untuk latihan. Kok saya malah nggak bisa. Maka saya ingin coba lebih aktif ikut kegiatan di Tzu Chi,” kata Liani, seorang pengusaha yang tanpa rencana hadir dalam acara. Secara spontan, Liani menyatakan kesediaannya untuk menjadi Rong Dong dengan membantu pembangunan Aula Jing Si di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara sebagai pusat kegiatan Tzu Chi Indonesia. Beberapa pengusaha lain juga mengutarakan niat yang serupa. Dalam setiap sumbangan ini terkandung doa, untuk menanam berkah kebaikan bagi pemberi dananya serta bersama-sama menciptakan dunia yang lebih indah. | |||
Artikel Terkait
Cepat dan Tanggap Memberikan Bantuan
04 Februari 2013 Kondisi alam yang tidak selaras menyebabkan bencana terjadi dimana-mana, salah satunya di Kabupaten Agam, Padang.Membina Generasi yang Bertata Krama
25 Juli 2017Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan penyambutan tahun ajaran baru Kelas Budi Pekerti 2017-2018. Sebanyak 56 anak Xiao Tai Yang berpartisipasi dalam kegiatan ini. Para orangtua tampak menggandeng buah hatinya untuk mengikuti kelas budi pekerti.
Bertambah Kebijaksanaan dengan Mengikuti Pelatihan Budaya Humanis DAAI TV Medan
27 September 2024Banyak materi yang diberikan dalam Training Budaya Humanis di Gedung DAAI TV Medan kali ini. Ada Budaya Humanis, tata krama, sharing kasus inspiratif, pengenalan Tzu Chi melalui sebuah lagu serta talkshow donatur DAAI TV.