Ungkapan Bakti Si Buah Hati
Jurnalis : Helen Geo Pani (Tzu Chi Singkawang) , Fotografer : Joni Willianto (Tzu Chi Singkawang)Hari Bakti merupakan wujud dari pembelajaran Budaya Humanis Cinta Kasih Tzu Chi yakni tentang nilai berbakti dan Tata Krama.
Indonesia setiap tahunnya merayakan Hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember, namun untuk Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang sendiri merayakan beberapa hari lebih awal, yakni pada Selasa (13/12). Ini karena pada tanggal 22 Desember 2022, para siswa telah libur semester. Dan untuk penamaan kegiatannya pun dinamakan dengan Hari Bakti, agar para siswa dapat mengungkapkan terima kasih dan rasa syukurnya tidak hanya kepada ibunya saja, namun juga kepada Ayah dan juga kakek serta nenek.
Kegiatan Hari Bakti juga merupakan wujud dari pembelajaran Budaya Humanis Cinta Kasih Tzu Chi yakni dari nilai berbakti dan Tata Krama. Siswa senantiasa dididik untuk menjadi anak yang berbudi pekerti luhur dan dapat berbakti pada orang tua, serta mencintai dan merawat lingkungan sekitar dengan kepribadian Budaya Humanis.
Perayaan Hari Bakti ini dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama diselenggarakan pada 13 Desember 2022 yang diikuti oleh orang tua dan siswa kelas 2 hingga 4 sejumlah 120 orang. Sesi kedua diselenggarakan pada 14 Desember 2022 yang diikuti oleh orang tua dan siswa kelas 1 dengan jumlah 96 orang.
Siswa-siswi sedang membersihkan kaki orang tua.
Sesi mencuci kaki orang tua ini membuat anak makin sayang dan hormat pada orang tua mereka.
Kegiatan ini diisi dengan berbagai macam prosesi dan penampilan para siswa, seperti penampilan nyanyian siswa dengan lagu berjudul “Keluarga Cemara”. Ada juga penampilan video ungkapan kasih dari anak-anak, penampilan drama “Malin Kundang”, penyerahan hasil karya yang berupa kartu dan juga bingkai foto, serta prosesi saji teh, menyuapkan kue dan basuh kaki.
Untuk sesi pertama, siswa kelas 2 hingga 4 menyerahkan hasil karya mereka kepada orang tua serta menampilkan drama “Malin Kundang”. Berikut tanggapan dari beberapa orangtua dan siswa kelas 2 hingga 4.
Pascaria Novianti Togatorop, salah seorang ibu dari siswa yang bernama David, berpendapat bahwa acara ini luar biasa dan membuat hatinya tersentuh. Ia juga mengatakan bagian yang sangat menyentuh ialah saat para siswa menyerahkan hasil karya mereka kepada orangtua.
“Semoga acara seperti ini dapat lebih sering diselenggarakan, agar anak-anak dapat lebih berani untuk tampil dan dapat mengajarkan anak-anak untuk menghormati kedua orangtuanya” ucap Pascaria.
Susi, ibu dari siswa bernama Alice Agatha Lie berpendapat bahwa kegiatan ini sangat bagus karena bisa membuat hubungan orangtua dan anak menjadi lebih dekat. “Kegiatan ini juga sangat membuat hati tersentuh,” katanya.
Hubungan ia dan anak sudah sangat dekat, ditambah kegiatan yang diadakan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang ini, membuat hubungan mereka semakin manis, tambahnya.
Siswa-siswi memeluk orang tua. Tampak para orang tua tak dapat menahan rasa haru.
Siswa-siswi menyajikan teh untuk orang tua mereka.
Alice Agatha Lie, salah seorang siswa yang menampilkan puisi dalam Bahasa Inggris mengaku bahwa ini pertama kalinya dia menampilkan puisi yang bertemakan cinta kasih kepada orangtua. Alice merasa gugup dan juga senang karena bisa tampil di depan para orangtua. Selain Alice, ada juga David yang menampilkan puisi dalam Bahasa Mandarin.
Untuk sesi kedua, siswa kelas 1 melakukan prosesi saji teh, menyuapkan kue serta membasuh kaki orangtuanya. Berikut tanggapan dari beberapa orang tua dan siswa.
Margaretta, salah seorang ibu dari siswa mengungkapkan bahwa dengan adanya perayaan Hari Bakti ini, suatu hal yang belum pernah dilakukan oleh anaknya, dapat dilakukan di acara ini. Dari Ibu yang selalu menyuapi anaknya makan, sekarang giliran anak yang menyuapi ibunya, dari sebuah kalimat yang tidak pernah dilontarkan, akhirnya di Hari Bakti lah kalimat sayang itu dilontarkan oleh anaknya. Ia juga berpendapat bahwa acara ini sukses membuatnya terharu.
“Saya sering marah-marah dengan mama, saya mau jadi anak yang baik dan berbakti untuk mama,” ungkap Ardelia, putri dari Margaretta.
Suti, salah seorang ibu dari siswa kembar berpendapat bahwa acara ini sangat mengharukan, karena tidak terbayangkan bahwa seorang anak kelas 1 dapat menyajikan teh dengan cara berlutut. Ia juga mengatakan bahwa semenjak anaknya masuk ke Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, perkembangan dari anaknya sangat terlihat, di saat meminta bantuan, sang anak selalu mengucapkan kata tolong terlebih dahulu dan menjadi anak yang lebih patuh dan tabah dibandingkan sebelumnya.
Asep Yahya, kepala sekolah saat memberikan sambutan dan wejangan kepada siswa-siswi.
Vivi, seorang ibu dari siswa mengungkapkan bahwa ia sangat mendukung apabila kegiatan di hari Bakti ini dapat diselenggarakan tiap tahun, karena ia merasakan perubahan yang drastis dari perkembangan anaknya.
“Saya sangat terharu dan senang melihat perubahan sikap ananda Leo dalam beberapa minggu ini, karena sekarang dia menjadi anak yang lebih sabar dan anteng. Biasanya apa yang dia minta harus dituruti saat itu juga, namun sekarang Leo dapat lebih sabar menunggu ibunya yang sedang sibuk. Leo juga dulunya egois, namun sekarang dia lebih mau berbagi dengan apa yang dia punya, saya harap kedepannya akan terus ada kegiatan seperti ini” ucap Vivi.
Angeline Wunata, selaku guru penyelenggara perayaan Hari Bakti ini menyatakan tujuan dari kegiatan ini yang utama adalah untuk mengajarkan para siswa untuk selalu berbakti kepada orangtuanya, kakek dan nenek. Serta dapat menyatakan perasaan terima kasih mereka dengan memberikan hasil karya yang telah mereka buat dengan tulus.
“Karena terkadang dengan mengucapkan kata terima kasih saja sangat sulit,” ungkapnya.
Dengan adanya kegiatan ini, ternyata mendapatkan banyak respon positif dari para orangtua, dan mereka berharap dapat sering diadakan kegiatan seperti ini. Semoga hubungan anak dan orangtua dapat lebih dekat lagi.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Waisak Tzu Chi 2018: Kerja Sama Dalam Kemanusiaan
14 Mei 2018Sebanyak 106 umat
Gereja St. Fransiskus Xaverius, Tanjung Priuk, mengikuti perayaan Tiga Hari
Besar Tzu Chi: Hari Raya Waisak, Hari Ibu
Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia pada Minggu, 13 Mei 2018.
Mama Yang Kusayangi, Selamat Hari Ibu
17 Mei 2024Para Bodhisatwa Cilik membawa baskom berisi air hangat untuk membasuh tangan dan kaki ibu. Yang kemudian dilanjutkan dengan menyuapi ibu semangkuk kembang tahu sambil mengutarakan isi hati ke ibu dengan hati yang tulus.