Untuk Kali yang Lebih Bersih

Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Hadi Pranoto
 
 

fotoRelawan Tzu Chi dan Lurah Kapuk Muara mengadakan sosialisasi kepada perwakilan warga (RT/RW) tentang program pembersihan (pengerukan) lumpur di Kali Angke pada Jumat, 4 Maret 2011. Sebelumnya sosialisasi juga telah dilakukan di Kelurahan Pejagalan.

Kali Angke kembali menjadi perhatian Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Setelah pada tahun 2002 – 2003 Tzu Chi membangun Perumahan Cinta Kasih bagi warga yang dipindahkan dari bantaran Kali Angke oleh Pemda DKI Jakarta, kini Tzu Chi mencoba melakukan pengerukan lumpur yang sudah melampaui ambang batas di kali tersebut. Lokasi yang akan dikeruk ini mulai dari J embatan DHI di Teluk Gong sampai ke J embatan Tol Prof. DR. Sedyatmo.

Jalur yang akan dibersihkan ini sepanjang 2,4 km yang berada di wilayah Pejagalan dan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Pengerukan kali ini sendiri akan dimulai pada Senin pagi, 7 Maret 2011 dan diperkirakan akan memakan waktu sekitar dua setengah bulan.

Sosialisasi ke Warga
Agar pelaksanaan pengerukan Kali Angke dapat berjalan dengan lancar dan tanpa hambatan yang berarti, pihak Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan sosialisasi kepada warga di Kelurahan Pejagalan dan Kapuk Muara pada tanggal 4 Maret 2011. Sosialisasi pertama dilakukan di Kelurahan Pejagalan pada pukul 16.00 – 17.30 WIB dan kemudian di Kelurahan Kapuk Muara pada pukul 20.00 – 22.00 WIB.

Sebanyak 11 relawan Tzu Chi memberikan penjelasan kepada warga maksud dan tujuan dilakukannya pengerukan kali Angke ini. “ Harapan kami agar masyarakat bisa hidup sehat. T entunya kalau lingkungannya bersih, tidak banjir segi pendidikan dan kesehatan tentu akan lebih baik lagi,” kata Winarso, relawan Tzu Chi. Dalam kesempatan itu juga disampaikan harapan dari Tzu Chi agar masyarakat dapat turut berpartisipasi aktif membantu kegiatan tersebut dan juga pengertian dari warga jika nantinya dalam pelaksanaan akan ada gangguan suara-suara alat berat yang digunakan. ”Perlu dukungan dari masyarakat, RT dan RW. Mohon juga disosialisasikan ke masyarakat, pagi sampai sore akan ada gangguan bunyi genset. Alat eskavator dan mesinnya pakai genset. Selama dua setengah bulan akan sedikit terganggu , tapi itu untuk kepentingan kesehatan yang lebih panjang,” kata Winarso lagi .

foto  foto

Keterangan :

  • Lurah Pejagalan, Joni, S.Ap tengah memberikan pengarahan kepada warga di lingkungannya untuk turut membantu dan menyukseskan program pembersihan Kali Angke yang diprakarsai oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. (kiri)
  • Salah satu pengurus RW di Kelurahan Pejagalan menyampaikan harapannya agar proses pembersihan (pengerukan) Kali Angke ini dapat dilaksanakan secara tuntas dan menyeluruh. (kanan)

“Kami mohon maaf jika nanti akan timbul suara dari mesin genset yang akan digunakan untuk menggerakkan alat-alat berat kami, namun kami akan usahakan seminimal mungkin untuk tidak mengganggu aktivitas bapak dan ibu sekalian,” kata Restu, pimpinan perusahaan yang akan melakukan pengerjaan ini. Wilayah Pejagalan sendiri terdiri dari 18 RW dan 226 RT, sementara yang dilalui oleh Kali Angke ini ada 11 RT yang berada di 4 RW kelurahan tersebut. Di hadapan lurah dan warga yang hadir tersebut juga dijelaskan tentang teknik kerja yang akan dilakukan. “Pengerukan akan dilakukan dengan eskavator yang telah dimodifikasi sehingga dapat mengeruk lebih dalam yang berdiri di atas ponton, kemudian lumpur itu akan didorong sampai ke jembatan tol Prof. DR. Sedyatmo untuk kemudian dikumpulkan di satu tempat untuk diangkut ke tempat pembuangan akhir,” terang Restu.

Agar pengerukan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap seat pelt (beton penahan kali) maka pengerukan akan dilakukan di lokasi 5 meter dari sisi kiri dan kanan kali. “Sesuai dengan instruksi dari Dinas Pekerjaan Umum, hal ini untuk mencegah turunnya seat pelt yang dapat merusak struktur pondasi kali,” tambah Restu.

foto  foto

Keterangan :

  • Pengerukan lumpur dimulai dari Jembatan di Duta Harapan Indah (DHI) Teluk Gong, Jakarta Utara sampai Jembatan Tol Prof. DR. Sedyatmo. Panjang aliran sungai yang dikeruk ini sekitar 2,4 km dan diperkirakan memerlukan dua setengah bulan waktu penyelesaiannya. (kiri)
  • Proses pengendapan lumpur (sedimentasi) di Kali Angke ini memang terbilang cukup parah, sehingga menghambat aliran air. Tak heran jika saat musim hujan wilayah di sekitar kali ini kerap kebanjiran. (kanan)

Dukungan Pemerintah dan Warga
Ujang, salah satu warga yang juga merupakan Ketua RW 012 Kelurahan Pejagalan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Tzu Chi yang telah memberi perhatian besar terhadap kebersihan kali di wilayahnya. “Kami berharap setelah dilakukan pengerukan , wilayah kami tidak lagi kebanjiran,” harapnya. Penghargaan yang sama juga diungkapkan oleh Lurah Pejagalan Djoni, “Terima kasih sekali atas adanya pengerukan kali ini, karena wilayah Pejagalan termasuk daerah yang rawan banjir, karena diapit oleh 2 s u ngai besar: Kali Angke dan Kali Banjir Kanal Barat.”

Lurah Kapuk Muara, Ronny Jastiko di hadapan warganya juga menyampaikan rasa terima kasihnya atas inisiatif Tzu Chi dalam membuat Kali Angke menjadi lebih bersih. “Kita berterima kasih sekali Tzu Chi bisa melakukan pembersihan kali ini dengan proses dan waktu yang cepat, sementara kalau kita mengandalkan dana dari pemerintah itu memerlukan proses yang cukup panjang,” ujarnya. Sebagai bentuk dukungan terhadap kegiatan pembersihan kali, kedua lurah tersebut berjanji sesudah pekerjaan pengerukan selesai dilaksanakan, mereka akan melakukan sosialisasi kepada warga mereka masing-masing untuk menjaga kebersihan kali di wilayah mereka. “Kalau sampah yang datang itu kan bisa datang dari mana saja, wilayah ini adalah muara dari sungai-sungai di Jakarta, namun kita berharap minimal warga kita tidak lagi ada yang membuang sampahnya ke kali,” kata Ronny di tempat terpisah.

Kebersihan memang tanggung jawab kita bersama, karena kita tinggal di bumi dan menghirup udara yang sama. Jika setiap orang memiliki kepedulian terhadap lingkungannya maka kehidupan kita pun akan menjadi lebih baik, sehat, dan terhindar dari berbagai bencana.

  
 

Artikel Terkait

Kamp Komite dan Cakom 2019: Menjadi Lebih Terbuka

Kamp Komite dan Cakom 2019: Menjadi Lebih Terbuka

20 Maret 2019

Sebanyak 174 relawan dilantik menjadi relawan Calon Komite usai mengikuti berbagai sesi dalam Kamp Pelatihan Relawan Komite dan Calon Komite, Minggu 17 Maret 2019. Satu per satu maju ke atas panggung untuk disematkan nametag dari Ketua Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei dan Wakil Ketua Tzu Chi Indonesia Sugianto Kusuma.

Menjalin Jodoh Baik Melalui Donor Darah

Menjalin Jodoh Baik Melalui Donor Darah

30 Agustus 2018

Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kembali mengadakan kegiatan rutin donor darah yang bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Karimun yang bertujuan untuk membantu PMI dalam menambah persediaan darah.

Jalan Bodhisatwa Dunia Tzu Chi

Jalan Bodhisatwa Dunia Tzu Chi

02 Juni 2023
Untuk lebih mengenal Tzu Chi, Tzu Chi Batam mengadakan Pelatihan Relawan Abu-Putih ke-3 pada 28 Mei 2023. Pelatihan diikuti 159 relawan dari Batam, Tg. Pinang, Tg. Balai Karimun dan Selatpanjang.
Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -