Untukmu, Bumiku!

Jurnalis : Ricca Affressia dan Nadya Iva (Tzu Chi Perwakilan Sinarmas), Fotografer : Yusuf Surahman & Nadya Iva (Tzu Chi Perwakilan Sinarmas)
 
 

fotoPada tanggal 18 Februari 2012, sejumlah relawan Tzu Chi perwakilan Sinarmas melakukan aksi penanaman pohon di pesisir pantai Desa Pasir Mendit.

“Segala sesuatu di jagad raya yang maha luas ini merupakan pelajaran bagi kita.Segala sesuatu adalah bagian dari Dharma dan pengembangan batin.”
Kata Perenungan Master Cheng Yen

Indonesia berada pada daerah ring of fire(cincin api-red), yang merupakan daerah rawan gempa bumi yang berpotensi terjadi letusan gunung berapi dan bencana tsunami. Mengingat kondisi ini relawan di STIPER Yogyakarta bersama Tzu Chi perwakilan Sinarmas kembali membina hubungan baik dengan beberapa desa pesisir. Salah satu desa binaan adalah desa Pasir Mendit di Kulonprogo, sebuah daerah Kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang mana daerah tersebut mulai memperlihatkan hasil dari penanaman pohon mangrove di tahun 2011 lalu. Pohon-pohon tersebut  dengan lebatnya tumbuh di sepanjang pesisir pantai. Apabila ada hati yang baik, maka ada berkah; apabila ada komitmen maka ada kekuatan. Seperti itulah gambaran dari semangat para relawan ini.   

Bersama Tzu Chi Perwakilan Sinarmas pada tanggal 19 Februari 2012 lalu, kegiatan penanaman pohon kembali dilakukan dengan didampingi pihak BABINSA (Bintara Pembina Desa) dan diikuti oleh Kelompok Pelestari Mangrove Wana Tirta yang beranggotakan petani dan penduduk setempat. Sebanyak 200 bibit Cemara udang (Casuarina sp) ditanam di sepanjang pesisir pantai Desa Pasir Mendit.

Cemara udang (Casuarinas sp) merupakan tumbuhan pesisir pantai yang bisa menahan laju tsunami, pembuatan lapisan cemara udang di sepanjang pantai dapat digunakan sebagai benteng untuk melindungi penduduk, sekaligus tempat berkembangnya satwa yang sangat peka dengan tanda-tanda terjadinya tsunami. Satwa ini nantinya dapat memberi isyarat kepada manusia saat gelombang raksasa datang. Tumbuhan cemara udang juga mampu menahan tiupan angin kencang, hempasan gelombang laut, dan terpaan pasir yang bergulung di sepanjang pantai selatan, sehingga sangat baik digunakan sebagai “windbarier” di kawasan pantai yang rentan terhadap bahaya angin kencang atau badai selatan dan tsunami.

Keberlanjutan kegiatan pelestarian lingkungan menanam pohon ini didukung oleh para penduduk setempat yang tergabung dalam Kelompok Pelestari Mangrove Wana Tirta. Mereka dengan sukacita selalu menyambut dengan tangan terbuka, pihak-pihak yang memiliki niat baik melestarikan lingkungan. Dengan tangan sendiri, para petani tersebut secara bergiliran menjaga bibit-bibit pohon yang ditanam supaya tidak terhempas angin ataupun terbawa air pasang.

foto   foto

Keterangan :

  • Relawan dari relawan di STIPER Yogyakarta memotong semak-semak untuk ditanami pohon Cemara udang (kiri).
  • Cemara udang merupakan tumbuhan pesisir pantai yang bisa menahan laju tsunami, pembuatan lapisan cemara udang di sepanjang pantai dapat digunakan sebagai benteng untuk melindungi penduduk (kanan).

 “Selain fungsi lingkungannya, cemara udang juga berfungsi ekonomi karena struktur pohon dan daunnya akan menahan angin yang mengandung garam dari laut, agar garam tersebut tidak merusak ladang dan pertanian mereka yang terletak di perbatasan pantai,” ucap Bapak Warso dari Wana Tirta 

“Sejatinya, semua kegiatan yang dilakukan oleh para relawan mahasiswa ini bukan saja demi lingkungan di daerah Kulonprogo namun lebih pada individu masing-masing untuk membangun keselarasan dengan alam. Para relawan belajar cara untuk  terus melestarikan dan menghormati alam serta menghargai kehidupan,” ujar Shixiong Rawana, relawan dari STIPER Jogjakarta. 

Rasa syukur dan gembira meliputi seluruh relawan yang hadir pada kegiatan ini. “Kami  berharap kegiatan seperti ini akan terus dilaksanakan untuk meningkatkan kepekaan kita terhadap lingkungan,” ujar Shijie Anita Nurul Ramadhani.

Penanaman 200 bibit pohon cemara udang merupakan sebuah langkah dari seribu langkah dalam menjaga bumi dan menghargai kehidupan. Satu orang saja tidak mampu memakan seluruh beras di dunia, dan satu orang saja tidak mampu menyelesaikan seluruh pekerjaan di dunia. Demikian pula, satu orang sendirian saja tidak dapat mewujudkan seluruh kebajikan di dunia.

  
 

Artikel Terkait

Bersumbangsih Membantu Sesama

Bersumbangsih Membantu Sesama

02 Mei 2016

Relawan Tzu Chi Sinar Mas mengadakan kegiatan donor darah yang diikuti oleh 97 orang pada 21 April 2016. Kegiatan penuh cinta kasih ini membuktikan bahwa bersumbangsih bisa dilakukan dengan berbagai cara dan tidak harus dalam bentuk materi.

Mendalami Makna di balik Sebuah Poster

Mendalami Makna di balik Sebuah Poster

02 Mei 2013 Exibition Hall adalah ruangan dimana 4 misi dan 8 jejak yang telah dilakukan oleh relawan Tzu Chi Indonesia dan di dokumentasikan oleh relawan Zhen San Mei (3 in 1) yang kemudian dibuat menjadi poster.
Selamat Ulang Tahun, DAAI TV Indonesia!

Selamat Ulang Tahun, DAAI TV Indonesia!

26 Agustus 2021

HUT ke-14 DAAI TV Indonesia dirayakan secara internal pada 25 Agustus 2021. Perayaan itu adalah wujud syukur seluruh tim atas kerja keras dan konsistensi akan penyiaran yang tetap menjaga pedoman kebenaran, kebajikan, dan keindahan di tengah keterbatasan dalam situasi pandemic.

Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -