Para guru dan murid sekolah Yayasan Perguruan Husni Thamrin, juga para relawan Tzu Chi bersama-sama meresmikan titik Green Point. Dengan adanya keranjang green point, diharapkan murid-murid semakin cinta dengan lingkungan.
Kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah daur ulang masih rendah sehingga semua jenis sampah berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA). Sebagai wujud keprihatinan pada lingkungan, relawan Tzu Chi terus memberikan edukasi kepada masyarakat luas tentang manfaat barang yang bisa didaur ulang.
Pada Sabtu 4 Maret 2023, relawan Tzu Chi komunitas Hu Ai Titi Kuning meresmikan titik Green Point ke-48 di Yayasan Perguruan Husni Thamrin Medan. Sebanyak 110 murid sekolah dan 6 guru mengikuti peresmian ini.
“Peresmian Green Point ini diharapkan dapat mengurangi sampah, menjaga kelestarian bumi. Dan dengan semangat pelestarian lingkungan diterapkan dalam keseharian membuat setiap orang dapat selalu menyanyangi bumi,” kata Aini Lidjaya, Wakil Ketua He Qi Jati.
Aini Lidjaja berterima kasih kepada pihak sekolah yang telah mendukung upaya pelestarian lingkungan.
Budi Naulibasa, Kepala SMP Yayasan Perguruan Husni Thamrin mengapresiasi peresmian titik green point di sekolahnya.
Kepala SMP, Budi Naulibasa mengapresiasi peresmian Green Point di sekolahnya.
“Ini bukan hanya sebatas green point saja, tetapi bisa untuk edukasi anak-anak untuk sosialisasi dan realisasi sehingga mereka benar benar punya budaya yang sangat bagus untuk pemanfaatan titik green point dan pelestarian lingkungan,” tutur Budi Naulibasa.
Pada peresmian titik Green Point ini, para relawan juga membawakan isyarat tangan dengan lagu Wariskan Dunia yang Bersih, juga lagu Satu Keluarga, yang diikuti guru dan murid sekolah.
Sosialisasi cinta lingkungan selalu dipenuhi dengan keakraban dan tawa canda.
Pada kesempatan ini Sylvia Irnawaty Tan turut mensosialisasikan pentingnya pelestarian dan peduli lingkungan. Ia menjelaskan konsep 5R (Rethink, Reduce, Repair, Reuse, Recycle). Sebelum membeli sesuatu kita mesti berpikir kembali apakah barang yang akan dibeli adalah kebutuhan atau keinginan.
Kita juga mesti berusaha memperpanjang pemakaian usia barang. Bahan bahan non organik yang tidak terurai dengan baik dapat merusak lingkungan dan komunitas hewan. Mengurangi pemakaian bahan-bahan seperti plastik, styrofoam, kertas, botol kaca dapat mengurangi bencana alam seperti banjir, pemanasan global dan lain lain.
“Semuanya bermula dari diri sendiri. Kita tidak bisa memerintah orang lain namun kita harus sendiri yang memulai pelesatarian lingkungan terlebih dahulu. Tunjukkanlah dan ceritakanlah manfaat pelestarian lingkungan ke teman-teman, tetangga dan lingkungan sekitar kita sampai menginspirasi mereka,” kata Sylvia Irnawaty Tan.
Setelah mengikuti sosialisasi, Pipi jadi paham bagaimana cara melestarikan lingkungan.
Pipi, murid kelas XII IPS SMA Husni Thamrin mendapat manfaat setelah mendengar sosialisasi dari relawan. “Sosialisasi ini sangat bermanfaat sekali karena juga sebagai sarana kita untuk belajar bagaimana cara melestarikan lingkungan, memakai ulang apa yang masih dapat digunakan tanpa harus dibuang,” kata Pipi.
Editor: Khusnul Khotimah