Vegetarian Club: Bervegetaris Jadi Lebih Seru!
Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul khotimahKomunitas Vegetarian Club di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi dibuat untuk membantu siswa dan guru belajar bervegetaris. Vegetarian Club ini juga sekaligus mempromosikan Bulan Tujuh Penuh Berkah. Tampak Laoshi Chai (duduk) tengah menjaga stan usai jam pulang sekolah.
Di selasar Gedung SMP Cinta Kasih Tzu Chi siang itu tampak beberapa siswa tengah menjaga sebuah stan. Ada Vito, Kessie, Winifred, dan Fitriana, serta Then Siong Sie yang biasa disapa Laoshi Chai, koordinator mereka.
“Setiap hari jumlah peserta yang mendaftar di Vegetarian Club ini bertambah. Terakhir ada 121. Kami mulai buka stan itu tanggal 21 Agustus 2017, dan akan tutup sampai 30 September 2017,” kata Laoshi Chai, Senin, 4 September 2017.
Vegetarian Club adalah komunitas vegetarian di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Komunitas ini ada sejak tahun lalu, namun hanya di SMP. Tahun ini pesertanya terbuka dari tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK.
Banyak kegiatan yang digelar dalam komunitas ini. Dalam waktu dekat, 8 September 2017 akan ada Vege Coffee Time yang bertempat di kantin sekolah. Mereka akan berkumpul dan membawa masakan vegetaris sebanyak lima porsi. Para peserta dapat saling mencicipi masakan, sehingga juga menjadi inspirasi menu makanan yang bisa dimakan.
Selanjutnya pada 23 September 2017 akan ada lomba memasak masakan vegetaris. Satu tim berisi tiga orang, yang terdiri dari orang tua dan anak. Selain agar makin jago mengolah masakan vegetaris, anak dan orang tua makin kompak.
Mengapa perlu dibuat komunitas vegetarian? Laoshi Chai menjelaskan, berdasarkan pengalamannya yang sudah bervegetaris selama 20 tahun terakhir, yakni sejak tahun 1997 ia mengerti kesulitan yang dialami seseorang yang baru memulai. Para siswa juga menemui kendala, terutama di rumah. Misalnya saja orang tua yang kurang mendukung anaknya.
“Ada juga yang kondisinya dia dimarahi orang
tuanya, ‘kok mama sudah siapkan daging, kamu tidak makan?’ Nah itulah kenapa
saya berpikir perlu komunitas ini untuk saling menguatkan. Mereka akan merasa oh ternyata tidak sendirian loh, banyak loh teman-teman yang juga sedang berusaha,” jelas Laoshi Chai. Dengan
pengalamannya, guru bahasa Mandarin ini selalu berusaha membuat siswanya makin
mantap bervegetaris.
Dari kanan ke kiri: Vito, Winifred, Fitriana dan Kessie usai berdiskusi tentang dekorasi stan. Stan Vegetarian Club dibuka saat jam istirahat kedua yakni pukul 12:00 hingga 12:30 WIB dan saat jam pulang sekolah.
Audrey Christabel baru belajar bervegetaris, karena itu ia ikut mendaftar di Vegetarian Club. Karena baru memulai, siswi SMP ini menemui banyak godaan, terutama karena ia sangat suka makan daging ayam. Namun ia terus berusaha menguranginya.
“Saya sekarang banyak makan sayur, senang deh, kan bagus. Mama mendukung dengan banyak memasak sayur. Kebetulan saya juga tidak begitu suka makan ikan. Ikan tertentu saja. Saya lebih pengen ayam,” kata Audrey. Ikut Vegetarian Club, Audrey pun mendapatkan banyak wawasan, misalnya tentang cara bervegetaris, manfaat, dan tujuannya.
Sedangkan Vito Bakri dari kelas 9C sudah bergabung dalam komunitas ini sejak tahun lalu. Hingga sekarang, tekad Vito untuk bervegetaris tetap bulat.
“Awalnya saya masih pikir-pikir dulu, jadi saya belajar dulu untuk di awal. Semakin di pertengahan kok lama-lama saya rasakan manfaatnya. Saya tidak mudah capek. Setiap hari kan saya juga ada les, saya pulang pukul 14.00 WIB, dan itu dalam kegiatan saya masih semangat. Beda sekali dengan sebelumnya,” kata Vito.
Di rumah, Vito sering meminta ibunya mengolah masakan vegetaris. Lama-lama, ini menjadi kebiasaan di keluarganya. Bahkan dalam acara kumpul keluarga dipastikan ada menu makanan vegetaris.
Selain siswa, ada juga beberapa guru yang bergabung. Guru memang ada pembiasaan makan makanan vegetaris, namun itu hanya terbatas di sekolah. Salah satu guru yang ikut komunitas ini adalah Asep Yaya Suhaya, SE., MM, yang juga Kepala Sekolah SMP Cinta Kasih Tzu Chi.
“Saya bergabung di Vegetarian Club ini untuk mempertahankan motivasi bervegetaris. Buat saya pribadi ini sangat membantu mengingatkan bahwa saya bervegetaris. Sebelum ada Vegetarian Club, saya sudah berniat bervegetaris. Godaan paling berat bagi saya adalah ketika menghadiri undangan atau acara. Sementara di rumah, tak ada masalah mengingat istri lebih sering memasak sayuran,” ujar Asep.
Asep begitu mendukung keberadaan Vegetarian Club. Sebagai kepala sekolah, ia juga mengintegrasikan kegiatan ini
dengan program sekolah.
Editor: Yuliati
Artikel Terkait
Relawan dan Warga Tanjung Balai Karimun Gelar Gerakan 111
16 Januari 2017Memperkenalkan Bulan Tujuh Penuh Berkah
15 Agustus 2016Nasi Kotak Vegetarian yang Penuh Cinta Kasih di Dalamnya
27 Agustus 2021Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat membagikan 225 kotak nasi paket vegetarian kepada warga kurang mampu terdampak pandemi Covid-19 melalui Program Tzu Chi peduli, Tzu Chi berbagi – Gerakan Membantu Pedagang Kecil.