Visi Misi Tzu Chi Sangat Berkesan

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya
 

fotoKetua Yayasan Pendidikan Bung Hatta Prof. Dr. Ir. Fachri Ahmad, M.Sc sedang mengamati peta Tzu Chi yang sudah ada di 47 negara dan juga negara-negara yang telah menerima cinta kasih Tzu Chi.

Jalinan Cinta Kasih Tzu Chi dengan warga Padang, Sumatera Barat semakin erat. Setelah sebelumnya Tzu Chi membantu para korban gempa di Padang dan kemudian membangun sekolah di Kota Padang, Rabu, 13 Januari 2010, rombongan pengurus Yayasan Pendidikan Bung Hatta dan Rektor universitas Bung Hatta Padang, Sumatera Barat datang berkunjung ke kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di Jakarta, gedung ITC Mangga Dua, Jakarta. Selain pengurus yayasan dan rektor, turut serta para alumni kampus ini yang tinggal dan menetap di Jakarta.

Kesamaan Misi Mencerdaskan Bangsa    
Awal mula mereka mengenal Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia berkat Fauzi Bahar Walikota Padang yang sudah lebih dulu menjalin tali persaudaraan dengan para relawan Tzu Chi akibat gempa Padang pada tanggal 30 September 2009 lalu. Dalam kesempatan itu, Ketua Yayasan Bung Hatta Prof. Dr. Ir. Fachri Ahmad, M.Sc menjelaskan bahwa ada kesamaan walaupun tidak persis dalam mengemban tugas mencerdaskan bangsa.

Acara dipandu oleh Hong Tjin Shixiong yang mendampingi Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Sugianto Kusuma dengan memberikan sekilas perjalanan kegiatan Tzu Chi di Indonesia. Dalam salah satu sharingnya, Hong Tjin menjelaskan tentang bantuan Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi di Cengkareng, Jakarta Barat. Bantuan ini diperuntukkan bagi warga yang tinggal di bantaran Kali Angke yang terkena normalisasi dari Pemda DKI Jakarta.

“Universitas Indonesia mengadakan penelitian di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi. Mereka ingin melihat before dan after warga yang tinggal di perumahan. Mereka (peneliti -red) mendapatkan temuan yang utama, yang nomor satu dari para warga sendiri adalah mereka confirm tidak ada upaya untuk mengubah agama, dan warga sangat menghargai Tzu Chi karena tidak ada pemaksaan agama. Warga masih masih tetap menjalankan agamanya sendiri, mereka punya tempat ibadah sendiri, dan masih tetap menjalankan ibadahnya masing-masing. Tidak ada misi agama dari Tzu Chi, itu temuan dari Universitas Indonesia,” ungkap Hong Tjin. Lebih lanjut Hong Tjin menjelaskan makna dari kalimat Tzu Chi, “Kalau bicara tentang Tzu Chi sendiri secara singkat sangatlah simple hanya dua kata Tzu Chi. Tzu itu artinya dengan welas asih, kasih sayang, cinta kasih, semua agama di dunia pasti mengajarkan ini, saling menyayangi, saling mengasihi dengan sesama. (Sedangkan) Chi sendiri adalah mencabut penderitaan atau mencabut akar penderitaan, inilah arti dari Tzu Chi,” ungkap Hong Tjin.

foto  foto

Ket : - Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Sugianto Kusuma, sedang menunjuk salah satu negara             Haiti yang juga pernah dibantu oleh Yayasan Buddha Tzu Chi. (kiri)
        - Hong Tjin, CEO DAAI TV, saat menyambut rombongan dari Yayasan Pendidikan Bung Hatta sambil             menjelaskan sekilas tentang kegiatan Tzu Chi. (kanan)

Hong Tjin juga menjelaskan bahwa Tzu Chi sudah ada di 47 negara. Di Indonesia sendiri ada bantuan darurat, bantuan gedung sekolah di Medan, Jambi, Bengkulu, Yogyakarta dan padang. Di Yogyakarta, Tzu Chi juga sudah membangun sekolah terpadu SD, SMP dan SMAN 1 Jetis Bantul yang luasnya mencapai 45,731 m2.

Setelah menyaksikan tayangan film kilas balik 2005 yang secara keseluruhan menjelaskan tentang kegiatan Tzu Chi di Indonesia, Ketua Yayasan Pendidikan Bung Hatta, Prof. Dr. Ir. Fachri Ahmad, M.Sc memberikan sambutannya, yang pertama-tama diutarakan oleh Ketua Yayasan Pendidikan Bung Hatta adalah, “Saya sangat terkesan dengan visi dan misi Yayasan Buddha Tzu Chi yang penuh dengan kebaikan dalam menyucikan hati manusia di dunia. Dalam sambutannya, Prof. Dr. Ir. Fachri Ahmad mengatakan maksud dan tujuan Yayasan Pendidikan Bung Hatta adalah dalam rangka mengenalkan visi dan misi kampus mereka.

Dalam kesempatan itu, Ketua Yayasan Pendidikan Bung Hatta meminta saran, pemikiran dan bantuan kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia sebagai yayasan yang sudah sangat berpengalaman dan sudah diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pihak yayasan juga mempresentasikan struktur dan infrastruktur yang hancur akibat gempa pada 30 September 2009 yang lalu dan juga rancangan serta struktur bangunan di lahan yang baru.

foto  foto

Ket : - Prof. Dr. Ir. Fachri Ahmad, M.Sc (kiri) didampingi pengurus Yayasan Pendidikan Bung Hatta dan jajaran             Rektor Universitas Bung Hatta sedang menjelaskan visi dan misi Yayasan Pendidikan Bung Hatta. (kiri).
         - Dalam pertemuan itu, pihak Universitas Bung Hatta maupun Tzu Chi saling memperkenalkan visi dan misi            yayasan mereka untuk mengenal lebih dalam satu sama lain. (kanan)

Memberdayakan Para Alumni
Sementara itu, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Sugianto Kusuma, memberikan saran-saran dan pemikiran-pemikiran kepada rombongan dari Yayasan Pendidikan Bung Hatta. Salah satu saran yang diutarakan adalah memanfaatkan alumni-alumni yang telah lulus dari Universitas Bung Hatta dengan mengadakan reuni akbar di waktu yang tepat. “Saya rasa Universitas Bung Hatta yang sudah melahirkan sarjana-sarjana sebanyak 35 ribu, dan kini mereka saya yakin juga sudah banyak yang sukses di tengah masyarakat, coba ajak mereka untuk bergotong royong membangun kampusnya ini, saya rasa mereka mau,” kata Sugianto Kusuma, “dan yang paling penting adalah infrastruktur di lahan yang baru itu lebih baik diperbaiki lebih dulu, karena nanti Bapak akan kesulitan memasukkan material-material untuk memindahkan dari kampus yang lama,” tambahnya.

Universitas Bung Hatta ini didirikan pada 20 April 1981 yang dipelopori oleh Drs. H. Hasan Basri Durin, yang mantan Gubernur Sumatera Barat dan mantan menteri. Universitas ini sudah meluluskan 35 ribu sarjana, dengan tenaga pengajar: 206 orang berpendidikan S2, dan 13 dosen S1. Saat ini kampus Universitas Bung Hatta tersebar di empat tempat, yaitu kampus 1 di Ulak Karang, kampus II di Aie Pacah, kampus III di jalan Gadjah Mada dan kampus IV di Jalan Khatib Sulaiman, Padang. Saat gempa terjadi, kampus ini mengalami kerusakan yang cukup parah sehingga pihak yayasan berencana merelokasi kampus mereka.

 

 
 

Artikel Terkait

Soft Launching Tzu Chi School

Soft Launching Tzu Chi School

30 September 2010
Pendidikan yang diberikan oleh Tzu Chi adalah pendidikan untuk menjadi manusia seutuhnya, tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan, Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi juga mengajarkan tentang nilai-nilai kemanusiaan.
Selamat Jalan Ajun Shixiong

Selamat Jalan Ajun Shixiong

23 Agustus 2010
Hari Senin 2 Agustus 2010, sekitar jam 11 siang terdengar kabar dukacita dari kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Medan. Kabar yang sungguh membuat orang terkejut.
Menjadikan Donor Darah Sebagai Gaya Hidup

Menjadikan Donor Darah Sebagai Gaya Hidup

17 September 2019

Relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Timur kembali bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) menyelenggarakan kegiatan donor darah yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 7 September 2019. Kegiatan ini merupakan kegiatan triwulan yang diadakan di Mall Kelapa Gading 1. Sebanyak 24 relawan Tzu Chi terlibat dalam kegiatan ini. Dari 78 calon pendonor hanya 50 orang yang memenuhi kriteria setelah melalui pemeriksaan awal seperti tekanan darah dan kadar darah hemoglobin (HB).

Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -