Voice of DAAI 2019, Kompetisi Bernyanyi yang Next Level

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Henry Tando

Kemarin, dalam panggung Grand Final Voice of DAAI 2019 yang digelar di Auditorium Konferensi Internasional lantai 3 Aula Jing Si Tzu Chi Center.

Pada mulanya hanya mitos belaka
Kemudiannya menjadi nyata
Indonesia mengejawantah di dunia
Adi Nugraha Sang Maha Pencipta

Nun dari Sabang hingga ke Merauke
Membentang luas nusa nan permai
Indonesia negeri yang sangat kucinta
Dengarlah bisikan patriot bangsa

Indonesia jiwaku
Bersemayam di hayatku
Indonesia semangatku
Kau kubela s’panjang hidupku

Lagu Indonesia Jiwaku dinyanyikan Billy Wino Talahatu dengan sangat apik. Suaranya merdu, warna suaranya khas, dan mampu menyampaikan isi pesan lagu dengan baik. Lagu ciptaan Guruh Soekarnoputra ini mengantarkan Billy, finalis dari kota Jakarta menjadi juara Voice of DAAI 2019 yang digelar di Auditorium Konferensi Internasional, Aula Jing Si Tzu Chi Center, PIK, kemarin, 13 Oktober 2019.

“Luar biasa senang banget, karena selain bisa menampilkan sesuai yang saya inginkan juga, saya bisa mendapatkan terbaik pertama,” kata Billy, Ambon Manise yang memang seorang penyanyi di gereja dan beberapa kafe.

Lima orang grand finalis telah terpilih dan memberikan penampilan terbaiknya untuk merebutkan juara ketiga, kedua, dan pertama. Finalis berasal dari tiga kota audisi, yakni Jakarta, Surabaya, dan Medan.


Voice of DAAI ada dengan tujuan untuk memperkenalkan DAAI TV kepada generasi muda, salah satunya lewat musik yang merupakan bahasa universal. Melalui Voice of DAAI juga, DAAI TV mengajak generasi muda ini untuk menyebarkan kebaikan atau hal-hal positif pada masyarakat.


Billy Wino Talahatu menyabet juara pertama Voice of DAAI 2019.

Final Voice of DAAI 2019 berlangsung sangat meriah. Kelima grand finalis menampilkan penampilan jempolan. Dari Jakarta ada Billy Wino Talahatu, dari Surabaya ada Rizaldy Rizgynanda dan Audrea Liunome, lalu dari Medan ada Glen Agnes Sijabat serta Debora Patria. Meski ini adalah sebuah kompetisi, penampilan yang kompak dari mereka membuat acara ini lebih terasa seperti sebuah show.

“Saya melihat dan merasa ini bukan kompetisi, tapi lebih ke show. Saya lebih menikmati hari ini dari pada minggu lalu. Terima kasih untuk show-nya yang bagus,” kata Addie MS, yang kembali menjadi dewan juri pada Voice of DAAI 2019. Dua juri lainnya adalah Pongki Barata dan Andrea Miranda.


Voice of DAAI 2019 ini merupakan tahun kedua. Prosesnya dimulai pada bulan Januari, tapi mulai intens sejak bulan April. Audisi digelar di tiga kota; Jakarta, Surabaya, dan Medan.


Audrea Liunome, finalis dari kota Surabaya menampilkan suara yang sangat merdu dan memukau.

Adapun juara 2 disabet oleh Audrea Liunome dari Surabaya, dan juara ketiga diraih oleh Debora Patria. Andrea Miranda memberikan motivasi pada kelima grand finalis ini.

“Menang atau tidak menang, harus terus eksplor lagi suaranya, eksplor lagi siapa sih kalian sebenarnya, what kind of artist do you want to be, karena itu penting banget, jadi harus terus semangat,” ujarnya.

Pesan senada disampaikan Pongky Barata.

“Kalau dari segi teknis, kelimanya adalah penyanyi yang hebat, penyanyi bagus, berteknis bagus, tinggal gali terus kreativitasnya sampai ketemu ciri khas kalian masing-masing,” ujar Pongky.  

Pada final ini Dewan juri juga menggali personality para finalis, mengingat pemenang dari Voice of DAAI 2019 ini otomatis akan menjadi Voice of DAAI yang sebenarnya ke masyarakat luas. Ketiga pemenang ini akan menjadi brand ambassador DAAI TV Indonesia untuk menyebarkan kebaikan.


Juara ketiga disabet oleh Debora Patria dari kota Medan.


Selain lomba nyanyi, ada juga lomba cipta lagu yang pesan-pesannya tentang perdamaian, cinta kasih, lingkungan hidup, dan hal-hal yang positif lainnya. Jika lomba bernyanyi diikuti oleh 800 orang, lomba cipta lagu diikuti oleh 355 orang.

Menggelorakan Nasionalisme Melalui Musik

Tak berlebihan jika mengatakan Voice of DAAI 2019 merupakan kompetisi bernyanyi yang kalau anak muda sekarang bilang next level. Ya! Selain lagu bertema cinta kasih, para finalisnya juga membawakan lagu daerah dan lagu nasionalisme.

“Tahun ini selain lagu-lagu cinta kasih, juga mengangkat lagu daerah, lagu nasionalisme. Karena kita mau mengajak generasi muda untuk mencintai budaya Indonesia yang juga menggelorakan kembali tentang nasionalisme di tengah situasi saat ini yang banyak orang agak berkurang (nasionalismenya),” kata Paulus Florianus S, Program Manajer  DAAI TV Indonesia.


Paulus Florianus, Program Manajer DAAI TV Indonesia menjelaskan, DAAI TV melalui musik memang ingin mengajak generasi muda untuk mencintai budaya Indonesia dan menggelorakan kembali tentang cinta tanah air atau nasionalisme. 


Pongky Barata juga tampil membawakan lagunya.


Para penonton yang memadati Auditorium Konferensi Internasional, Aula Jing Si Tzu Chi Center, PIK, 13 Oktober 2019.

“Sekali lagi saya apresiasi untuk DAAI TV yang membuat Voice of DAAI yang hari ini kita lihat hebatnya dan indahnya lagu-lagu daerah Indonesia dan lagu-lagu patriotik nasional Indonesia yang seringkali saya dapati di sana-sini di anak-anak sekolah itu banyak yang tidak tahu. Ternyata DAAI TV membuat acara yang meremajakan lagu-lagu daerah dan lagu-lagu perjuangan kita yang hebat ini. Apresiasi untuk DAAI TV ini,” pungkas Addie MS.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Mengasah Bakat untuk Menjadi Juara

Mengasah Bakat untuk Menjadi Juara

30 April 2018
Dalam perebutan menjadi sang juara, masing-masing finalis pun membawakan dua lagu yang merupakan satu lagu wajib yang ditentukan panitia dan lagu pilihan sendiri. Mereka sama-sama menampilkan yang terbaik pada hari itu.
Voice of DAAI 2019, Kompetisi Bernyanyi yang Next Level

Voice of DAAI 2019, Kompetisi Bernyanyi yang Next Level

14 Oktober 2019

Lagu Indonesia Jiwaku dinyanyikan Billy Wino Talahatu dengan sangat apik. Suaranya merdu, warna suaranya khas, dan mampu menyampaikan isi pesan lagu dengan baik. Lagu ciptaan Guruh Soekarnoputra ini mengantarkan Billy, finalis dari kota Jakarta menjadi juara Voice of DAAI 2019 yang digelar di Auditorium Konferensi Internasional, Aula Jing Si Tzu Chi Center, PIK, Minggu, 13 Oktober 2019.

Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -