Waisak 2019: Kesungguhan Hati
Jurnalis : Eka Suci R. (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Dok. Tzu Chi SurabayaRelawan dan masyarakat Kota Surabaya bersama-sama melakukan prosesi pemandian Rupang Buddha dalam rangkaian kegiatan Tiga Hari Besar di Tzu Chi Surabaya.
Setiap tahunnya di bulan Mei, insan Tzu Chi di seluruh dunia menyambut perayaan tiga hari besar: Hari Waisak, Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi Sedunia. Perayaan tersebut dimaknai dengan berdoa bersama dan wujud terima kasih atas budi luhur Buddha, orang tua, dan semua makhluk. Begitu pula dengan Tzu Chi Surabaya. Perayaan Waisak, Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi Sedunia yang diadakan di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Surabaya ini dihadiri oleh 50 tamu dan juga 34 relawan. Semua peserta mengikuti prosesi jalannya acara dengan khidmat yang diadakan pada Minggu, 12 Mei 2019.
Acara dimulai pada pukul 15.00 WIB dengan
sambutan MC dari Satria dan Fanny, relawan dari Pekanbaru yang tengah melanjutkan
kuliah komunikasi di salah satu Universitas Surabaya. Meskipun baru kali ini
mengemban berkah untuk menjadi MC, namun dengan percaya diri Fanny melakukannya
dengan sepenuh hati. “Pemandian Rupang Buddha bukan untuk
membersihkan hati Buddha, tetapi untuk mengingatkan kita agar
senantiasa
membersihkan hati kita dengan air dharma,” ujar remaja 19 tahun ini.
Perayaan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia Tzu Chi Surabaya diadakan di Depo Pelestarian Lingkungan. Meski sederhana, namun tidak mengurangi tekad peserta untuk berdoa bersama.
Hari Raya Waisak adalah hari untuk mengingat jasa para Buddha yang dengan penuh welas asih membabarkan Dharma untuk membimbing kita terlepas dari kemelekatan, kekotoran batin, dan penderitaan sehingga dapat mencapai kebahagiaan sejati. Tempat pelaksanaan Hari Waisak ini adalah di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi, meski dilaksanakan dengan sederhana dan cuaca di sore hari yang cukup terik, namun tidak mengurangi tekad mereka untuk berdoa bersama.
Mengawali prosesi Waisak, 10
relawan membawa persembahan berupa pelita, air, dan bunga
menuju altar persembahan. Kemudian
relawan melanjutkan dengan prosesi pemandian Rupang
Buddha yang memiliki makna membasuh hati masing-masing dari sifat yang tidak
baik.
Salah satu relawan yang memiliki tekad besar untuk mengikuti Hari Waisak ini adalah Hwa Lan (Kedua dari kanan).
Salah satu relawan yang memiliki tekad besar untuk mengikuti perayaan Waisak ini adalah Hwa Lan. Tubuhnya yang kecil dan rumahnya yang jauh tidak pernah menghalangi niat Hwa Lan untuk mengikuti semua acara. Ia harus menempuh perjalanan yang tidak sebentar, satu setengah jam dengan naik angkutan umum. “Saya mengambil berkah apa saja selama di Tzu Chi, mulai dari baksos (kesehatan), kunjungan kasih, mengantar pasien, semua saya jalankan,” ujar Hwa Lan ketika ditanya tentang perannya di Tzu Chi. Baginya usia bukannya halangan untuk menjalankan misi dan tugasnya sebagai relawan Tzu Chi. Semuanya dilakukan dengan kesungguhan hati.
Setiap manusia memiliki kemampuan dan potensi yang berbeda-beda, tergantung pada tekad dan kemauan setiap orang untuk menggali potensi dirinya. Hal ini bisa dilihat dari sosok Hwa Lan. Dengan adanya teladan baik dapat menjadi pedoman bagi kehidupan kita sehingga menjadi manusia yang bijak dan berbuat baik dimanapun berada. Seperti tertulis dalam salah satu Kata Perenungan Master Chen Yen: “Segala perbuatan harus dimulai dari sebuah tekad, bagaikan menanam sebatang pohon yang berawal dari sebutir benih”.
Editor: Hadi Pranoto
Artikel Terkait
Inisiatif untuk Berpartisipasi
27 April 2015Memperingati Hari Waisak, Hari Ibu internasional dan Hari Tzu Chi Sedunia
11 Mei 2021Peringatan Hari Waisak, Hari Ibu internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia yang diadakan online pada 9 Mei 2021 diikuti oleh 19 relawan Tzu Chi Tj. Balai Karimun.
Waisak 2017: Genderang untuk Semangat Cinta Kasih
14 Mei 2017Kesungguhan hati para penabuh genderang dalam acara Hari Waisak, Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi Sedunia tercermin dari persiapan dan keseriusan 20 orang pemain dalam berlatih.