Waisak 2019: Sederhana Namun Penuh Makna
Jurnalis : Yuliati, Wanda Pratama (He Qi Barat 2), Fotografer : Anand Yahya, Henry Tando, Merry Hasan (He Qi Barat 2), dok. Tzu Chi Indonesia.Relawan Tzu Chi menyusun ratusan bunga hidup untuk memperindah altar Buddha dalam perayaan Tiga Hari Besar: Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia.
Ada yang berbeda pada perayaan Tiga Hari Besar: Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia yang diselenggarakan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia pada Minggu, 12 Mei 2019 di Aula Jing Si, Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara. Altar Buddha yang biasanya dihias dengan menggunakan bermacam variasi bunga hidup dan berwarna, kali ini hanya dihiasi dengan satu jenis bunga dalam pot yang dibalut dengan karung goni.
Pasalnya bunga-bunga yang biasa digunakan untuk dekorasi tidak lagi
menggunakan potongan-potongan bunga yang dihias sedemikian rupa. Meski
sederhana, kehadiran satu jenis bunga ini sangat indah dan memiliki makna yang
mendalam. Sesuai dengan tema Waisak yang diusung tahun 2019 ini “Pelestarian
Lingkungan dan Vegetarian.”
Inge Lienarty, PIC dekorasi dari relawan Tzu Chi komunitas He Qi Timur mempersiapkan susunan tanaman bunga untuk dekorasi altar Buddha.
“Kalau pelestarian lingkungan itu berarti tidak boleh membuang-buang. Kalau pakai bunga hidup kan nggak kebuang,” ujar Inge Lienarty, PIC dekorasi dari relawan Tzu Chi komunitas He Qi Timur (9/5/2019). “Bunga potong setelah dipotong nggak bisa diapa-apain. Bunga (hidup) ini didanakan oleh relawan,” sambung Rosaline yang juga PIC dekorasi altar dari relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat.
Dalam kegiatan ini, sebanyak 120 pot bunga yang berjajar di altar Buddha
itu telah disusun dengan indah oleh relawan Tzu Chi. Sesudahnya bunga-bunga
tersebut bisa diambil pemiliknya dan dibawa pulang. “Nantinya bisa dibawa
pulang, bisa ditanam,” tambah Inge.
Satu per satu relawan membungkus 120 pot berisi tanaman bunga untuk altar Buddha dengan potongan karung goni.
Mendapatkan kesempatan menghias altar Buddha merupakan kebahagiaan
tersendiri bagi Inge dan Rosaline. “Kalau dekor itu apalagi untuk altar Buddha ada
satu faktor persembahan kepada Buddha. Saya pas dikasih kesempatan dekor altar
rasanya senang sekali karena ini ada satu bentuk respect kepada Buddha. Kita ingin mempersembahkan yang tercantik
dan terindah,” ungkap Rosaline.
Relawan Tzu Chi dari berbagai komunitas relawan di Jakarta dan sekitarnya ikut berkontribusi dalam mempersiapkan konsumsi untuk peserta perayaan Tiga Hari Besar Tzu Chi.
Tidak hanya dalam dekorasi altar saja yang menerapkan prinsip pelestarian lingkungan, namun keduanya juga sudah menjalankan pola hidup vegetarian dalam kehidupan sehari-hari. “Saya vegetaris sudah 7 tahun. Di rumah juga mengurangi penggunaan plastik, kalau belanja bawa kantong sendiri sudah tidak pakai plastik lagi,” ucap Inge. “Selain pilah-pilah barang daur ulang seperti botol, plastik, dan lain-lain saya juga membuat eco enzym,” sambungnya.
“Jalan Sunyi” Bodhisatwa Dalam Perayaan Waisak
Ungkapan “pekerjaan paling sibuk yang luput dari perhatian banyak orang”
agaknya paling pas disematkan kepada para relawan konsumsi dan pelayanan dalam kegiatan perayaan Tiga Hari Besar
Tzu Chi. Sejak Senin (6/5/2019), relawan tim
konsumsi sudah menyiapkan bahan makanan yang akan disajikan untuk para peserta
Waisak, yakni I Fu Mi. Selama tiga
hari mereka menggoreng mi untuk ribuan porsi. Adapula relawan yang membuat
kuah, memotong sayur dan merebusnya, membuat kuah, topping, maupun lauknya. Semua telah dibagi-bagi per komunitas. “Semua
berkontribusi, ya supaya semua relawan mendapatkan ladang berkah,” ujar Linda
Suparto, PIC Utama Tim Konsumsi.
Haryatmi, salah satu relawan Tzu Chi Jakarta yang ikut mempersiapkan konsumsi untuk ribuan peserta.
Misalnya relawan He
Qi Barat 2 yang mendapatkan berkah memotong sayur. Sejak pukul 5 pagi
relawan bagian konsumsi ini sudah berada di dapur Tzu Chi yang berlokasi di
basement Aula Jing Si, Tzu Chi Center, PIK Jakarta Utara. “Suatu
kebahagiaan bisa melakukan kebajikan bersama relawan lainnya,” ungkap Lina Burhan, salah satu relawan
dari He Qi
Barat 2 yang bertugas memotong
sayur-mayur. Kendati
tidak masuk dalam tim inti konsumsi dalam perayaan Waisak kali ini, namum Lina
cukup aktif membantu memasak di bagian konsumsi dalam perayaan Waisak pada tahun-tahun sebelumnya dan berbagai agenda
kegiatan di Tzu Chi Center.
Konsumsi untuk para peserta perayaan Tiga Hari Besar Tzu Chi ini terbuat dari bahan-bahan vegetarian.
Adapula relawan Haryatmi yang akrab disapa Shijie Ami yang bertugas menjadi relawan pelayanan. Kendati di komunitasnya lebih banyak aktif dalam kegiatan misi amal dan menjadi relawan Zhen Shan Mei, dalam persiapan perayaan Waisak ini Shijie Ami sudah aktif terlibat sedari awal rapat tim pelayanan untuk perencanaan pelayanan konsumsi serta ikut dalam kegiatan mencuci peralatan makan bagi lebih dari 2000 peserta Waisak.
Dengan turut membantu kelancaran acara Waisak di bagian relawan pelayanan ini, Shijie Ami meyakini bahwa dirinya mendukung dan ikut berada di barisan yang sama dengan para tamu perayaan Waisak yang terdiri dari para pemuka agama, pelajar, mahasiswa, masyarakat umum, dan para undangan.
Editor: Arimami Suryo A
Artikel Terkait
Perayaan Hari Waisak dan Hari Bakti Kelas Budi Pekerti
05 Juni 2018Waisak 2019: Menyucikan Ladang Batin
13 Mei 2019Dipimpin para anggota Sangha dan pemuka agama, para peserta Waisak Tzu Chi secara bergantian menuju altar Buddha dengan hati yang hening dan jernih bersyukur atas Budi Luhur Buddha, Orang Tua, dan Semua Makhluk. Kegiatan diadakan di Aula Jing Si Lt. 4, PIK, Jakarta Utara pada Minggu, 12 Mei 2019.
Waisak 2019: Sederhana Namun Penuh Makna
14 Mei 2019Ada yang berbeda pada perayaan Tiga Hari Besar Tzu Chi yang diselenggarakan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia pada Minggu, 12 Mei 2019. Altar Buddha yang biasanya dihias dengan menggunakan bermacam variasi bunga hidup dan berwarna, kali ini hanya dihiasi dengan satu jenis bunga dalam pot yang dibalut dengan karung goni.