Waisak 2019: Tiga Perayaan Penting Bagi Insan Tzu Chi di Dunia
Jurnalis : Meity Susanti (Tzu Chi Palembang), Fotografer : Jimmy, fraderik, Meity (Tzu Chi Palembang)Relawan mempersembahkan Pelita, Air, dan Bunga ke altar Buddha dalam acara perayaan Hari Waisak pada Minggu, 12 Mei 2019.
Kini Yayasan Buddha Tzu Chi telah menginjak usia yang ke-53 tahun, tiap tahunnya dibulan Mei pada Minggu ke-2 seluruh insan Tzu Chi mengadakan Tiga Hari Penuh Makna yakni Hari Waisak, Ibu Internasional, dan Tzu Chi Sedunia, dimana seluruh insan Tzu Chi bersatu dalam doa sejuta insan dengan harapan kita dapat berlatih membangkitkan jiwa kebijaksanaan dalam diri sehingga dalam kehidupan nyata kita memperaktikkan ajaran welas asih agar menjadi manusia yang dapat menghimpun berkah dan menolong sesama sehingga dunia bebas bencana.
Tak lupa juga sebagai
wujud bakti dan syukur atas jasa-jasa orang tua yang telah membimbing dan
menjadi panutan bagi kita serta Master Chen Yen selalu menghimbau kita untuk
menerapkan hidup bervegetarian demi menjaga keselarasan alam yang kini penuh
dengan bencana.
Acara Waisak yang diadakan di ruang Akasia Hotel Royal Asia, Tzu Chi Palembang dihadiri pula Bhiksu Padipa Kusala.
Persembahan Air, Pelita, dan Bunga
Dengan kemurnian hati
relawan mempersembahkan pelita menerangi
hidup umat manusia yang seharusnya menjadi pedoman dan kompas dalam menjalani
kehidupan yang penuh rintangan, tantangan, dan hambatan. Mempersembahkan air wangi melambangkan kesucian,
kesetiaan dan kejujuran yang berguna membersihkan kekotoran batin (Lobha, Dosa, Moha) sehingga menjadi
manusia yang sadar. Serta mempersembahkanbBunga
melambangkan keindahan yang tidak kekal seperti halnya kecantikan, kedudukan,
kekayaan, dan jabatan semua akan mengalami perubahan pada saatnya tiba sehingga
kita diharapkan untuk memanfaatkan kehidupan ini dengan penuh perhatian.
Bagi Marta Shijie dengan adanya saling dukungan dan kerja sama, pekerjaan yang berat dapat terasa lebih ringan.
Marta Shijie sebagai koordinator kegiatan mengatakan, “Di Tzu Chi saya belajar untuk ambil tanggung jawab, jadi pas ditawari menjadi koordinator Waisak saya langsung berpikir ini kesempatan baik untuk saya belajar karena selama saya bergabung di Tzu Chi saya belum pernah menjadi koordinator waisak jadi ini merupakan tantangan bagi saya. Waisak ini mengingatkan saya pada jasa luhur Buddha, orang tua, dan Master Cheng Yen.”
Prosesi pemandian rupang Buddha dimulai. Para peserta dengan penuh kesadaran dan khikmat mengikuti acara ini.
Dalam perayaan Waisak
kali ini Marta mengajak sang mama. “Karena hari ini juga memperingati Hari Ibu
Internasional jadi coba ajak mama dan beliau ada waktu untuk hadir,” tegasnya.
Dari kegiatan ini ia juga bergandengan tangan dengan relawan Tzu Chi lainnya. “Suatu
kegiatan kita tidak bisa kerja sendiri pasti kita butuh sumbangsih dari relawan
dari sini lah kita belajar kebersamaan dan kekompkan sangat penting dalam
mensukseskan berbagai acara sehingga berjalan dengan baik. Relawan pun dengan
hati yang ikhlas dan bersemangat bantu dalam mempersiapkan hari besar ini,”
ungkap Marta.
Para peserta bersama-sama melantunkan doa dengan harapan semoga dunia bebas bencana.
Berlahan dan penuh kesadaran, para peserta mengikuti Pradaksina dengan penuh kehikmatan sehingga setiap orang memiliki Buddha di dalam hati dan memiliki Dharma dalam perbuatan sehingga terciptalah keharmonisan dalam menciptkan ladang kebajikan.
Salah satu peserta yang
hadir, Darwin memiliki kesan tersendiri mengikuti perayaan Waisak. “Setelah
saya ikut dalam prosesi pemandian rupang Buddha hati saya merasa tenang dan
bahagia,” ungkap Darwin. “Saya juga suka lihat Master Cheng Yen di DAAI TV,
beliau mengajarkan “hidup ini tidak lah kekal, oleh karena itu kita harus
banyak berbuat kebajikan,” sambungnya.
Darwin yang hadir hari itu merasa prosesi pemandian rupang Buddha membuat hatinya tenang dan bahagia.
Setelah prosesi berjalan dengan khikmat, para peserta melakukan pelimpahan jasa dengan pandangan segala jasa kebajikan yang telah diperoleh pada acara ini dilimpahkan kepada semua makhluk dan dunia terhindar dari bencana yang tak berkesudahan. Semoga cahaya welas asih dan kebijaksanaan Buddha senatiasa menyinari alam semesta.
Editor: Yuliati
Artikel Terkait
Waisak Tzu Chi 2018: Memberikan Persembahan Pada Buddha (Bag. 1)
15 Mei 2018Menebar Sukacita Waisak di Kampus UNPRI
03 Juni 2024Memperingati Hari Waisak, muda-mudi Tzu Ching UNPRI (Universitas Prima Indonesia) menyelenggarakan doa bersama di Kampus Universitas Prima Indonesia (UNPRI) pada Minggu, 19 Mei 2024.