Waisak 2022: Perayaan Waisak dan Hari Ibu yang Istimewa

Jurnalis : Metta Wulandari, Yuliawati Yohanda (He Qi Tangerang), Fotografer : Metta Wulandari, Halim Ong (He Qi Barat 1)

Relawan Tzu Chi memberikan penghormatan kepada Buddha dalam prosesi pemandian rupang Buddha di kegiatan Waisak yang dilaksanakan oleh relawan Tzu Chi komunitas He Qi Tangerang.

Setiap tahunnya Tzu Chi merayakan tiga hari besar pada pekan kedua bulan Mei, yakni Hari Raya Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia. Ketiga perayaan ini bertujuan untuk memaknai dan berterima kasih akan budi luhur dari Buddha, budi baik dari orang tua, dan budi baik semua makhluk. Minggu, 8 Mei 2022, 235 orang yang merupakan relawan Tzu Chi juga masyarakat umum turut mengikuti perayaan waisak yang diadakan oleh relawan komunitas He Qi Tangerang di Ehipassiko School, BSD, Tangerang, Banten.

“Hari ini rasanya sangat bersukacita karena melihat relawan yang mungkin sudah lama tidak merasakan atmosfer Waisak yang sudah dua tahun tidak dilakukan, kembali merasakannya,” kata Johnny Chandrina, Ketua Tzu Chi Tangerang. “Kemudian terasa sekali rasa satu hati dan harmonis dalam mempersiapkan seluruh kegiatan ini, serta gotong royong sangat erat sekali,” lanjutnya.

Johnny Chandrina (tengah), Ketua Tzu Chi Tangerang sangat bersukacita karena melihat relawan yang sudah lama tidak merasakan atmosfer Waisak yang sudah dua tahun tidak dilakukan, kembali dapat merasakannya.

Sebanyak 235 orang yang merupakan relawan Tzu Chi juga masyarakat umum turut mengikuti perayaan Waisak yang diadakan oleh relawan Tzu Chi Tangerang di Ehipassiko School, BSD, Tangerang, Banten.

Lebih lanjut Johnny menuturkan bahwa ia juga sangat salut dengan relawan yang semangatnya selalu sangat besar dan mau dengan hati tulus melakukan berbagai kegiatan Tzu Chi demi sesama. “Kita tahu baru beberapa pekan lalu kita sibuk dengan pembagian paket lebaran, semua lelah tapi semangat. Dan hari ini semua relawan masih mau dan tetap mendukung pelaksanaan Waisak ini. Itu pun terlihat jelas sekali kebahagiaan yang tercipta di antara kami semua. Saya sangat gan en (bersyukur) kepada seluruh relawan,” ungkap Johnny.

Bhikku Sangha memimpin doa di perayaan Waisak yang dilaksanakan oleh relawan Tzu Chi Tangerang.

Perasaan Istimewa dari Para Ibu
Pada kesempatan ini, perayaan Waisak tersebut juga dilengkapi dengan perayaan Hari Ibu Internasional yang ditunjukkan dengan prosesi basuh kaki oleh 19 pasang ibu dan anak yang sebelumnya telah mendaftar.

“Hari ini saya sangat terharu dan bahagia. Saya tidak menyangka momen Waisak ini menjadi luar biasa karena anak saya ikut basuh kaki juga,” ungkap Deli, ibu dari Fernando yang menjadi peserta perayaan hari ibu yang baru pertama kali merasakan momen ini.

“Dari kecil yang namanya anak pasti kita yang ngerawat semuanya. Nah hari ini saya merasakan disuapin, dipijat, dibasuh kaki. Saya kaget juga kok bisa spesial begini perasaan saya sampai tidak tahan untuk tidak menangis terharu,” kata Deli.

Deli terharu melihat anak pertamanya, Fernando membasuh kakinya. Ini adalah momen pertama kali baginya ikut dalam perayaan Hari Ibu dengan membasuh kaki.


Deli bersyukur sekali bisa berbagi cinta dengan anak pertamanya itu, pasalnya semakin bertumbuh dewasa, semakin jarang pertemuan keduanya bisa dilakukan. Hal itu juga ditambah dengan kesibukan Fernando yang kini tengah menjalani kuliah kedokteran di salah satu universitas di Solo, Jawa Tengah. “Memang kalau sudah sibuk kuliah bisa setahun nggak ketemu. Ini beruntung sejak Imlek kemarin, dia sudah pulang dan belum balik Solo lagi. Jadi bisa sama-sama,” cerita Deli.

Walaupun kadang berat melepas kepergian anaknya, Deli selalu mendoakan yang terbaik bagi kesuksesan Fernando. “Semoga dia sukses, semoga cita-citanya tercapai. Terus sehat dan tetap sayang kepada orang tua,” harap Deli, “terima kasih Tzu Chi telah memberikan tempat bagi kami untuk semakin menyadari tentang rasa saling menyayangi satu sama lain dalam keluarga.”

Rita Malia Widjaja, relawan Tzu Chi Tangerang bersama Nadia, anaknya sama-sama merasakan haru dalam Perayaan Hari Ibu.

Perasaan haru juga terlukis di wajah Rita Malia Widjaja, relawan Tzu Chi Tangerang yang berulang kali menghapus air matanya. Dalam momen itu, Rita tidak hanya terharu karena sang anak, Nadia begitu telaten melayaninya, namun ia juga sedih mengingat dirinya belum bisa melakukan hal yang sama kepada mamanya.

“Bercermin kepada Nadia, saya juga sangat ingin melakukan hal yang sama kepada mama saya, namun belum juga bisa saya lakukan,” kata Rita. “Jadi dengan anak saya melakukan hal itu kepada saya, saya merasa semakin mambayangkan andai saya bisa melakukan kepada mama, pasti hati saya akan semakin lega dan bahagia,” akunya. Namun begitu, Rita bersyukur mempunyai anak yang berbakti dan menyayanginya.

Nadia adalah anak kedua dari Rita yang sangat dekat dengannya, makanya ia sangat bahagia dan bangga karena dia bisa ikut kegiatan dan belajar berbakti. Rita pun semakin bersukacita karena sejauh ini Nadia sudah ikut bergabung dengan Tzu Chi melalui Tzu Ching dan sekarang sudah menjadi relawan abu putih. “Dia anaknya mau belajar dan sejak pulang dari Tzu Ching Camp di Taiwan langsung ikut bervegetaris. Saya sangat bangga sekali. Semoga kelak Nadia semakin baik lagi hingga bisa menjadi ibu yang baik pula bagi anak-anaknya,” harap Rita.

Momen Paling Dinanti

Yuliawati Yohanda (kiri) bersama kakak tertuanya memberikan penghormatan kepada Mama mereka. Momen ini adalah momen yang paling ia tunggu.

Sedikit berbeda dengan peserta lainnya, Yuliawati Yohanda mengungkapkan bahwa sudah lama menunggu momen basuh kaki ini. Baginya momen ini adalah momen yang tepat untuk menunjukkan satu dari sekian tindakan untuk menunjukkan rasa sayangnya kepada orang tua. “Sebenarnya saya kurang ekspresif, cenderung introvert juga sehingga sangat jarang menunjukkan perasaan terdalam di hadapan banyak orang,” akunya. “Keluarga yang lain pun begitu, seperti kakak tertua saya pun sama. Tapi di momen ini, saya minta persetujuan kakak untuk ikut dalam kegiatan basuh kaki. Dia setuju,” lanjutnya.

Perayaan Waisak ini dilakukan di lapangan olahraga Ehipassiko School, BSD, Tangerang, Banten dengan sirkulasi udara yang bagus.

Pada momen ini, Yuli juga bercerita bahwa basuh kaki adalah satu keinginan dari sang mama, dan di usia beliau yang ke-86, anak-anaknya mampu mewujudkannya. “Yang jelas kami merasa senang dan lega karena sudah mewujudkan satu lagi keinginan Mama. Kami pun berjanji akan terus berbakti serta menjaga nama baik orang tua, juga sebisa mungkin menjadi anak yang mampu memenuhi harapan orang tua walau belum sempurna atau ideal,” ungkap Yuli.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Waisak 2022: Menyucikan Batin dan Membuka Kebijaksanaan

Waisak 2022: Menyucikan Batin dan Membuka Kebijaksanaan

09 Mei 2022

Minggu, 8 Mei 2022, insan Tzu Chi Indonesia mengikuti perayaan Waisak secara online dengan Tzu Chi Taiwan. Selain mengikuti melalui Youtube dan Zoom, sebagian relawan berkumpul di Aula Jing Si Jakarta, dan 8 Kantor Tzu Chi di kota lainnya.

Waisak 2022: Perayaan Waisak dan Hari Ibu yang Istimewa

Waisak 2022: Perayaan Waisak dan Hari Ibu yang Istimewa

09 Mei 2022

Minggu, 8 Mei 2022, 235 orang yang merupakan relawan Tzu Chi juga masyarakat umum turut mengikuti perayaan waisak yang diadakan oleh relawan komunitas He Qi Tangerang di Ehipassiko School, BSD – Tangerang.

Waisak 2022: Membasuh Diri Dalam Budi Luhur Buddha, Orang Tua, dan Semua Makhluk

Waisak 2022: Membasuh Diri Dalam Budi Luhur Buddha, Orang Tua, dan Semua Makhluk

12 Mei 2022

Insan Tzu Chi Medan memperingati Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia ke-56 secara daring dengan perayaan Waisak live langsung dari Griya Jing Si di Hualien dan Taipei, Taiwan.

Dengan kasih sayang kita menghibur batin manusia yang terluka, dengan kasih sayang pula kita memulihkan luka yang dialami bumi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -