Para relawan, Tzu Ching dan Tim Medis Tzu Chi Medan membawakan pementasan berjudul Kehidupan Sang Buddha Menggerakkan Roda Dharma.
Setiap tahun di Minggu kedua pada bulan Mei, insan Tzu Chi memperingati tiga hari besar (Hari Waisak, Hari Ibu International, dan Hari Tzu Chi Sedunia), termasuk Tzu Chi Medan. Peringatan Waisak Tzu Chi di Medan dilakukan pada pada tanggal 12 Mei 2024 di Gedung Tiara Convention Center, Medan, dan diikuti oleh 891 orang peserta (relawan dan masyarakat umum).
Sebelum acara Waisak dimulai, para hadirin menyaksikan video kilas balik jejak perjalanan kegiatan Tzu Chi Medan di tahun 2023. Harapannya dapat semakin banyak menginspirasi orang yang mau untuk bersama-sama berbuat kebajikan.
Acara dilanjutkan dengan pementasan berjudul Kehidupan Sang Buddha, Menggerakkan Roda Dharma yang dibawakan oleh para relawan, Tzu Ching (muda-mudi Tzu Chi), dan tim medis TIMA serta Tzu Shao (murid kelas budi pekerti).
Kemudian para hadirin bersama-sama melantunkan Gatha Pendupaan, Gatha Pujian Bagi Buddha, dan Persembahan Pelita, Air Wangi dan Bunga
Gatha pendupaan, terpujilah para Buddha dan Bodhisatwa dari sepuluh penjuru untuk datang berkumpul dan bersama-sama memulai prosesi pemandian Rupang Buddha yang khidmat ini.
Gatha Pujian Bagi Buddha, memohon pada Buddha agar menyebarkan cahaya terang untuk menerangi seluruh alam semesta, menjauhkan segala bencana di dunia ini. Sang Buddha Yang Maha Sadar di Alam semesta, datang kedunia ini dengan kekuatan ikrar dan welas asih membabarkan dharma dan membimbing semua mahkluk.
Para relawan pembawa persembahan pelita, air wangi dan bunga, berbaris menghadap altar untuk memberi penghormatan kepada Buddha.
Persembahan pelita, air wangi, dan bunga sebagai wujud balas budi kepada Buddha,Orang Tua dan Semua Makhluk. Kita berdoa semoga pelita hati menerangi jiwa raga kita sehingga seluruh penjuru alam dipenuhi berkah.
Pelita menerangi sepuluh penjuru dunia,air wangi membersihan kegelapan batin,harumnya bunga menyebarkan semerbak keluhuran Buddha dan keharumam Dharma. Dengan Dilanjutkan dengan prosesi pemandian Rupang Buddha.
Setelah prosesi pemandian Rupang Buddha, dilanjutkan sesi Hari Ibu International. Mery Sudilan, relawan Tzu Chi menyapa para hadirin dan mengucapkan, “Selamat Hari Ibu.” Kasih sayang dan pengorbanan orang tua sepanjang masa. Murid-murid kelas budi pekerti (Tzu Shao) mengajak mama tercinta untuk mengikuti apresiasi hari Ibu. Mereka memberikan setangkai bunga carnation, memijit bahu, dan memeluk sang ibu dengan kasih sayang. Merina adalah ibu dari remaja Tzu Shao Edlin Wijaya,merasa terharu dengan kegiatan ini.
Merina merasa terharu sewaktu menerima bunga, dipijat dan dipeluk oleh Edlin Wijaya, putranya dalam momen Hari Ibu.
“Hari ini kita bukan hanya mengikuti prosesi pemandian Rupang Buddha. Tetapi juga ada Perayaan Hari Ibu. Saya sangat terharu ketika menerima setangkai bunga dari Edlin Wijaya,mereka juga mengucapkan ungkapan kasih, yang ga pernah di ucapkannya sehari hari.Semoga acara ini terus dilakukan setiap tahun,membina dan menumbuhkan perasaan anak untuk berbakti pada orang tuanya sejak dini, ungkap Merina”
Mengikuti Waisak dengan khidmat
Perayaan Waisak juga dihadiri oleh siswa-siswi SMP 8 Perguruan Buddhis Bodhicitta. Clarin Fiorenza Siswi kelas SMP-8 Perguruan Buddhis Bodhicitta, mendapat hikmah setelah mengikuti prosesi pemandian Rupang Buddha.
Fiorenza, siswi kelas 8, Sekolah Perguruan Buddhis Bodhicitta merasa bersyukur akan budi luhur Buddha, orang tua dan semua makluk.
“Setelah mengikuti perayaan Waisak Tzu Chi, saya mendapatkan pengalaman dan pelajaran yang baru yaitu bersyukur karena saya dapat mengikuti acara ini, dan mengerti ketulusan dan kasih sayang ibu melalui perayaan Hari Ibu, serta paham cara melakukan ritual pemandian Rupang Buddha, dikarenakan walau saya sudah pernah mengikuti perayaan waisak, baru pertama kali saya melakukannya pemandian Rupang Buddha. Ketika melakukan prosesi, hati rasanya damai, khidmat, dan bersyukur akan budi luhur orang tua dan guru,” kata Fiorenza.
Semoga gema Waisak menyinari seluruh penjuru dunia. Semoga masyarakat hidup harmonis, dan semua makhluk hidup berbahagia.
Sebagai kordinator kegiatan, Tan Kim Hong sangat terharu dan mengapresiasi kegiatan waisak yang telah berjalan dengan baik berkat dukungan semua relawan, para donatur dan masyarakat umum yang telah mengikuti dengan khidmat hingga prosesi pemandian Rupang Buddha selesai. Dengan ritual ini semoga bisa menghapus noda batin, kegelapan batin kita. “Harapannya momen waisak ini bisa membina keharmonisan antar umat beragama, serta semua makhluk berbahagia,” tegas Tan Kim Hong.
Editor: Hadi Pranoto