Menyambut Waisak 2024, Tzu Chi Indonesia melakukan beberapa persiapan dan kegiatan, salah satunya Kebaktian Bhaisyajaguru pada 2 Mei 2024.
Serangkaian acara dilakukan dalam rangka menyambut Hari Waisak 2024. Dimulai dari Kebaktian Bhaisyajaguru pada 2 Mei 2024, hingga ritual namaskara (Chao Shan) pada Minggu, 5 Mei 2024, serta persiapan formasi Waisak yang kali ini membentuk karakter mandarin yaitu 弘法利生 (Hong Fa Li Sheng), yang berarti Menyebarkan Dharma dan memberi Manfaat Kepada Semua Makhluk.
Kebaktian Bhaisyajaguru (2 Mei 2024) dilakukan pada peringatan HUT Tzu Chi ke-58 (internasional) dan HUT Master Cheng Yen (Pendiri Tzu Chi) yang bertepatan pada penanggalan lunar bulan 3 tanggal 24. Para relawan dengan khusyuk mengikuti kebaktian ini di Fu Hui Ting lt.2 Aula Jing Si PIK, Jakarta Utara secara LIVE dengan Tzu Chi pusat di Taiwan.
“Kebaktian ini merayakan berdirinya Tzu Chi yang ke 58 tahun, dalam kesempatan ini juga setiap tahun Master Cheng Yen mendoakan buat semua makhluk semoga berbahagia, termasuk semua relawan, donatur, dan gan en (bersyukur dan berterima kasih) kepada semua donatur. Selain itu kita (sebagai insan Tzu Chi) juga mendoakan Master Cheng Yen sehat selalu supaya bisa senantiasa membimbing umat, dan kita berdoa juga untuk semua makhluk semoga sehat dan bahagia, masyarakat damai sentosa,” terang Livia Tjin, salah satu koordinator kebaktian ini.
Tiga hari setelah kebaktian, relawan Tzu Chi melakukan ritual namaskara atau yang sering disebut Chao Shan, yang mana dalam ritual ini para peserta melakukan “tiga langkah satu namaskara” secara berulang-ulang sambil melafalkan nama Buddha.
Menyebarkan Dharma dan Membawa Manfaat bagi Semua Makhluk
Waisak merupakan hari suci agama Buddha yang memperingati tiga peristiwa penting, yaitu lahirnya Pangeran Siddharta, hari beliau mencapai penerangan agung menjadi Buddha, dan hari Buddha parinibbana (wafat). Perayaan Waisak di Tzu Chi setiap tahunnya juga sekaligus memperingati Hari Tzu Chi Sedunia dan Hari Ibu Internasional, dengan tema
Membalas Budi Luhur Buddha, Orang Tua, dan Semua Makhluk. Peringatan Waisak di Tzu Chi dilakukan pada minggu kedua di bulan Mei setiap tahunnya. Tahun ini, perayaan Waisak di Tzu Chi Center PIK, Jakarta Utara pada 12 Mei 2024, membentuk formasi dengan tulisan mandarin yaitu 弘法利生 (
Hong Fa Li Sheng), yang artinya
Menyebarkan Dharma dan Membawa Manfaat bagi Semua Makhluk, yang juga merupakan tema Waisak Tzu Chi di tahun 2024 ini.
Pada Waisak kali ini sebanyak 1.392 orang membentuk formasi dengan karakter mandarin 弘法利生, yang artinya Menyebarkan Dharma dan Membawa Manfaat bagi Semua Makhluk.
Dalam Waisak kali ini Listiyani Liauw (kiri) dan Guntur Ang Jaya (kanan) mendoakan agar semua makhluk berbahagia. Momen Waisak ini juga menjadi sebuah perenungan dan makin mengukuhkan keyakinan mereka terhadap ajaran Buddha.
Mendapatkan ladang berkah yang berbeda-beda merupakan anugerah tersendiri bagi Listiyani Liauw, relawan komunitas He Qi Cikarang. Dia pernah membantu di bagian formasi Waisak, di bagian koordinator lapangan dan di tahun ini mendapatkan kesempatan di bagian persembahan. “Senang sekali dapat kesempatan membawakan persembahan. Saya membawakan bunga yang melambangkan keindahan dan suci. Waisak sangat berarti bagi saya. Karena kita mendoakan setiap mahluk semoga berbahagia, kita mengikuti ajaran sang Buddha. Dan saya juga sangat menyakini ajaran Master Cheng Yen sesuai dengan ajaran Buddha,” ungkap Listiyani.
Peserta Waisak lainnya, Guntur Ang Jaya dari komunitas He Qi Timur menjadikan momen Waisak ini sebagai perenungan. “Waisak kan memperingati tiga peristiwa yaitu kelahiran sang Buddha, Buddha mencapai pencerahan dan wafatnya sang Buddha. Di Tzu Chi kita juga memperingati Hari Ibu Internasional dan hari Tzu Chi. Tapi arti Waisak untuk saya, kita tiap tahun merenungkan dan mengintrospeksi ke dalam diri kita sendiri apakah hidup kita sesuai dengan ajaran Sang Buddha,” ujarnya.
Berikrar Demi Semua Makhluk
Dalam acara Waisak yang berlangsung selama 1,5 jam ini Master Cheng Yen melalui tayangan video mengajak 2.886 hadirin untuk mengenang kembali 2.500 tahun yang lalu semasa Buddha hidup di dunia. “Melihat penderitaan di dunia, Pangeran Siddhartha merenungkan bagaimana cara mengakhirinya. Beliau berjuang untuk menemukan jalan kebenaran. Lebih dari 2.500 tahun lalu, Buddha memulainya dari sebuah tekad. Kini, kita meneladan tekad ini untuk menyebarkan semangat Buddha. Inilah yang disebut
menyebarkan Dharma (弘法). Dengan begitu, setiap orang berkesempatan untuk menciptakan berkah, ini disebut
membawa manfaat bagi semua makhluk (利生),” ucap Master Cheng Yen menjelaskan empat karakter mandarin yang ada pada formasi Waisak kali ini. Formasi dengan empat karakter ini juga digunakan pada Waisak di Aula Jing Si Hualien, Taiwan, pagi ini.
Master Cheng Yen melalui tayangan video mengajak 2.886 hadirin untuk mengenang kembali 2.500 tahun yang lalu semasa Buddha hidup di dunia, juga mengajak hadirin untuk sama-sama berikrar untuk menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk.
Prosesi Waisak berjalan dengan khidmat, barisan persembahan bunga, pelita, dan air yang dibawakan oleh relawan komite tampak rapi dan indah.
Master Cheng Yen berharap setiap orang dapat sehati dengan beliau, dan bertekad mendedikasikan kekuatan bagi mereka yang menderita. “Ingatlah, Buddha Sakyamuni datang ke dunia ini untuk membuka jalan dan membimbing kita. Beliau membabarkan kebenaran bagi kita dan mengatakan bahwa hati setiap orang harus memiliki cinta kasih. Dengan adanya cinta kasih, barulah masyarakat akan damai. Dengan adanya tekad seperti ini, kita dapat membentangkan jalan agung yang penuh berkah dan kebijaksanaan bagi semua makhluk di dunia. Dengan tulus saya mendoakan Anda sekalian,” ucap Master Cheng Yen di akhir ceramah.
Editor: Hadi Pranoto