Relawan Tzu Chi Komunitas He Qi Tangerang mengadakan Perayaan Waisak 2024 pada Sabtu, 25 Mei 2024 yang dilaksanakan di Ekayana Ehipassiko School BSD City, Tangerang.
Hari Raya Waisak merupakan salah satu perayaan besar yang biasanya diperingati oleh semua umat Buddha setiap tahunnya. Hari Raya Waisak atau bisa juga dikenal dengan Hari Tri Suci Waisak, pada umumnya diperingati sebagai tiga peristiwa penting dalam Riwayat Hidup Siddhartha Gautama, yakni Kelahiran Pangeran Siddhartha Gautama, Petapa Siddhartha Gautama Mencapai Penerangan Agung (menjadi Buddha), Parinibbana (Mangkatnya) Buddha Siddhartha Gautama.
Dan setiap tahun Tzu Chi pun ikut merayakan Waisak, tidak hanya untuk merayakan Tri Suci Waisak, ditambah juga dengan peringatan Hari Ibu Internasional, juga hari Tzu Chi Sedunia. Perayaan Waisak di Tzu Chi ini memiliki tiga makna yakni Bersyukur akan budi Sang Buddha sebagai penuntun jalan kebenaran bagi semua makhluk, bersyukur akan budi luhur orang tua dan para luhur yang menjalin jodoh kelahiran kita, dan bersyukur akan budi semua makhluk yang secara langsung maupun tidak telah mendukung kehidupan kita.
Prosesi pemandian rupang Buddha diawali oleh para Bhante dan selanjutnya diikuti oleh relawan Tzu Chi komunitas He Qi Tangerang dan tamu undangan.
Kali ini, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Tangerang mengadakan kegiatan perayaan Waisak dan prosesi basuh kaki ibu ini di Sekolah Ekayana Ehipassiko School BSD City, Tangerang pada Sabtu, 25 Mei 2014. Walau cuaca sempat hujan di siang hari, tapi tetap tidak mematahkan semangat para partisipan yang ikut serta dalam perayaan Waisak tersebut.
Waisak bersama ini diikuti oleh 9 Sangha dan 144 peserta yang terdiri dari relawan Tzu Chi dan masyarakat umum, Serta 85 relawan panitia ikut membantu suksesnya waisak ini. Acara ini juga melibatkan 24 relawan Komite Tzu Chi pria dan 24 relawan Komite Tzu Chi wanita dari 8 komunitas relawan Tzu Chi di Jakarta. Serta ada juga relawan Tzu Chi komunitas
He Qi Timur yang membantu dibagian video.
Bhante Bhadra Tamsaka memberi sharing Dharma yang diambil dalam Mahaparinibbana Sutta kepada para peserta perayaan Waisak di komunitas He Qi Tangerang.
Pada saat acara berlangsung, Bhante Bhadra Tamsaka memberi sharing Dharma yang diambil dalam Mahaparinibbana Sutta, yang berisi penghormatan untuk Buddha serta melaksanakan Vinaya dan Dhamma. Dalam kehidupan sehari-hari, hidup harus penuh dengan cinta dan peduli pada sesama, peduli pada lingkungan, peduli dengan banyak aspek kehidupan, itu merupakan wujud nyata bahwa kita telah mengingat budi jasa dari Buddha. Jadi, makna Waisak itu bukan hanya membaca sejarah riwayat hidup sang Buddha, tetapi yang paling penting adalah aksi nyata melakukan apapun walau kecil tapi bermanfaat untuk banyak orang.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Tangerang juga menggelar prosesi basuh kaki orang tua khususnya ibu, untuk memperingati Hari Ibu Internasional. Sebelum prosesi basuh kaki dilaksanakan, para peserta diajak menyaksikan isyarat tangan dan drama dengan judul lagu "Gui Yang Tu" atau bisa berarti Lukisan Anak Domba Berlutut. Dari isyarat tangan ini, kita dapat belajar bahwa harus senantiasa menghormati orang tua kita, karena beliau telah memberikan seluruh jiwa dan raganya untuk merawat dan membesarkan kita.
Saat prosesi basuh kaki, sebanyak 10 anak memberi penghormatan kepada orang tua dalam wujud membasuh kaki. Semua partisipan yang ikut prosesi terlihat begitu terharu, tak sedikit pula partisipan lainnya yang menyaksikan prosesi juga ikut menitikkan air mata mereka. Beberapa anak dan orang tua saling berpelukan penuh kasih sayang.
Kenji, salah satu relawan Tzu Chi yang mengikuti prosesi bersama adiknya Eugenie merasa tersentuh karena bisa kembali membasuh kaki sang mama. "Sebagai seorang anak, saya sudah lama sekali tidak membasuh kaki mama. Terakhir kali saya membasuh kaki mama itu ketika semasih TK. Namun, dengan adanya acara ini, saya bersama adik mendapatkan kesempatan berkah untuk membasuh kaki mama kami kembali," jelas Kenji.
Kenji dan Eugenie memberi bunga dan mambasuh kaki mama tercinta dalam perayaan hari ibu yang menjadi rangkaian acara dari perayaan Waisak di komunitas He Qi Tangerang.
Elsye, mama dari Kenji dan Eugenie merasa terkejut karena tidak diberitahu oleh kedua anaknya bahwa akan mengikuti prosesi basuh kaki. "Saya merasa cukup terharu. Oleh karena itu saya dan keluarga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Tzu Chi dan seluruh panitia yang bertugas. Saya berharap perayaan Waisak bersamaan dengan prosesi basuh kaki dapat diteruskan hingga ke depannya," harap Elsye.
Lagu Senyuman Terindah menjadi lagu penutup dari rangkaian perayaan Waisak dan prosesi basuh kaki ibu di komunitas He Qi Tangerang. Dengan kegiatan ini, relawan berharapan agar kita semua dapat selalu memberikan dan menciptakan senyuman terindah untuk banyak orang. Ai Fen Shijie selaku PIC kegiatan basuh kaki ibu juga berharap momen ini bisa menjadi salah satu wujud bakti seorang anak kepada orang tua.
“Sebagai seorang anak nggak mungkin ya tidak pernah melakukan kesalahan kepada ibu. Maka dari itu kita harus menunjukan rasa bakti dan meminta maaf saat mereka masih ada. Berbakti, jangan melupakan budi orang tua, menghormati dan menyayanginya seperti mereka menyayangi kita serta mengingat tubuh kita ini adalah pemberian dari mereka,” harap Ai Fen Shijie.
Editor: Arimami Suryo A.