Waisak 2555: Tzu Chi Makassar

Jurnalis : Henny Laurence (Tzu Chi Makassar), Fotografer : Eddy Go (Tzu Chi Makassar)
 
 

fotoDengan penuh khidmat dan konsentrasi, para relawan Tzu Chi Makassar memperingati tiga peristiwa besar, Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Ulang Tahun Tzu Chi ke-45.

Hari Minggu pagi tanggal 15 Mei 2011, bertempat di Kantor Penghubung Tzu Chi Makassar, para relawan dan donatur Tzu Chi yang berjumlah 65 orang merayakan tiga peristiwa penting. Pertama, merayakan Hari Raya Waisak 2555 BE (Buddhis Era/Tahun Buddhis) yang terdiri dari lahirnya Pangeran Sidharta, mencapai penerangan sempurnanya Pertapa Gautama, dan wafatnya Buddha. Kedua, merayakan Hari Ibu Internasional, dan terakhir merayakan Hari Ulang Tahun Tzu Chi ke-45.

Dengan penuh khidmat dan konsentrasi, para relawan Tzu Chi mengadakan upacara pemandian rupang Buddha. Makna dari upacara ini adalah untuk membersihkan jiwa dan menghormati ajaran Buddha di alam semesta ini. Setelah prosesi pemandian rupang Buddha selesai, maka acara dilanjutkan dengan upacara persembahan pelita, air, dan bunga.

Setelah kedua acara tersebut selesai, para peserta melaksanakan doa bersama sambil melakukan pradaksina mengitari altar Buddha. Dalam pradaksina tersebut, para peserta berdoa semoga semua manusia dapat bersikap teguh dalam menjalankan kebajikan kepada sesama.  

foto  foto

Keterangan :

  • Dalam acara ini, para relawan komite Tzu Chi bersama-sama dengan para relawan biru putih, abu-abu putih, dan para donatur Tzu Chi melaksanakan prosesi pemandian rupang Buddha. (kiri)
  • Sambil mengitari altar rupang Buddha, para peserta berdoa semoga semua manusia dapat bersikap teguh dalam menjalankan kebajikan kepada sesama. (kanan)

Selesai pradaksina, para peserta mengadakan upacaca pertobatan kepada Buddha dan orangtua. Saat itu, para peserta mengungkapkan kesalahan-kesalahan yang telah mereka lakukan, baik yang sengaja maupun tidak disengaja. Acara terakhir pada hari itu adalah doa bersama seluruh peserta yang diiringi oleh lagu “Chen Sin Shi San Yen” yang memiliki arti dengan ketulusan hati memanjatkan tiga ikrar. Bersatu dalam doa yang khidmat dan tulus memohon agar hati manusia dapat disucikan, masyarakat aman dan sejahtera, serta dunia terbebas dari bencana.

Usai acara, semua hadirin pun pulang dengan sejuta harapan di hati. Semoga batin manusia makin disucikan dengan cahaya kebijaksanaan dan welas asih, dan semoga Dharma Buddha dapat terus menyinari alam semesta ini.

  
 

Artikel Terkait

Tidak Menyakiti Makhluk Hidup

Tidak Menyakiti Makhluk Hidup

18 Agustus 2014

Untuk mengubah padangan yang keliru tersebut, Yayasan Buddha Tzu Chi terus memberikan pemahaman kepada semua orang untuk memiliki pandangan benar mengenai arti bulan tujuh ini. Salah satunya pada acara Bulan Tujuh Penuh Berkah yang diadakan pada hari Minggu, 17 Agustus 2014. Pada acara ini relawan Tzu Chi mensosialisasikan bahwa persembahan terbaik bukanlah dengan persembahan makanan dari hewan dan membakar uang kertas, namun dengan bervegetarian setulus hati. 

Menggalang Darah, Menggalang Hati

Menggalang Darah, Menggalang Hati

14 Juni 2024

Sebanyak 105 peserta mendonorkan darahnya pada donor darah yang digelar komunitas relawan Tzu Chi Hu Ai Titi Kuning Medan, Minggu 9 Juni 2024.

Membantu Masyarakat di Pulau-pulau Terpencil

Membantu Masyarakat di Pulau-pulau Terpencil

03 Juni 2015 Sebagai negara kepulauan, Indonesia diuntungkan memiliki tiga  jenis wilayah: darat, laut, dan udara. Kondisi geografis seperti itu memiliki potensi sekaligus kelemahan. Potensi terbesarnya adalah sumber daya yang ada di dalamnya, sedangkan kelemahannya adalah masalah perhubungan antar pulau-pulau serta masalah keamanan, kedaulatan, dan kesejahteraan.
Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -