Waisak 2556: Hidup Bebas dari Duka

Jurnalis : Supardi (Tzu Chi Batam), Fotografer : Djaya Iskandar Mega (Tzu Chi Batam)
 
 

fotoBarisan Komite dan Rong Dong memberikan persembahan dalam rangkaian perayaan tiga hari besar. Di altar ini pula nantinya para peserta akan melakukan pemandian rupang Buddha.

Hujan membasahi Plasa Kampus B Universitas International Batam (UIB) tempat akan diadakannya upacara pemandian rupang Buddha. Tercatat sebanyak 447 peserta mengikuti  perayaan Hari Waisak yang ke-2556 untuk memperingati 3 peristiwa penting dalam kehidupan Buddha Siddhartha Gautama.

 

 

 

Waktu telah menunjukan 6.40 pagi saat setiap relawan berdiri dengan tenang hati dan mendoakan agar hujan dapat cepat berhenti saat upacara dimulai jam 8  nanti. Namun, ternyata doa relawan belum juga dapat terkabul karena hujan tidak kunjung berhenti. Hujan ini juga tidak menyurutkan semangat para relawan untuk segera memulai acara perayaan Waisak ini.

Tidak sedikit peserta yang telah mengikuti latihan selama dua minggu terakhir yang akhirnya tidak dapat menghadiri upacara tersebut. Cobaan selalu akan datang diluar kendali manusia. “Yang penting adalah hati kita dan niat kita untuk mengikuti acara ini dan menyukseskan acara waisak ini jadi menurut saya pribadi hujan bukan suatu kendala,” ucap Kris Heryanto, seorang masyarakat umum yang telah berturut-turut mengikuti upacara pemandian sebanyak 3 kali.

foto   foto

Keterangan :

  • Foto barisan peserta yang membentuk angka 46, tertata begitu apik, yang melambangkan usia Yayasan Buddha Tzu Chi pada tahun ini (kiri).
  • Tidak hanya dihadiri oleh relawan, namun masyarakat umum juga ikut serta dalam pemandian rupang Buddha (kanan).

Dengan cuaca yang dingin, suasana yang khidmat serta diiringi oleh alunan lagu, setiap peserta seakan terbawa dalam suasana agung.  “Kenapa hidup begitu susah?” Tanya Susanti, seorang ibu tiga anak ini sambil menangis setelah melihat burung yang terbang bebas di udara. Buddha mengatakan bahwa hidup ialah duka sehingga manusia harus berusaha untuk keluar dari roda kehidupan untuk mencapai mencapai Parinibbana.

Upacara Pemandian Upacara Buddha yang disertai oleh hujan ini telah memandikan bukan hanya Buddha namun hati setiap peserta. Semoga dengan Dharma yang disampaikan melalui perayaan ini dapat menyadarkan setiap insan Tzu Chi untuk dapat hidup bebas dari duka bagaikan burung-burung di udara.

  
 

Artikel Terkait

Kebersamaan untuk Menjaga Ajaran Buddha

Kebersamaan untuk Menjaga Ajaran Buddha

22 Mei 2015 Senja di Pusat Kota Khatmandu, 19 Mei 2015, tepatnya di Diamond Hall Grand Hotel, Khatmandu, relawan Tzu Chi mengadakan Ai Sa (Sosialisasi Tzu Chi). Satu kegiatan pengenalan Tzu Chi yang juga bertujuan untuk membagikan perhatian dan cinta kasih pada masyarakat yang kali ini adalah para staf Grand Hotel.
Pekan Amal Tzu Chi 2018: Sumbangsih untuk Tzu Chi Hospital

Pekan Amal Tzu Chi 2018: Sumbangsih untuk Tzu Chi Hospital

26 April 2018

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kembali menggelar Pekan Amal Tzu Chi tahun 2018 yang diselenggarakan pada Sabtu dan  Minggu, 21-22 April 2018 di basement Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Pekan amal ini menyediakan beragam kuliner vegetaris dan berbagai produk lainnya seperti barang kebutuhan pokok (beras minyak goreng, gula dan lainnya), perlengkapan rumah tangga, pakaian, hingga barang-barang elektronik.


Bersyukur

Bersyukur

10 November 2016

Sebanyak 79 anak kelas budi pekerti menghadiri acara penutupan kelas budi pekerti yang dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2016 di kantor Tzu Chi Medan. Dalam kegiatan penutupan ini diadakan perlombaan cerdas cermat untuk anak-anak sebagai ajang menguji day aingat materi yang telah dipelajari selama sebelas bulan.

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -