Waisak 2556: Membangkitkan Ketulusan Hati

Jurnalis : Juliana Santy, Fotografer : Chandra Wijaya (Tzu Ching)
 
 

fotoJumat, 18 Mei 2012, relawan Tzu Chi Singkawang mengadakan perayaan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia.

Jumat, 18 Mei 2012, suasana berbeda terlihat di kantor penghubung Singkawang yang terletak di jalan Yos Sudarso, No. 7B-7C. Sejak malam hari sebelumnya relawan sibuk menghias aula lantai dua untuk digunakan sebagai tempat pemandaian rupang Buddha.

 

 

 

Mereka pun ikut merayakan 3 perayaan besar yang diadakan oleh insan Tzu Chi di seluruh dunia, yaitu perayaan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia.  Ini adalah perayaan Waisak pertama yang diadakan oleh Kantor Penghubung Singkawang, oleh karena itu sejumlah relawan Jakarta pun hadir untuk membantu mempersiapkan acara ini. Waktu menunjukkan hampir pukul 7 malam, satu persatu peserta datang mengikuti prosesi pemandian rupang  Buddha ini.

Dalam prosesi yang berlangsung lebih kurang satu jam, sejumlah relawan melakukan persembahan pelita, bunga, dan air. Selain itu sebanyak 125 peserta yang hadir pun mendapat kesempatan untuk melakukan sendiri pemandian rupang Buddha. Melalui panduan dari MC, setiap peserta juga mengikuti pradaksina dan memanjatkan ikrar. Acara ini pun berlangsung dengan lancar dan khidmat.

foto  foto

Keterangan :

  • Perayaan ini pertama kali diadakan di Singkawang dan dihadiri sebanyak 125 peserta (kiri).
  • Acara yang dimulai pada pukul 7 malam ini pun berlangsung dengan lancar dan khidmat (kanan).

Melalui perayaan ini, sesuai dengan temanya, diharapkan setiap orang dapat membalas budi baik Buddha, orang tua, dan semua makhluk. “Tujuan diadakannya Waisak yaitu sesuai pesan Master Cheng Yen, kita diingatkan untuk membangkitkan ketulusan hati, mengingat Buddha, orang tua, dan semua mahkluk. Terlebih lagi Master berharap ketulusan semua orang dan nilai kebenaran, kebajikan,  keindahan ajaran Buddha,“ ucap Tetiono selaku Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Penghubung Singkawang.  ia pun berharap semoga ketulusan setiap orang pada saat mengikuti perayaan ini, bisa bertahan selamanya.  Setiap orang dapat membalas budi Buddha dan orang tua, serta bertekad selalu berada di jalan bodhisatwa dan berdoa untuk kedamaian dunia.

foto  foto

Keterangan :

  • Setelah prosesi pemandian rupang Buddha, para relawan Tzu Chi dan peserta melakukan Pradaksina (kiri).
  • Syafarina (baju biru) datang mengikuti kegiatan ini karena ingin mengetahui cara kerja Tzu Chi (kanan).

Walaupun acara ini salah satunya juga untuk merayakan hari Waisak yang tentu berkaitan dengan ajaran Buddha, namun hal tersebut tak menghalangi niat seorang Syafarina untuk mengikuti kegiatan ini.  “Sebenarnya saya tidak melihat ini adalah perayaan agama tertentu, tapi saya penasaran, bagaimana sih cara kerjanya Tzu Chi, terus saya dengar juga bahwa Tzu Chi itu banyak membantu lintas agama, jadi saya pengen masuk kedalam, pengen tahu lebih banyak. Dan juga  belajar bagaimana meningkatkan kualitas kita sebagai manusia dan peduli dengan manusia yang lain,” ucapnya.

Suatu kehidupan akan menjadi indah ketika setiap individunya dapat saling menghargai, menghormati, dan saling mencintai tanpa memandang perbedaan yang ada. Dunia pun akan menjadi damai apabila semua orang dapat bekerja sama dengan harmonis.

  
 

Artikel Terkait

Satu Hari Tiga Kebajikan

Satu Hari Tiga Kebajikan

06 Desember 2013 Di pagi itu, relawan He Qi Barat Hu Ai Kebon Jeruk menjalankan misi kebajikannya dengan melakukan 3 kebajikan sekaligus dalam 1 hari untuk membantu sesama.
Belajar Konsep Relawan Bagi Murid

Belajar Konsep Relawan Bagi Murid

18 Juli 2016

Pada tanggal 18 Juli 2016, sebanyak 175 pemimpin dan guru sekolah Al-Izhar Pondok Labu melakukan kunjungan ke Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Kunjungan ini terkait dengan salah satu program sekolah tersebut di setiap awal tahun ajaran baru sekolah.

Suara Kasih: Misi Kesehatan RS Fuding

Suara Kasih: Misi Kesehatan RS Fuding

15 Juli 2010
Para staf medis di RS Fuding, Tiongkok, sungguh mengagumkan. Hati mereka juga sangat dekat dengan hati saya. Meski berjarak sangat jauh dari saya, namun hati mereka sangat dekat dengan hati saya dan mereka menerapkan budaya humanis. Saya teringat, saat rumah sakit diresmikan, pihak rumah sakit menyediakan sebuah ruangan khusus untuk dipergunakan oleh insan Tzu Chi.
Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -