Waisak 2556: Membersihkan Batin

Jurnalis : Cin Cin (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan (Tzu Chi Medan)
 
 

fotoBerdoa demi menyucikan batin manusia, menciptakan masyarakat aman sejahtera dan dunai terbebas dari bencana.

Sang Buddha Sakyamuni lahir di dunia ini pada tanggal 8 bulan 4 penanggalan Imlek (menurut hikayat Tionghoa) pada 2556 tahun lalu. Setiap tahunnya, umat Buddha dengan hati sukacita melakukan prosesi pemandian Buddha Rupang pada hari ini demi memperingati hari kelahiran Sang Buddha dan disebut sebagai Hari Waisak, salah satu hari perayaan terbesar dalam agama Buddha.

 

 

Pada hari Minggu kedua di bulan Mei setiap tahunnya, Yayasan Buddha Tzu Chi merayakan Hari Waisak, sekaligus juga memperingati Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi Sedunia, yang pada tahun ini jatuh pada tanggal 13 Mei 2012. Berbeda dengan prosesi pemandian Buddha Rupang di wihara-wihara pada umumnya, dalam prosesi pemandian Buddha Rupang di Tzu Chi, setiap orang melakukan ritual “Li Fo Zu” (siripada puja/bersujud di kaki Buddha) dengan membungkukkan badan menghormati Buddha sambil menyentuhkan telapak tangan ke air wangi, melambangkan kita memandikan sifat Buddha pada diri sendiri, tangan meraup air Dharma yang suci untuk diserap ke dalam batin masing-masing, serta memandikan sifat Buddha dalam diri semua makhluk sebagai ungkapan rasa berterima kasih pada budi luhur semua makhluk di bumi ini.

Perayaan Tiga Hari Besar di Medan
Tahun ini Yayasan Buddha Tzu Chi Cabang Medan mengadakan perayaan tiga hari besar tersebut di Tiara Convention Hall Medan dan Hokkien Huei Kuan Tebing Tinggi. Perayaan di Medan dimulai pada jam 10.00 WIB dan dihadiri oleh 1.000 orang yang terdiri atas para relawan Tzu Chi dan donatur di Kota Medan dan sekitarnya. Selain itu juga ikut hadir para relawan dari Aceh. Menurut penuturan Susanna dan Asni, mereka sebanyak 18 orang khusus datang untuk mengikuti acara ini dengan menumpang bus dari Banda Aceh. Selain itu, Kepala TK Dharma Bakti Lubuk Pakam, Jenni S.Pd beserta rombongan sejumlah 42 orang murid juga hadir, “Senang sekali dapat mengikuti prosesi pemandian Buddha Rupang ini, sekarang kita baru memahami sebuah makna yang lebih baik dari perayaan Hari Waisak, di mana ternyata kita perlu membersihkan batin kita sendiri terlebih dahulu,” katanya.

foto  foto

Keterangan :

  • Barisan relawan yang rapi mengawali prosesi pemandian Buddha Rupang (kiri).
  • Relawan melakukan prosesi persembahan bunga (kanan).

“Saya kagum dengan kerapian dan budaya humanis yang ditampilkan dalam prosesi ini, bahkan di antara murid yang hadir ada beberapa murid yang rela tidak mengikuti acara perpisahan hari ini demi mengikuti acara perayaan Hari Waisak yang diadakan Yayasan Buddha Tzu Chi ini,” tambah Jenni S.Pd.

“Senang dan kagum melihat kerapian prosesi ini dan sungguh terorganisir dengan baik, suasananya penuh hikmah dan ketulusan, juga tidak menyebabkan polusi udara karena tidak ada pakai dupa,” kata guru bahasa Mandarin di Sekolah Nan Yang Zhi Hui School Medan, Yennie yang hadir untuk pertama kalinya bersama 38 orang lain dari sekolahnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Tzu Ching ikut melakukan persembahan bunga dalam perayaan Hari Waisak, Hari Ibu Sedunia, dan Hari Tzu Chi Internasional (kiri).
  • Relawan membantu lansia yang kurang leluasa untuk memandikan Buddha Rupang (kanan).

Sebanyak 45 orang warga korban kebakaran Gang Bakung Sukaramai juga ikut hadir, salah seorang di antaranya, Edy mengatakan, “Saya merasa suasananya begitu hikmah dan simple, gampang dipelajari dan diserap ke dalam batin.”

Yong Mei Yin (70) mengetahui acara ini melalui siaran DAAI TV, “Saya baru pertama kali ini mengikuti acara Waisak ini, terasa sangat anggun, hikmah dan semua orang giat mencari kemajuan.”

Perayaan Hari Waisak di Tebing dihadiri oleh 708 orang relawan Tzu Chi dan donatur di Kota Tebing Tinggi dan Pematang Siantar. Acara dimulai dari pukul 19.30 WIB dan selesai dalam suasana penuh sukacita. Diharapkan melalui prosesi pemandian Buddha Rupang ini dapat membersihkan kegelapan batin dalam diri semua orang dan semerbak moral Sang Buddha dapat membersihkan lahan batin pada semua umat manusia.
  
 

Artikel Terkait

Belajar Menjadi Anak Yang Bersusila

Belajar Menjadi Anak Yang Bersusila

15 Agustus 2018
Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan Kelas Budi Pekerti yang kali ini, Minggu, 12 Agustus 2018, temanya adalah Menjadi Anak Yang Bersusila.
Banjir Jakarta: Paket Kecil Bernilai Besar

Banjir Jakarta: Paket Kecil Bernilai Besar

19 Januari 2014 Sebanyak 25 dari 116 warga Muara Baru yang mengungsi di Kelurahan Penjaringan ini menerima paket bantuan kebutuhan bayi dan enam belas warga menerima paket kebutuhan lansia. Rani yang sangat bergembira menerima bantuan ini.
Bersama-sama Menciptakan Kedamaian

Bersama-sama Menciptakan Kedamaian

20 Februari 2017

Sebanyak 768 orang menghadiri Pemberkahan Awal Tahun 2017 yang digelar Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung. Ada para donatur, tim medis Tzu Chi, tamu undangan, dan relawan Tzu Chi dari berbagai daerah di Jawa Barat.

Sikap jujur dan berterus terang tidak bisa dijadikan alasan untuk dapat berbicara dan berperilaku seenaknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -