Waisak 2556: Menerapkan Sifat Buddha

Jurnalis : Metttayani (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Sartono,William,Aseng,Elvana (Tzu Chi Pekanbaru)
 
 

foto Relawan Tzu Chi menuntun seorang untuk melakukan prosesi pemandian Buddha Rupang dalam perayaan Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia di Pekanbaru.

Peringatan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi Sedunia tahun 2012/tahun 2556 BE di Pekanbaru saat ini dirasakan sangat istimewa, dimana pada tahun ini acara waisak diadakan di lapangan terbuka. Menapakkan jalinan jodoh baru dengan pihak sekolah yang bernama Sekolah Dharma Loka, yang mendukung acara Waisak hingga berlangsung dengan khidmat dan meriah. Di tempat yang cukup luas ini diharapkan dapat menampung lebih banyak relawan dan masyarakat umum untuk mengikuti prosesi Waisak.

 

Cuaca Pekanbaru beberapa waktu ini terasa tidak begitu bersahabat dengan panasnya yang begitu menyengat. Namun semua ini tidaklah menyurutkan semangat relawan untuk mempersiapkan lokasi perayaan Waisak dengan sebaik-baiknya walau harus berjemur di bawah teriknya matahari.

Pagi hari Bumi Lancang Kuning ini sempat diguyur hujan, namun di sore hari udara mulai terasa panas kembali hingga malam hari. Relawan sudah melakukan persiapan lapangan sejak pukul 8 pagi, dan baru selesai sekitar pukul 5 sore.

foto  foto

Keterangan :

  • Acara Waisak ini diadakan di lapangan terbuka. Menapakkan jalinan jodoh baru dengan pihak sekolah yang bernama Sekolah Dharma Loka Pekanbaru (kiri).
  • Diharapkan hadirin yang mengikuti prosesi pada malam hari itu mendapatkan pencerahan dan batinnya menjadi bersih dan jernih (kanan).

Waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 WIB. Xiao Phu Sha bersama orang tua, relawan, donatur,  dan masyarakat umum  sudah mulai berdatangan untuk mengikuti acara Yi Fo. Area sekolah yang biasanya sunyi senyap di malam hari mendadak menjadi ramai dan terang benderang. Ada sekitar 552 umat yang hadir untuk mengikuti perayaan Waisak ini.

Prosesi Waisak resmi dimulai pukul 19.00 WIB. Semua hadirin baik muda maupun tua, bahkan anak-anak dengan semangat mengikuti acara ini hingga selesai. Pasangan dari salah seorang hadirin yang bernama Toni Shixiong, mengutarakan perasaannya ketika mengikuti prosesi ini dari awal hingga selesai. “Tidak disangka acara waisak yang diadakan oleh Tzu Chi bisa ramai dihadiri oleh umat. Acara ini juga berlangsung dengan khidmat. Prosesi Waisak kali ini membuat saya merasakan sesuatu yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. “

foto  foto

Keterangan :

  • Prosesi Waisak resmi dimulai pukul 19.00 WIB. Semua hadirin baik muda maupun tua, bahkan anak-anak dengan semangat mengikuti acara ini hingga selesai (kiri).
  • Cuaca Pekanbaru terasa begitu panasnya. Namun semua ini tidaklah menyurutkan semangat relawan untuk mempersiapkan lokasi perayaan Waisak dengan sebaik-baiknya walau harus berjemur di bawah teriknya matahari (kanan).

Perayaan Waisak diawali dengan persembahan pelita, air dan bunga. Melalui persembahan pelita, diharapkan dapat menerangi dunia di seluruh penjuru. Melalui persembahan air, diharapkan dapat menghapus kegelapan batin semua makhluk. Melalui persembahan semberbak bunga, diharapkan dapat menyebarluaskan semerbak Dharma dan moralitas Buddha.

Ketika diadakan prosesi pradaksina, semua hadirin mengikuti prosesi ini dengan menyeraskan langkah kaki seiring dengan diiringi lagu Jing Ji Qing Cheng. Cuaca terasa semakin panas walaupun malam telah menyelimuti langit. Tak terasa sedikit pun angin sepoi-sepoi yang berhembus, padahal di sekeliling banyak ditumbuhi pepohonan. Namun semua hadirin tetap mengikuti prosesi ini dengan khidmat, meski dengan keringat yang bercucuran membasahi wajah, tangan, dan baju. Keringat yang keluar diibaratkan kekotoran batin yang kita buang pada malam hari ini. Dan batin kita dibersihkan dengan air suci dari altar Sang Buddha. Semoga hadirin yang mengikuti prosesi pada malam hari ini mendapatkan pencerahan dan batin menjadi bersih dan jernih. Dengan batin yang jernih akan timbul rasa cinta kasih, dan cinta kasih dapat disebarkan kepada semua makhluk sehingga dunia damai dan sejahtera.

  
 

Artikel Terkait

Pelayanan Kesehatan untuk Warga Desa Buluh Cina, Binjai

Pelayanan Kesehatan untuk Warga Desa Buluh Cina, Binjai

30 Agustus 2024
Desa Buluh Cina hanya memiliki Puskesmas, sehingga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lengkap harus menempuh perjalanan selama 1 jam. Inilah yang membuat relawan Tzu Chi Binjai tergugah untuk melakukan baksos kesehatan di desa ini.
Berdana Lewat Setetes Darah

Berdana Lewat Setetes Darah

24 April 2024

Tzu Chi Lampung kembali mengadakan donor darah yang kali ini diikuti oleh 80 peserta. Para relawan yang turut menyukseskan jalannya donor darah tak mau ketinggalan untuk mendonorkan darahnya.

Cinta Kasih yang Menyentuh Hati Masyarakat

Cinta Kasih yang Menyentuh Hati Masyarakat

22 Desember 2014 Baksos pengobatan ke-34 Tzu Chi Pekanbaru diadakan pada hari Minggu, 14 Desember 2014. Sebanyak 49 Bodhisatwa Tzu Chi Pekanbaru (termasuk 4 Dokter, 2 Apoteker dan 2 Perawat) turun ke halaman Rumah Bu Haji untuk bersumbangsih dan berbagi untuk masyarakat Rumbai, tepatnya di Jl. Yos Sudarso.
Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -