Waisak 2556: Menerapkan Sifat Buddha
Jurnalis : Metttayani (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Sartono,William,Aseng,Elvana (Tzu Chi Pekanbaru)
|
| ||
Cuaca Pekanbaru beberapa waktu ini terasa tidak begitu bersahabat dengan panasnya yang begitu menyengat. Namun semua ini tidaklah menyurutkan semangat relawan untuk mempersiapkan lokasi perayaan Waisak dengan sebaik-baiknya walau harus berjemur di bawah teriknya matahari. Pagi hari Bumi Lancang Kuning ini sempat diguyur hujan, namun di sore hari udara mulai terasa panas kembali hingga malam hari. Relawan sudah melakukan persiapan lapangan sejak pukul 8 pagi, dan baru selesai sekitar pukul 5 sore.
Keterangan :
Waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 WIB. Xiao Phu Sha bersama orang tua, relawan, donatur, dan masyarakat umum sudah mulai berdatangan untuk mengikuti acara Yi Fo. Area sekolah yang biasanya sunyi senyap di malam hari mendadak menjadi ramai dan terang benderang. Ada sekitar 552 umat yang hadir untuk mengikuti perayaan Waisak ini. Prosesi Waisak resmi dimulai pukul 19.00 WIB. Semua hadirin baik muda maupun tua, bahkan anak-anak dengan semangat mengikuti acara ini hingga selesai. Pasangan dari salah seorang hadirin yang bernama Toni Shixiong, mengutarakan perasaannya ketika mengikuti prosesi ini dari awal hingga selesai. “Tidak disangka acara waisak yang diadakan oleh Tzu Chi bisa ramai dihadiri oleh umat. Acara ini juga berlangsung dengan khidmat. Prosesi Waisak kali ini membuat saya merasakan sesuatu yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. “
Keterangan :
Perayaan Waisak diawali dengan persembahan pelita, air dan bunga. Melalui persembahan pelita, diharapkan dapat menerangi dunia di seluruh penjuru. Melalui persembahan air, diharapkan dapat menghapus kegelapan batin semua makhluk. Melalui persembahan semberbak bunga, diharapkan dapat menyebarluaskan semerbak Dharma dan moralitas Buddha. Ketika diadakan prosesi pradaksina, semua hadirin mengikuti prosesi ini dengan menyeraskan langkah kaki seiring dengan diiringi lagu Jing Ji Qing Cheng. Cuaca terasa semakin panas walaupun malam telah menyelimuti langit. Tak terasa sedikit pun angin sepoi-sepoi yang berhembus, padahal di sekeliling banyak ditumbuhi pepohonan. Namun semua hadirin tetap mengikuti prosesi ini dengan khidmat, meski dengan keringat yang bercucuran membasahi wajah, tangan, dan baju. Keringat yang keluar diibaratkan kekotoran batin yang kita buang pada malam hari ini. Dan batin kita dibersihkan dengan air suci dari altar Sang Buddha. Semoga hadirin yang mengikuti prosesi pada malam hari ini mendapatkan pencerahan dan batin menjadi bersih dan jernih. Dengan batin yang jernih akan timbul rasa cinta kasih, dan cinta kasih dapat disebarkan kepada semua makhluk sehingga dunia damai dan sejahtera. | |||
Artikel Terkait
![Ketika Siswa-siswi MAN Insan Cendekia Serpong Berkunjung ke Tzu Chi](https://www.tzuchi.or.id/uploads/pictures/545Farabi_5_edt.jpg)
Ketika Siswa-siswi MAN Insan Cendekia Serpong Berkunjung ke Tzu Chi
27 September 2023Rasa ingin tahu Farabi tentang Tzu Chi akhirnya terjawab setelah berkunjung ke Tzu Chi Center bersama 142 temannya dari MAN Insan Cendekia Serpong, (26/9/2003).
![Keunggulan dalam Perhatian yang Menyeluruh](https://www.tzuchi.or.id/uploads/pictures/92foto-2_20210404_Pemerhati-8_Suyanti.jpg)
Keunggulan dalam Perhatian yang Menyeluruh
13 April 2021Demi mendalami misi kesehatan dan memberikan pelayanan berbudaya humanis yang maksimal di Tzu Chi Hospital nantinya, relawan kembali mendapatkan training secara berkala. Training Relawan Pemerhati Rumah Sakit ke-8 dilaksanakan pada Minggu 4 April 2021 melalui aplikasi Zoom dan diikuti oleh 627 peserta.
Mengajak Anak-anak Peduli Lingkungan Sejak Dini
07 Juni 2017Hari itu, Depo Duri Kosambi kedatangan tamu spesial, yakni anak asuh dari He Qi Pusat sebanyak 58 anak dan 12 orangtua murid. Anak–anak dari berbagai usia sekolah dasar hingga yang sudah lulus sekolah menengah atas ini diajak untuk mengenal dan peduli akan pelestarian lingkungan.