Waisak 2557: Menumbuhkan Semangat Berbakti

Jurnalis : Purwanto (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Dwi Hariyanto, Mie Li (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)
 
 

foto
Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan prosesi Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia. kegiatan ini dilaksanakan di SDS 014 Maha Bodhi di Jl. Bukit Senang, Tanjung Balai Karimun pada hari Minggu, 12 Mei 2013.

Minggu pagi 12 Mei 2013, Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan prosesi Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia. Kegiatan Waisak ini dilaksanakan di SDS 014 Maha Bodhi di Jl. Bukit Senang, Tanjung Balai Karimun. Sudah jauh-jauh hari pengurus serta relawan mempersiapkan sarana dan prasarana untuk terlaksananya acara ini. Acara prosesi Waisak dilaksanakan 2 tahap, yaitu untuk pengurus dan relawan Tzu Chi serta untuk umum.

Jumlah semua orang yang hadir yaitu komite 2 orang, biru putih 13 orang, abu putih 17 orang, relawan 43, Tzu Shao 16 orang, dan tamu undangan 206 orang. Pukul 08.00 WIB prosesi pemandian Rupang Buddha dimulai. Sebelumnya setiap orang harus membasuh tangan dengan wangi air bunga yang mempunyai arti membersihkan batin manusia dari keserakahan, kebencian, dan kebodohan. Selain itu bisa menghirup wanginya bunga yang mengibaratkan wanginya Dharma. Acara pemandian Rupang Buddha diawali oleh  Romo Wagimin. Prosesi Waisak ini dapat terlaksana dengan tertib dan khidmat berkat kesadaran yang baik para peserta prosesi Waisak.

Bakti Kepada Ibu
Hal yang sangat menarik terjadi saat memperingati Hari Ibu, dimana setiap anak memberikan sebuah kartu ucapan dan memberikan bunga kepada ibunya sebagai ungkapan rasa hormat dan bakti kepada orang tuanya. Banyak anak dan ibunya yang meneteskan air mata karena terharu saat anak bersujud serta memeluk ibunya.

foto  foto

Keterangan :

  • Para relawan dan peserta perayaan Waisak mengikuti acara dengan khidmat dan sungguh-sungguh (kiri).
  • Dengan penuh ketulusan, para relawan melakukan ritual pemandiaan Rupang Buddha sebagai simbol penyucian batin setiap insan (kanan).

 Desi Shijie, salah satu peserta Waisak menuturkan bahwa dia merasa kaget saat membaca kartu ucapan anaknya yang bernama Deon. Surat tersebut bertuliskan: “Ma…, tolong berikan kesempatan saya untuk bermain, jangan belajar terus, saya kan sudah besar!”. “Saya merasa kaget, ternyata anak saya selama ini terlalu terkekang dalam belajar serta kurang bermain. Saya harus memberikan waktu bermain kepada anak saya. Ini memberikan pemahaman bahwa orang tua bisa memberikan waktu yang tepat untuk belajar dan bermain,” ujar Desi.

Selain itu Lissa Shijie mengungkapkan, ”Saya sebagai relawan Tzu Chi sengaja mengajak anak saya mengikuti Hari Waisak dengan harapan anak saya lebih bisa menghargai orang tua yang telah merawat dan membesarkannya. Kalau sejak kecil sudah dimulai untuk berbuat yang baik, tentunya akan menjadi kebiasaan dan wataknya untuk berbuat baik setiap saat. Selain itu semoga ia mempunyai kasih sayang kepada teman dan orang lain sesuai ajaran Buddha,” ungkap Lissa berharap.

foto  foto

Keterangan :

  • Peragaan bahasa isyarat tangan yang diberikan oleh Tzu Shao pada perayaan tiga hari besar (kiri).
  • Bersama-sama merayakan Hari Ibu Internasional setelah ritual prosesi pemandian Rupang Buddha selesai dilaksanakan (kanan).

Salah satu relawan yang lain juga mengungkapkan, “Saya pertama kali mengikuti kegiatan waisak yang luar biasa ini. Saat menyentuh air dan mengambil bunga saat pemandian Rupang Buddha, saya mau menangis karena di dalam hatiku acara seperti ini belum pernah saya temukan pada acara-acara yang pernah saya ikuti. Saat itu juga batinku menjadi lebih tenang dan damai,” ungkap Ahmei. “Saya mempunyai harapan karena saat ini banyak anak yang kurang patuh kepada orang tua di zaman sekarang, semoga di acara Waisak ini dapat membantu anak menjadi baik kepada orang tuanya,” tegas Ahmei yang suaminya telah meninggal dunia.

Melalui prosesi Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia ini, semoga dapat memberikan perubahan sikap ke arah yang lebih baik serta menumbuhkan batin yang penuh dengan cinta kasih dan kasih sayang pada semua makhluk.

  
 

Artikel Terkait

Perhatian untuk Ari

Perhatian untuk Ari

13 Januari 2015 Relawan Tzu Chi melakukan kunjungan kasih ke Muhammad Ari, seorang anak yang menderita kelainan genetik dan tulang belakang. Kunjungan ini menorehkan kesan mendalam baik bagi keluarga Ari maupun para relawan.
Wujud Nyata Menyelamatkan Bumi

Wujud Nyata Menyelamatkan Bumi

25 Mei 2011
Apa yang harus kita wariskan kepada generasi penerus kita? Materi, mungkin itu jawaban yang selalu ada di benak kita. Namun bagi Master Cheng Yen jawabannya adalah bumi yang bersih. Sebagai insan Tzu Chi, Master Cheng Yen selalu berharap agar semua orang dapat berpegang teguh kepada tekad dan giat melatih diri berbuat kebajikan.
Orang yang berjiwa besar akan merasakan luasnya dunia dan ia dapat diterima oleh siapa saja!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -