Waisak di Bumi Parahyangan
Jurnalis : Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan, Hendra Gusnadhy, Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung)Relawan Tzu Chi Bandung melakukan acara pemandian Buddha Rupang dengan penuh kebersamaan dan khidmat. |
| ||
Acara yang dimulai pada pukul 09.30 WIB ini diikuti oleh sekitar 700 peserta yang terdiri dari relawan Tzu Chi, donatur, dan masyarakat umum dari berbagai daerah di kota Bandung. Suasana khidmat tersebut diawali dengan 24 relawan Tzu Chi Bandung yang terdiri dari 12 Shi Xiong dan 12 Shi Jie sebagai penghatur pelita, air wangi, dan bunga berjalan memasuki ruangan dan bersiap dalam posisi masing-masing dengan iringan lagu Jing Ji Qing Cheng. Setelah para penghatur pelita, air wangi, dan bunga bersiap dalam posisi masing-masing, seluruh hadirin memberi hormat (wenxun) sebanyak 3 kali dilanjutkan bersama-sama menyanyikan Zhan Fo Jie, prosesi pemandian Buddha Rupang pun dimulai. Upacara pemandian Buddha Rupang pun dimulai dengan para penghatur pelita, air wangi, dan bunga mulai berjalan memasuki lingkaran ketempat pemandian Buddha Rupang dengan diiringi musik Nan Mo Ben Shi Shi Jia Mo Ni Fo. Setibanya relawan Tzu Chi di dalam lingkaran, prosesi pemandian Buddha Rupang dimulai dengan ke-24 relawan Tzu Chi mempersembahkan pelita, kemudian air wangi dan bunga di altar dengan membungkukan badan 90 derajat sebagai salam hormat kepada Buddha. Prosesi pemandian Buddha Rupang yaitu pada aba-aba pertama dengan bungkuk 90 derajat telapak tangan menyentuh air wangi kemudian berdiri kembali. Aba-aba kedua mengambil bunga dan bersikap anjali kemudian keluar dari lingkaran, mengambil daun Bodhi dan berjalan menuju barisan semula.
Ket : - Para pimpinan relawanTzu Chi Bandung mengawali prosesi pemandian Buddha Rupang dengan menghaturkan pelita dan bunga. (kiri) Setelah prosesi pemandian Buddha Rupang diawali dan dibuka oleh relawan Tzu Chi, barulah semua peserta melakukan prosesi pemandian Buddha Rupang dengan dibimbing oleh para relawan Tzu Chi, agar pemandian Buddha Rupang berlangsung dengan sempurna. “Saya merasakan, untuk menyucikan batin saya, karena Buddha itu menyucikan pikiran dan membuat kebajikan untuk menolong yang duka atau derita, agar dunia menjadi damai dan sentosa.” ujar Roselyne N.Tirta, salah satu relawan Tzu Chi Bandung yang mengikuti pemandian Buddha Tzu Chi. Acara yang suci ini menjadi simbol harapan agar dunia ini dipenuhi dengan kebaikan, semua orang di dunia mempunyai lingkaran kasih, dan agar cahaya kebijaksanaan dan kewelasasihan Buddha Dharma dapat menyinari alam manusia selamanya. Bazar Amal Untuk Pembangunan Aula Jing Si Bandung Pembayaran pada bazaar amal ini dilakukan dengan kupon. Kupon pada acara bazaar amal ini telah dijual oleh para relawan Tzu Chi satu minggu sebelum acara, tetapi para pengunjung pun masih dapat membelinya di lokasi pintu masuk bazar. Kupon dalam nominal Rp.5000,-; Rp.10.000,-; Rp.20.000,-; dan Rp. 50.000,-; dapat ditukar dengan makanan maupun barang-barang lainya.
Ket : - Makanan vegetarian yang lezat dan sehat menjadi salah satu daya tarik dalam bazar amal yang diadakan Tzu Chi Bandung. (kiri) Kerap kali bunyi gong terdengar di keramaian bazar, itu tandanya para pengunjung bazar tidak hanya membeli barang dan makanan saja, tetapi menyisihkan sebagian uangnya untuk pembangunan Aula Jing Si Bandung. Lain halnya dengan stand-stand aneka makanan dan minuman vegetarian. Semua stand ini nyaris tidak ada yang sepi dari para pembeli dan pengunjung bazar. Rupanya stand ini menjadi stand-stand favorit dari para pengunjung bazar amal yang ingin mencoba aneka makanan vegetarian yang ada di stand bazaar amal Tzu Chi Bandung yang tidak kalah nikmatnya dengan makanan non-vegetarian. Selain makanannya yang serba murah, nilai gizi dan kebersihan tentulah sangat diutamakan oleh para pemilik stand-stand makanan. Yeni (30), pengunjung bazar ini terlihat sedang sibuk mengurusi dan mengemasi barang-barang dan makanan yang dibelinya. “ya..senang..ramai dan bisa belanja.”ujarnya. Kurang lebih Rp. 200 ribu rupiah Ia habiskan untuk berbelanja di bazar amal. Rupanya bazar amal ini benar-benar dimanfaatkan betul oleh Yeni. “Sekitar 200 ribu rupiah untuk belanja minyak, kue, baju, panci dan wajan. Saya beli untuk keperluan sehari- hari, mumpung murah-murah.” tambahnya.
| |||