Waisak: Kekuatan Doa Sejuta Insan

Jurnalis : Suyanti Samad (He Qi Pusat), Fotografer : Rianto Budiman, Robby Lulianto (He Qi Pusat)

Perayaan Waisak

Pada 10 Mei 2015, Tzu Chi mengajak masyarakat umum bersama-sama memperingati tiga hari besar yaitu Hari Waisak, hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia.

Peringatan tiga hari besar yaitu Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia telah berjalan dengan lancar di Tzu Chi Center pada 10 Mei silam. Terdapat dua titik lokasi penyelenggaraan perayaan tiga hari besar tersebut yakni di Stadion Lapangan dan Aula jing Si Lantai 4 yang keduanya berada di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Peringatan ini dihadiri oleh 10.020 insan yang bersama-sama menghimpun kekuatan doa agartercipta sebuah dunia yang terbebas dari bencana.

Salah satu yang ikut berpartisipasi dalam peringatan tiga hari besar ini adalah relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat. Relawan yang berasal dari wilayah Pademangan, misalnya, yang merupakan bagian dari relawan He Qi Pusat, telah mengikuti persiapan peringatan tiga hari besar sejak tiga minggu sebelum kegiatan. Selain itu, sebanyak 18 relawan Tzu Chi Xie Li Pademangan juga membantu penyambutan peserta barisan di blok F.

Pukul 12.00 WIB, sebanyak 7 relawan sudah siap siaga menunggu sembari melakukan pendataan siswa/i sekolah Bhinneka Tunggal Ika yang tergabung dalam barisan Doa Jutaan Insan. Selain dari sekolah tersebut, dari 337 siswa/i yang datang juga berasal dari berbagai sekolah lain seperti Sekolah Pelita 1 dan 2, Sekolah Damai, Sekolah Triratna, dan Sekolah Kemurniaan.

Perayaan Waisak

Relawan Pademangan bersatu hati membantu kelancaran kegiatan perayaan tiga hari besar Tzu Chi.

Peringatan ini berjalan khidmat dan menyentuh. Setidaknya itu yang dirasakan salah satu relawan sekaligus peserta barisan kipas, Djalal. Selain berperan sebagai peserta barisan, Djalal juga menjadi salah satu penanggung jawab dari peserta barisan yang merupakan siswa-siswi Sekolah Bhinneka Tunggal Ika. Dia menambahkan salah satu kendala yang dialaminya adalah data yang tidak lengkap. Hal ini menyebabkan ketidakjelasan saat acara akan berlangsung. Namun, Djalal bersyukur acara dapat selesai dengan baik dan khidmat. Lebih lanjut, Djalal berharap dengan usainya kegiatan ini, doa yang terhimpun dapat menciptakan kekuatan doa agar tercipta dunia bebas dari bencana.

Salah satu siswa Bhinneka Tunggal Ika yang mengikuti perayaan tiga hari besar Tzu Chi adalah Ie Lung (13). Siswa kelas 8 itu memang tidak sabar mengikuti peringatan tiga hari besar Tzu Chi sejak para relawan Tzu Chi melakukan  sosialisasi dan latihan prosesi. Ia juga menuturkan bahwa dia merasa senang bisa mendapat wawasan tentang apa itu Tzu Chi dari sosialisasi dan latihan perayaan tiga hari besar. “Saya berharap saya bisa mengerti cara berdoa, namaskara yang baik, dan pradaksina. Saya senang dan bangga bisa ikut serta dalam perayaan ritual ini,” pungkasnya.

Lantunan Doa dari Hati yang Tulus

Jarum jam hampir menunjukkan pukul 17.30 WIB, sebanyak 2.500 masyarakat umum  mulai memadati Aula Jing Si, Tzu Chi Center lantai 4 untuk menyaksikan dan mengikuti prosesi pemandian Rupang Buddha.  Salah satunya adalah, Teddy (33) yang datang bersama asistennya. Meski memiliki keterbatasan fisik, dia mengaku antusias mengikuti kegiatan pada hari itu. Sejak berusia tujua tahun, ia menderita penyakit muscular dystrophy, sebuah penyakit genetik yang menyerang sistem motorik. Namun, semangat terpancar dari matanya saat dia mengikuti kegiatan Doa Jutaan Insan. “Saya tahu perayaan ritual ini dari teman saya yang bekerja di RSKB (Rumah Sakit Khusus Bedah-red), Cengkareng. Rasa penasaran dan belum pernah merasakan suasana waisak Tzu Chi mengantar saya sampai di sini. Saya tersentuh saat melihat slide video mengenai gempa di Nepal,” pungkas Teddy.

Perayaan Waisak

Insan Tzu Chi berharap melalui kegiatan dapat terhimpun kekuatan doa agar tercipta dunia yang bebas dari bencana.

Kelancaran peringatan tiga hari besar kali ini tidak lepas dari berbagai pihak yang bekerja sama dalam harmoni. Salah satunya adalah Erni yang bertugas sebagai koordinator lapangan. “Tugas korlap (koordinator lapangan-red) perayaan tiga hari besar adalah menjamin supaya dalam ritual ini bisa berjalan dengan lancar. Shixiong shijie yang menjadi korlap di sini harus tahu alur dari kegiatan waisak,” jelas Erni.  Senada dengan Djalal, Erni menuturkan, “Dengan menghimpun banyak orang ikut dalam doa jutaan insan supaya kita dapat menghimpun suatu kekuatan kebajikan besar. Kita harap seperti impian Master Cheng Yen yaitu untuk menyucikan hati manusia, masyarakat damai sejahtera, dan dunia bebas bencana.”


Artikel Terkait

Walau berada di pihak yang benar, hendaknya tetap bersikap ramah dan bisa memaafkan orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -