Waisak Tzu Chi 2018: Doa Jutaan Insan Untuk Kedamaian dan Keamanan Surabaya
Jurnalis : Eka Suci R (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Eka Suci R, Hari Tedjo, Haries, Ilham Ilmi (Tzu Chi Surabaya)Di awal acara, relawan komite memperagakan tata cara pemandian Buddha Rupang dan salam hormat paling tulus.
Dalam menyambut Hari Waisak 2018 yang jatuh pada bulan Mei, Tzu Chi Surabaya kembali mengadakan perayaan Waisak pada Minggu, 13 Mei 2018 di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Surabaya, Wisata Bukit Mas 2. Acara yang bertemakan “Membalas Budi Luhur Buddha, Orang Tua, dan Semua Makhluk Hidup” ini diikuti sebanyak 76 peserta. Insan Tzu Chi bersama masyarakat umum mengikuti acara tersebut dengan khidmat.
Hari Raya Waisak adalah hari kita mengingat jasa para Buddha yang dengan penuh welas asih membabarkan Dharma untuk membimbing kita agar terlepas dari kemelekatan, kekotoran batin dan penderitaan sehingga dapat mencapai kebahagiaan sejati. Selain perayaan Waisak, Tzu Chi juga menggelar dua peringatan hari besar yaitu Hari Tzu Chi Sedunia dan Hari Ibu Internasional yang serentak digelar di seluruh Kantor Perwakilan Yayasan Buddha Tzu Chi.
Yang menarik dari peringatan Hari Waisak di Surabaya ini adalah tempat pelaksanaan yang digelar di Depo pelestarian Lingkungan, merupakan lahan baru yang dimiliki oleh Surabaya yang nantinya akan dibangun Griya Jing Si. Meskipun dilaksanakan dengan sederhana dan cuaca yang cukup terik pada sore hari, insan Tzu Chi tetap khidmat melangsungkan setiap runtutan acara Waisak.
Relawan komite juga menjamu tamu dengan suka cita dan penuh kehangatan.
Prosesi pemandian rupang Buddha yang digelar di halaman Depo Pelestarian Lingkungan.
Sebelum acara dimulai, di dalam Depo Pelestarian Lingkungan para relawan komite memberikan jamuan teh dan snack kepada tamu undangan yang sedang menunggu dimulainya acara. Para relawan memberikan perjamuannya dengan penuh sukacita dan penuh kehangatan. Di sisi paling kanan Depo terdapat stan Jing Si yang menjual produk Jing Si seperti Buku, Mi DAAI, dan perlengkapan makan lainnya.
Acara dimulai pada pukul 16.00 WIB dengan sambutan MC, dilanjutkan pemutaran video yang menampilkan cara pemandian Buddha Rupang, Pradaksina, dan tak lupa peragaan tata cara salam hormat paling tulus yang dibawakan para relawan komite. Kemudian peserta Waisak menuju keluar dengan berbaris rapi ke meja persembahan yang berada di halaman Depo Pelestarian Lingkungan untuk melakukan prosesi pemandian Buddha Rupang.
“Dengan tangan beranjali, dengan hati tulus, akan tercium semerbak bunga, melambangkan semerbak moral telah meresap ke dalam batin terdalam kita, membangkitkan semerbak batin kita yang penuh cinta kasih dan rasa syukur,” ujar Stephanie salah satu MC pada acara tersebut pada saat prosesi Namaskara.
Suasana perayaan Waisak, menariknya digelar di Depo pelestarian Lingkungan merupakan lahan baru yang dimiliki oleh Surabaya yang nantinya akan dibangun Griya Jing Si.
Prosesi berdoa terkait ledakan bom di Surabaya. Meskipun dengan cuaca terik di sore hari namun acara Waisak berjalan dengan lancar dan khidmat.
Setelah prosesi Namaskara, dilanjutkan dengan prosesi Pradaksina. Melalui proses ini insan Tzu Chi mengungkapkan rasa terima kasih kepada Buddha yang telah memberitahukan kepada kita bahwa setiap orang memiliki sifat Buddha yang suci dan membangkitkan jiwa kebijaksanaan kita. Dengan mengitari Buddha berharap sifat luhur dan Dharma sang Buddha selalu ada di sekeliling manusia.
Sementara itu kabar duka datang di pagi saat relawan mempersiapkan kegiatan Waisak. Di sejumlah titik di Gereja Surabaya terjadi serangan bom yang memporak-porandakan ketenangan warga Surabaya. Dalam prosesi kali ini, insan Tzu Chi menyelipkan sesi berdoa, dengan adanya doa dari jutaan insan, Tzu Chi berharap semoga masyarakat Surabaya, korban dan keluarga yang ditinggalkan bisa ditenteramkan batinnya agar senantiasa damai dan sentosa.
Dalam Waisak tahun 2018 ini target
tamu undangan adalah 300 orang, namun karena perayaan Waisak kali berbenturan
dengan kondisi Surabaya sedang dalam keadaan tidak aman karena adanya ledakan
bom, hanya beberapa saja yang datang.
Di akhir penutupan acara, semua panitia berkumpul untuk evaluasi dan memanjatkan doa syukur atas berlangsungnya acara yang berjalan lancar. Relawan lalu mengadakan rapat kecil untuk bantuan terkait ledakan bom di Surabaya.
“Ada 300 tamu undangan untuk perayaan Waisak hari ini, namun karena Surabaya sedang tidak memungkinkan dan beberapa akses jalan juga ditutup kami juga memaklumi,” terang Vivian Fan di penghujung acara Waisak.
Acara ditutup dengan perjamuan
makan malam dan menyaksikan ceramah Master Cheng Yen. Para tamu lalu diajak
untuk menuangkan celengan bambu. Di akhir penutupan acara, semua panitia
berkumpul untuk evaluasi dan memanjatkan doa syukur atas berlangsungnya acara
yang berjalan lancar, meriah dan khidmat.
Purwanto, salah satu relawan Tzu Chi sedang memberikan bantuan kepada petugas keamanan yang berjaga di salah satu titik gereja yang menjadi serangan bom.
Untuk kesekian kalinya relawan berdoa untuk Surabaya agar diberi damai. Vivian selaku Ketua Tzu Chi Surabaya juga memberi pengarahan untuk melakukan survey dan bantuan makanan kepada pihak keamanan yang berjaga di salah satu gereja yang menjadi sasaran bom. Bantuan dilakukan pada malam itu dengan memberikan perhatian kepada petugas kemanan yang berjaga di area kejadian perkara. Relawan tanggap darurat, Purwanto membagikan bantuan berupa roti dan minuman kepada pihak keamanan tersebut.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Waisak Tzu Chi 2018: Keharmonisan Dalam Keberagaman
14 Mei 2018Selain relawan Tzu Chi, kegiatan ini juga selalu dihadiri para tokoh dari berbagai agama di Indonesia. Doa jutaan insan kali ini dihadiri sebanyak 43 pemuka agama di antaranya pemuka agama Buddha, Katolik, Hindu, dan Konghucu. Ini menunjukkan suatu keharmonisan dalam keberagaman.
Waisak Tzu Chi 2018: Dari Satu Menjadi Tak Terhingga (Bag. 2)
15 Mei 2018Sejak Yayasan Buddha Tzu Chi berdiri hingga kini berusia 25 tahun, Chia Wenyu selalu mendapatkan tanggung jawab sebagai pemandu acara. Namun pemandangan berbeda ada di Waisak Tzu Chi 2018. Wenyu kali ini tidak lagi ada di depan panggung, dirinya duduk dengan anggun di barisan pembawa persembahan bersama 120 relawan Tzu Chi lainnya.