Waisak Tzu Chi 2018: Doa Jutaan Insan yang Penuh Berkah
Jurnalis : Cindy Jeo (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Fera, Akun, Jesslyn Jeo, Cindy Clara, Toni, Aseng, Heri, Elvana (Tzu Chi Pekanbaru)Doa Jutaan Insan dibuka dengan penabuhan genderang dan lonceng yang dibawakan oleh muda-mudi Tzu Chi Pekanbaru.
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan kegiatan peringatan Hari Raya Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia. Tak terkecuali Tzu Chi Pekanbaru, Doa Jutaan Insan ini pun diadakan bersamaan dengan perayaan yang diadakan di kantor-kantor penghubung Tzu Chi lainnya di Indonesia pada tanggal 13 Mei 2018. Kali ini peringatan Waisak tidak lagi diadakan di luar ruangan seperti tahun-tahun sebelumnya. Kegiatan Doa Jutaan Insan digelar di Ska Co Ex Pekanbaru.
Para peserta Waisak pun membentuk formasi barisan dengan tulisan “TZU CHI 52” sebagai simbol Tzu Chi Internasional yang telah berusia 52 tahun. Namun jika dilihat secara terbalik akan membentuk tulisan “TZU CHI 25” yang berarti Tzu Chi Indonesia berusia 25 tahun. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 1.000 orang yang terdiri dari anggota sangha, pemuka agama, organisasi Buddhis, perhimpunan masyarakat Tionghoa, murid-murid sekolah, dan masyarakat umum.
Acara ini dihadiri oleh lebih dari 1.000 orang yang terdiri dari anggota sangha, pemuka agama, organisasi Buddhis, perhimpunan masyarakat Tionghoa, murid-murid sekolah, dan masyarakat umum.
Relawan dan seluruh peserta yang hadir melakukan prosesi pemandian Buddha Rupang dalam acara Doa Jutaan Insan.
Tidak mudah mengatur jalannya acara dan formasi yang diikuti begitu banyak orang. Tetapi, dengan kerja keras dari para relawan, acara ini dapat berjalan dengan khidmat dan lancar. Doa Jutaan Insan dibuka dengan penabuhan genderang dan lonceng yang melambangkan semangat menyebarkan cinta kasih. Muda-mudi Tzu Chi sangat antusias dan bersungguh hati berlatih untuk menampilkan yang terbaik.
Selain acara prosesi pemandian Rupang Buddha, juga diadakan peringatan Hari Ibu Internasional dengan membasuh kaki ibu. Rasa haru pun terlihat di wajah para peserta yang mengikuti acara ini.
Selain acara prosesi pemandian Rupang Buddha, juga diadakan peringatan Hari Ibu Internasional dengan membasuh kaki ibu.
Wismina memandu rapat koordinasi persiapan Waisak yang membentuk formasi barisan tulisan “TZU CHI 52”.
“Waisak Tzu Chi adalah wujud membalas budi luhur Buddha, juga kita sekaligus merayakan Hari Ibu yang merupakan wujud membalas budi luhur orang tua dan Hari Tzu Chi Sedunia sebagai wujud membalas budi luhur semua makhluk. Jadi ini benar-benar acara yang sangat penuh makna,” ujar Wismina, Koordinator acara. Tanggung jawab sebagai koordinator acara membuatnya belajar banyak hal dari kegiatan ini. “Belajar mengenal karakter relawan, belajar bagaimana berpengertian dan berlapang dada, belajar bersyukur. Bagi saya dengan menjadi PIC, saya bisa menilai pembinaan diri saya sendiri,” ungkapnya.
Wismina berharap dengan terhimpunnya niat baik, kita dapat menciptakan keberkahan tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga demi masyarakat dan dunia. Setiap orang dapat berubah menjadi lebih baik dengan mengikis tabiat-tabiat buruk dan dapat menerima ajaran kebenaran.
Editor: Yuliati