Waisak yang Menginspirasi

Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Hendra Gunawan, Henry Tando, Kurniawan, Riadi, Stephen Ang (Rel. Dok. Tzu Chi)
 
 

fotoSebanyak kurang lebih 4.000 peserta hadir dalam perayaan Waisak, Hari Tzu Chi, dan Hari Ibu Internasional pada Minggu, 8 Mei 2011 di Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Minggu 8 Mei 2011, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan perayaan Hari Waisak, Hari Tzu Chi, dan Hari Ibu Internasional di Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Meski gedung itu masih dalam tahap pengerjaan (penyelesaian), tetapi sudah yang ketiga kalinya relawan Tzu Chi menyelenggarakan perayaan Waisak di tempat itu. Alasannya tak lain tempat ini adalah rumah insan Tzu Chi, karenanya para relawan pun merasa tenang dan nyaman merayakan Waisak di tempat ini.

Tepat pukul 09.00 WIB, tanpa mengurangi kekhusyukkan perayaan Waisak di Tzu Chi dilaksanakan. Dengan prosesi yang terbilang sederhana para relawan dan tamu undangan berjalan beriringan menuju altar Buddha yang berasap tipis di atas kolam kecil berair wangi. Di sini para peserta menjalankan prosesi pemandian rupang Buddha dengan membungkukkan badan dan menyentuh air wangi – maknanya adalah dengan memandikan rupang Buddha sama artinya dengan menyucikan batin, merefleksikan diri, dan melenyapkan kegelapan batin.

Perayaan Waisak di Tzu Chi memang jatuh setiap minggu kedua di bulan Mei. Pada hari itu selain merayakan Waisak relawan juga memperingati Hari Tzu Chi Sedunia dan Hari Ibu Internasional. Kurang lebih 4.000 peserta hadir dari berbagai kalangan. Menurut Yopie Budianto, relawan Tzu Chi, Waisak di Tzu Chi sebenarnya bersifat universal dan lintas agama, karena itu di Taiwan setiap kali mengadakan Waisak selalu dihadiri oleh berbagai pemuka agama.

foto  foto

Keterangan :

  • Pada perayaan Waisak hari itu, prosesi pemandian rupang Buddha diawali oleh dua orang biksuni. (kiri)
  • Para anggota Komite Tzu Chi melakukan prosesi pemandian rupang Buddha, yang kemudian diikuti oleh relawan Tzu Chi lainnya, dan masyarakat umum yang menghadiri perayaan 3 hari besar ini: Hari Waisak, Hari Tzu Chi, dan Hari Ibu Internasional. (kanan)

Setelah iring-iringan prosesi pemandian rupang Buddha berjalan khidmat, acara dilanjutkan dengan pradaksina (meditasi berjalan). Pada prosesi ini, kekhusyukkan dan antusias para peserta nampak dalam setiap langkahnya yang rapi. Setelah prosesi Waisak selesai para peserta diajak untuk melihat-lihat poster napak tilas Tzu Chi di Taiwan dan Indonesia di ruang pameran. Melalui pameran inilah panitia pelaksana mengharapkan agar para tamu undangan mengenal misi dan visi Tzu Chi. Dan bagi relawan yang sudah mengenal Tzu Chi dapat lebih dalam memahami Tzu Chi.

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan Komite Tzu Chi secara teratur dan rapi memberikan hormat di altar Buddha. (kiri)
  • Antusias untuk mengikuti Wisak tidak hanya dari kalangan relawan, tetapi juga dari masyarakat umum. Seusai acara Waisak para pengunjung juga dapat menyaksikan pameran poster dan juga mengunjungi Tzu Chi School di area lokasi yang sama. (kanan)

Menurut Gunawan Ong, salah satu peserta Waisak yang ikut menyaksikan pameran poster, acara Waisak beserta pameran posternya terasa sangat mengesankan. “Baru kali ini saya merasakan atmosfer yang berbeda dari menghadiri acara Waisak. Begitu tiba di gedung Jing Si, bangunan ini membuat saya merasa begitu kecil sebagai manusia dan prosesinya tetap kidmat meskipun sederhana. Pameran poster ini juga menambah wawasan saya tentang Tzu Chi, karena disajikan dengan gambar menarik dan teks yang lugas,” jelasnya.

Namun tujuan dari pameran poster ini bukanlah menunjukkan eksistensi atau apa yang telah Tzu Chi lakukan, tetapi merupakan informasi yang berusaha mengispirasikan banyak orang melalui tindakan nyata. Harapannya semakin banyak orang yang paham dan terinspirasi dengan pesan cinta kasih, maka praktik cinta kasih akan semakin nyata bergulir di dunia ini.

  
 

Artikel Terkait

Deteksi Dini Untuk Mencegah Gizi buruk

Deteksi Dini Untuk Mencegah Gizi buruk

24 Oktober 2018
Pagi itu, Sabtu 20 Oktober 2018, rombongan mobil relawan berjalan bersama menuju distrik Andey di sebelah utara Kota Biak. Menempuh perjalanan selama satu jam, relawan pun sampai di SD YPK Silo Rumbin untuk menggelar bakti sosial sebagai upaya deteksi dini kasus gizi buruk.
Suara Kasih: Menyebarkan Dharma dengan Tulus

Suara Kasih: Menyebarkan Dharma dengan Tulus

10 Juni 2011
Belakangan ini kita terus mensosialisasikan budaya humanis Tzu Chi ke seluruh dunia. Budaya humanis ini bagaikan mata air, ia tak hanya dapat menyucikan batin, melainkan juga menginspirasi orang untuk membuat mata air dalam batin mereka.
Ayo Selamatkan Bumi dengan Menerapkan Pola Hidup Sehat!

Ayo Selamatkan Bumi dengan Menerapkan Pola Hidup Sehat!

17 Oktober 2016

Banyak cara untuk menyelamatkan bumi. Salah satunya dengan menerapkan pola makan vegetarian. Isu inilah yang terus dikampanyekan muda-mudi Tzu Ching UNPRI Medan. Lewat demo memasak, para peserta diperkenalkan menu vegetarian yang sehat lagi lezat.

Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -