Waisak yang Penuh Suka Cita dan Bermakna

Jurnalis : Surya Metal (Tzu Chi Makassar), Fotografer : Syanny, Elly Rosana, Jennifer, Cindy Aprilia (Tzu Chi Makassar)

Sebanyak 180 relawan dan tamu undangan menghadiri Doa Bersama Waisak yang digelar di Kantor Tzu Chi Makassar dengan antusias dan khusyuk.

Waisak merupakan hari besar bagi umat Buddha karena memperingati tiga peristiwa penting, yaitu hari lahirnya Pangeran Siddharta, Siddharta mencapai penerangan agung menjadi Buddha, dan hari Buddha parinibbana (wafat). Tzu Chi Makassar merayakan Hari Waisak dengan menggelar doa bersama Waisak pada Minggu 26 Mei 2024.

Sebanyak 180 relawan dan tamu undangan menghadiri doa bersama Waisak yang digelar di Kantor Tzu Chi Makassar ini dengan antusias dan khusyuk. Tema Waisak tahun ini adalah Membalas budi luhur Buddha, orang tua kita dan semua makhluk hidup. Dengan penuh kekhusyukan, para relawan dan tamu undangan melantunkan doa dan mempersembahkan air, pelita, serta bunga di hadapan para Buddha.

Relawan menghias meja altar sebelum perayaan Hari Suci Waisak 2568.

Relawan menyambut tamu yang hadir pada Perayaan Waisak 2568.

Sepanjang acara berlangsung, para tamu undangan dengan khidmat melakukan prosesi Waisak, mulai dari Pemandian Rupang Buddha yang mana semua relawan dan tamu undangan hadir berbaris menuju altar rupang Buddha, kemudian membungkukkan badan dan menyentuh air wangi. Prosesi pemandian rupang Buddha menjadi titik puncak perayaan Waisak Tzu Chi. Setelah proses pemandian rupang Buddha, seluruh relawan dan tamu undangan memanjatkan doa bersama agar dunia bebas bencana.

Waisak sangat berarti bagi Irene Sie, relawan Tzu Chi Makassar.  Ia berharap semoga dengan prosesi Waisak ini, dunia aman dan sentosa serta terhindar dari bencana dan semua makhluk hidup berbahagia.

Salah satu tamu undangan, Romo Hemajayo Thio mengungkapan bahwa Waisak merupakan momentum untuk mengingat kembali sang Buddha. “Saya merasa bangga sebagai bagian dari umat Buddha dapat bersama-sama dengan berbagai organisasi sosial dan tokoh masyarakat memperoleh kesempatan hadir pada acara Doa bersama Waisak 2024 di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chí Makassar. Semoga Berkah Waisak menjadi Inspirasi bagi umat Buddha akan pentingnya menabur benih kebajikan yang dilandasi oleh cinta kasih demi kebahagiaan semua makhluk,” ungkap Romo Hemajayo Thio.

Para relawan melaksanakan ritual permandian rupang Buddha.

Seorang relawan memberi arahan kepada tamu undangan cara pemandian rupang Buddha.

Ketua Permabudhi Sulawesi Selatan, Dr. Ir. Yonggris Lao, M.M juga mengungkapkan tema Waisak sangat bermakna bagi umat Buddha yaitu membalas budi luhur Buddha, orang tua kita dan semua makhuk hidup.

“Karena umat kita dapat merefleksian diri terhadap budi luhur Buddha, orang tua juga sangat penting kita harus hormati, karena tanpa doa dan bimbingan dari orang tua, kita sebagai manusia bukanlah apa-apa dan yang terakhir kita harus menjaga dan melindungi bumi dan makhluk hidup agar terbebas dari bencana.”

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Waisak 2024: Waisak Penuh Makna dan Bakti Kepada Orang Tua

Waisak 2024: Waisak Penuh Makna dan Bakti Kepada Orang Tua

05 Juni 2024

Relawan Tzu Chi Komunitas He Qi Tangerang mengadakan Perayaan Waisak 2024. Acara Waisak tersebut adalah untuk memperingati tiga hari besar di Tzu Chi yaitu Hari Waisak, Hari Ibu International, dan Hari Tzu Chi Sedunia.

Waisak yang Penuh Suka Cita dan Bermakna

Waisak yang Penuh Suka Cita dan Bermakna

31 Mei 2024

Sebanyak 180 relawan dan tamu undangan menghadiri doa bersama Waisak yang digelar di Kantor Tzu Chi Makassar ini dengan antusias dan khusyuk. 

Waisak 2024: Sukacita Membawa Kebahagiaan untuk Semua Makhluk

Waisak 2024: Sukacita Membawa Kebahagiaan untuk Semua Makhluk

17 Mei 2024

Aula Jing Si Bandung kembali menyambut masyarakat untuk hadir dalam rangka doa bersama Waisak pada Minggu, 12 Mei 2024. Sebanyak 570 tamu undangan, serta tujuh Sangha hadir dalam acara yang istimewa ini.

Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -