Wajah Baru di Priangan
Jurnalis : Fatma (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Arief (Tzu Chi Bandung) * Relawan Tzu Chi menyanyikan lagu isyarat tangan 'Satu Keluarga' yang diikuti opa dan oma penghuni Panti Jompo Priangan. | Sebanyak 8 relawan Tzu Chi Bandung berkunjung kembali ke Panti Jompo Priangan pada 18 Desember 2008. Saat relawan tiba, panti yang terletak di Jalan Karmel I No. 56 Lembang, Bandung, Jawa Barat itu terlihat sepi. Hanya seorang oma yang terlihat duduk di depan panti itu. ”Halo oma,” sapa para relawan. Senyum hangat Oma Martha menjadi jawaban atas sapaan para relawan. |
Aula yang telah disiapkan untuk acara hari itu masih terlihat lengang. Sebuah pohon Natal telah menghiasi ruangan itu. Melihat pohon Natal tersebut, saat memasuki aula relawan langsung menyanyikan lagu Natal. ”We wish you merry christmas, we wish you merry christmas, and happy new year,” melantun merdu dari bibir relawan. Beberapa lama kemudian, oma dan opa datang menyemarakkan aula. Mereka siap mengikuti rangkaian acara hari itu. Melihat beberapa oma dan opa berjalan tertatih-tatih, relawan-relawan Tzu Chi langsung menghampiri dan membantu mereka berjalan. Pada kunjungan kedua ini, oma dan opa di Panti Jompo Priangan terlihat lebih sukacita. Oma dan opa sudah tidak malu-malu lagi maju ke depan untuk menyumbangkan lagu. Bahkan beberapa di antaranya, sudah ada yang hafal isyarat tangan Satu Keluarga. Oma dan opa pun lebih banyak bercerita kepada relawan. Mendengar curahan hati oma dan opa ini, relawan Tzu Chi tidak merasa bosan bahkan sekali-kali bercanda membuat keluh kesah yang melanda oma dan opa hilang. Semoga dengan kunjungan relawan Tzu Chi kali ini, dapat mengobati kesepian yang dirasakan oma opa selama jauh dari keluarga. Ket : - Seorang opa mengikuti lagu isyarat tangan 'Sebuah Dunia yang Bersih' yang dinyanyikan relawan Tzu Chi. Di Panti, Beribadah Terasa Lebih Khusyuk Oma ini memiliki ciri khas tersendiri, yakni rambut sebahu yang masih hitam. Meski baru pertama kali bertatap muka langsung dengan relawan Tzu Chi, keramahan dan keakraban tetap tercipta di antara mereka. ”Oma siapa namanya?” sapa Pepeng, relawan Tzu Chi yang hadir saat itu. ”Veronica,” jawabnya sembari menerima uluran tangan Pepeng. Usianya yang baru menginjak 67 tahun, membuat Oma Veronica tampak lebik muda dibandingkan dengan penghuni panti lainnya. Kepada Pepeng, ia banyak bercerita. Katanya baru dua minggu ini ia tinggal di Panti Jompo Priangan. Berbeda dengan para penghuni yang kebanyakan dititipkan ke panti dengan alasan keluarga, Oma Veronica tinggal di panti ini atas keinginannya sendiri. Banyak yang ia syukuri semenjak berada di panti ini. Selain ia bisa berkumpul dengan orang-orang sebaya, ia pun dapat lebih khusyuk beribadah. Mungkin alasan inilah yang membuat hari-hari Oma Veronica di panti semakin bermakna. ”Kalo tinggal di rumah, belum tentu saya bisa ke gereja setiap hari. Kalo di sini saya tinggal jalan kaki,” tuturnya kepada relawan. Menurutnya, kehadirannya di panti ini memang telah direncanakan Tuhan. ”Tuhan mungkin sudah menyiapkan jalan untuk saya. Mungkin dengan tinggal di sini, saya dapat lebih dekat dengan Sang Pencipta,” tambahnya. Ket : - Oma Veronica merasakan betul pijatan relawan Tzu Chi yang penuh cinta kasih. (kiri) Sebelum menjadi penghuni Panti Priangan Jompo, Oma Veronica adalah perempuan yang sangat aktif. Ia giat bekerja di Lembaga Swadaya masyarakat (LSM) sebagai relawan yang membantu penderita katarak. Ketika memutuskan untuk tinggal di panti, kesibukannya tersebut nyaris terhenti. Kini ia lebih memilih untuk giat beribadah. Dengan kunjungan relawan kali itu, Oma Veronica merasa sangat terhibur. Ia pun mengungkapkan kekagumannya kepada relawan Tzu Chi yang dengan tulus menghibur oma dan opa di panti. Cerita bersama Oma Veronica hari itu akhirnya harus berakhir. Sebelum relawan beranjak, Oma mengucapkan terima kasih kepada masing-masing relawan sambil berpesan, ”Nanti datang lagi ya.” Oma melepas kepergian relawan dengan lambaian tangannya. | |