Wajah Baru Kelurahan Palmerah dengan Hadirnya Tzu Chi

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Agus DS, James Yip, Merry Hasan (He Qi Barat 2)

Para relawan berbincang santai dengan warga Palmerah, Jakarta Barat yang berobat di bakti sosial kesehatan degeneratif Tzu Chi.

Lurah Palmerah, Zaenal Ngaripin tersenyum menyaksikan keakraban warganya dengan para relawan, dokter dan perawat dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Pada bakti sosial kesehatan degeneratif yang digelar Sabtu 10 Agustus 2024 di SDN 13 Palmerah itu, warga tak segan menceritakan keluhan kesehatan mereka.

Ada 205 pasien yang diperiksa kesehatannya. Mereka diberi obat dan yang paling penting diedukasi tentang pola makan dan gaya hidup agar kesehatan mereka membaik. Pengobatan degeneratif ini merupakan yang pertama dan akan berlangsung tiga kali, yakni berlanjut pada September dan Oktober mendatang.

“Banyak terima kasih pada Tzu Chi yang sudah banyak berbuat di wilayah Kelurahan Palmerah. Dimulai hampir setahun yang lalu ada program bebenah kampung tepatnya di RT 13 RW 8 yang sekarang sudah jadi, dan ini lanjutannya,” tutur Lurah Palmerah itu.

Ada 205 pasien yang memeriksakan kesehatannya.



Lurah Palmerah, Zaenal Ngaripin dan Kepala Puskesmas Palmerah, Dokter Syukur gembira dengan perhatian yang diberikan Tzu Chi Indonesia pada warganya.

Bagi Zaenal, perhatian Tzu Chi di bidang kesehatan merupakan sesuatu yang penting selain di bidang pemukiman. Kelurahan Palmerah terdiri dari 17 RW, 176 RT dengan 78.000 penduduk. Dengan jumlah penduduk yang padat ini Kelurahan Palmerah menghadapi berbagai tantangan, salah satunya terkait kesehatan.

“Kita ketahui walaupun APBD DKI Jakarta besar tentunya dengan skala masalah yang besar, ada skala prioritas. Tetap dibutuhkan kerja sama dan kolaborasi dengan stake holder maupun CSR dalam hal ini seperti Yayasan Buddha Tzu Chi,” tambah Zaenal.

Makin Kenal dengan Tzu Chi

Priono mengantar sang ibu, Sariah, memeriksakan kesehatannya.

Priono (47) tinggal tak jauh dari rumah keluarga Kartiwo, penerima bantuan pembangunan Rumah Susun Barokah. Sejak ada program bebenah kampung, Priono jadi lebih mengenal tentang Tzu Chi. Ketika diberitahu jika Tzu Chi akan adakan pengobatan bagi lansia di Palmerah, cepat-cepat ia daftarkan ibunya, Sariah (65) yang sudah empat tahun ini menderita stroke.

Pada pengobatan ini ibunya mengeluhkan pegal-pegal pada kakinya sehingga malam hari kerap tak bisa tidur. Ia pun diberikan obat. Dari hasil pemeriksaan, baik kadar gula maupun tekanan darahnya normal.

“Dengan pengobatan gratis ini minimal masyarakat RW 08 ini mengetahui kondisi badan mereka masing-masing. Kan tadi ada yang diperiksa tensi darahnya, asam urat, dengan diperiksa minimal bisa menjaga pola makan dan pola hidup,” kata Priono.

Mulyati senang tim dokter dari Tzu Chi berkenan mendatangi rumahnya.

Pengobatan degeneratif ini makin maksimal manfaatnya karena tim dokter Tzu Chi mendatangi rumah enam warga yang kesusahan datang langsung ke SDN 13 Palmerah. Dari enam ini di antaranya ada yang stroke seperti Ibu Siti Khadijah, ada Ibu Tuyinah yang lututnya seharusnya dioperasi, ada Ibu Karwi yang usianya sudah 79, ada juga Mulyati yang kedua kakinya terasa lemas.

“Senang sekali dokter sudah mau ke rumah saya. Soalnya kan saya tidak bisa ke sana. Dokter dan perawatnya ramah banget,” kata Mulyati.

Dokter Yeni dari tim medis Tzu Chi Indonesia atau TIMA senang melihat warga antusias mendengarkan edukasi. Ini berarti mereka ingin mengubah pola hidup jadi lebih baik.

“Semoga ini menjadi suatu keberhasilan. Di mana warga bukan hanya berobat, tapi mereka mengerti apa itu penyakit degeneratif. Sehingga setidaknya mereka yang belum ada penyakit degeneratif bisa mempertahankan untuk sehat. Dan yang punya degeneratif bisa cepat sembuh atau tidak bertambah parah karena mereka sudah punya pengetahuan,” ungkapnya.

Dokter Yeni dari TIMA Indonesia memberikan edukasi kesehatan kepada warga.

Kepala Puskesmas Palmerah, Dokter Syukur terkesan dengan pengobatan yang Tzu Chi hadirkan di wilayahnya. Pengobatan ini makin mengoptimalkan jangkauan pada masyarakat.

“Ini sangat membantu, apalagi ini untuk usia 45 tahun ke atas, sudah masuk Lansia. Kalau dulu kita kenal ada Posyandu untuk balita, karena balita itu banyak. Nah sekarang Lansia itu populasinya juga banyak. Sehingga ini menjadi hal yang perlu diperhatikan. Makanya dengan kolaborasi ini jangkauannya lebih luas,” ujar Dokter Syukur.

Banyak permasalahan kesehatan, tambah Dokter Syukur, baik yang terlihat maupun yang tak terlihat seperti masalah sanitasi, namun dampaknya sangat besar terhadap balita sampai segala umur. Dan salah satu masalah itu ada di Jakarta termasuk di Palmerah.

“Mungkin juga bisa menjadi wacana ke depan, yang tidak kelihatan ini bisa menjadi sebuah locus intervensi juga yang bisa dilirik oleh Tzu Chi untuk secara keseluruhan bisa membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan di Palmerah ini. Masih ada yang tidak punya septic tank, artinya ini memang agak berbahaya di lingkungan, jadi itu akan menimbulkan efek. Baik itu untuk bayi-bayi, maupun secara keseluruhan,” tambahnya.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

 Hidup Sehat dan Bahagia di Usia Senja

Hidup Sehat dan Bahagia di Usia Senja

27 November 2019

Baksos Kesehatan Degeneratif Tzu Chi di Sekolah Sari Putra, Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat berhasil melayani 425 pasien lanjut usia di Desa Karang Baru. Kegiatan yang baru pertama kali diadakan di Xie Li Cikarang ini diadakan pada Minggu, 24 November 2019 dengan melibatkan 110 relawan dan 10 tim medis.  

Makin Paham Cara Menjaga Kesehatan karena Baksos Kesehatan Degeneratif

Makin Paham Cara Menjaga Kesehatan karena Baksos Kesehatan Degeneratif

25 Juli 2024

Sebanyak 474 warga Sunter semakin paham bagaimana menjaga kondisi tubuh mereka karena ikut bakti sosial kesehatan degeneratif yang diadakan oleh relawan komunitas He Qi Pusat.

Peduli dan Waspada Terhadap Penyakit

Peduli dan Waspada Terhadap Penyakit

11 September 2019

Minggu, 1 September  2019, Tzu Chi Bandung mengadakan bakti sosial (baksos) pelayanan kesehatan degeneratif secara gratis di SD Swadaya, Jamika, Bandung. Di hari itu, sebanyak 254 pasien mendapatkan pelayanan kesehatan.

Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -