Waktunya Tzu Chi di Manado

Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Apriyanto

foto
Meichi Pannavati Padma (paling belakang) sedang mengikuti isyarat tangan. Ia mengenal Tzu Chi sejak sebelum ditahbiskan sebagai biarawati. Menurutnya di Tzu Chi ia belajar banyak tentang budaya humanis.

Setelah beberapa minggu pascabencana banjir bandang, Kota Manado belumlah sempurna, sampah dan lumpur masih ada di beberapa lokasi. Maka untuk menuntaskan sumbangsih Tzu Chi pada masyarakat Manado, relawan Tzu Chi kembali datang ke kota itu pada 25 Februari 2014. Kali ini rencananya dalam beberapa hari ke depan relawan akan melakukan kegiatan kerja bakti dan pembagian satu set kompor kepada warga korban banjir bandang. Karena itu sebelum semua kegiatan dilaksanakan relawan terlebih dahulu berkoordinasi, survei, dan meeting.

Dari hasil pengamatan di lapangan dan meeting, relawan memutuskan akan melaksanakan kerja bakti di Kelurahan Tikala Baru membersihkan gorong-gorong dan mencat gedung balai kelurahan.

Sejak pertama tiba di Manado kesungguhan relawan dalam bersumbangsih sudah terlihat sangat baik. Mereka tak hanya berkeinginan membantu, tetapi juga berkeinginan membangkitkan rasa welas asih pada warga korban banjir bandang. Persiapan yang matang pun dijalankan. Esok harinya Rabu 26 Februari, sejak pagi hari relawan sudah datang mengunjungi Kelurahan Tikala Baru untuk melihat lokasi dan mematangkan kegiatan. Dan tanpa diduga warga Tikala Baru menyambut hangat maksud relawan. Mereka bersedia kembali bekerja bakti membersihkan gorong-gorong yang mampat dan mencat Balai Kelurahan. Bahkan para wanita di kelurahan itu diajak bekerjasama dengan relawan untuk mempersiapkan konsumsi bagi para peserta kerja bakti.

Setelah sepanjang hari berkoordinasi kesana-kemari, malam harinya seakan tak kenal lelah relawan melanjutkan kerjanya dengan meeting bersama untuk membahas kegiatan hari esok dan evaluai kerja pada hari itu. Pada meeting itu dihadiri oleh 43 orang yang terdiri dari relawan dan warga Manado. Selain itu seorang biarawati, Meichi Pannavati Padma pun ikut hadir dalam meeting itu. Menurut Meichi (panggilan bagi biarawati) ini bukanlah kegiatan Tzu Chi yang pertama kali ia ikuti. Sebelumnya ia pernah mengikuti Tzu Chi sejak tahun 2000 pada sebuah kegiatan bakti sosial. Ketika itu meichi masih sebagai umat biasa, namun setelah ia ditahbiskan sebagai seorang biarawati, ia tetap mengenal Tzu Chi yang menurutnya dengan prinsip kerapihan dan memberi kepada semua orang tanpa membedakan suku, agama, dan ras telah membimbingnya hingga saat ini. “Saya berterima kasih kepada Tzu Chi dari Tzu Chi saya belajar banyak,” kata meichi.

foto   foto

Keterangan :

  • Pada malam itu (26/2/14) sejumlah warga Manado ikut dalam sosialisasi Tzu Chi. Dalam kesempatan yang singkat itu relawan menjelaskan tentang Tzu Chi dan kisah inspirasi tentang Tzu Chi (kiri).
  • Di Kelurahan Kanaan Indah lokasih masih memprihatinkan. Banyak rumah yang terkubur dan warga masih belum sanggup untuk membersihkan lumpur yang menggunung (kanan).

Lebih jauh meichi menerangkan bahwa sebagai seorang biarawati ia melihat Tzu Chi adalah organisasi Buddha yang bersifat universal, karena beranggotakan multi etnis dan agama. Dari konsep inilah ia melihat Tzu Chi sebagai suatu organisasi yang patut di contoh, maka kedatangan Tzu Chi di Manado menurutnya sudah tepat dan sudah waktunya jalinan jodoh Tzu Chi terbuka di Manado. “Saya rasa Tzu Chi ada di Manado sudah tepat dan sudah waktunya,” kata meichi.


Artikel Terkait

Kita hendaknya bisa menyadari, menghargai, dan terus menanam berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -