Wali Kota Palu Kunjungi Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia
Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand YahyaWali Kota Palu Hidayat sedang menjelaskan kondisi kota Palu kepada Liu Su Mei Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi dan Sugianto Kusuma.
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menerima kunjungan Wali Kota Palu Hidayat di Tzu Chi Center PIK, Kamis (22/11/18). Hidayat diterima langsung oleh Liu Su Mei Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan Wakil Ketua Sugianto Kusuma. Kedatangan Hidayat ke Tzu Chi Center untuk menindaklanjuti bantuan kemanusiaan yang sejak peristiwa bencana gempa, Yayasan Buddha Tzu Chi tengah hadir di Palu untuk memberikan bantuan.
Dalam kesempatan ini Hidayat melaporkan kondisi warga Palu dan apa yang sedang dikerjakan oleh pemkot Palu. Hidayat menegaskan bahwa Palu saat ini masuk dalam situasi transisi darurat ke pemulihan. Saat ini pemerintah kota Palu sedang bekerja untuk memvalidasi data keseluruhan wilayah yang terdampak bencana tsunami, gempa, dan likuifaksi. Di sisi lain Dinas Kesehatan kota Palu juga terus memperhatikan kesehatan warga yang saat ini berada di tenda pengungsian.
“Saya pastikan Dinas Kesehatan terus mendampingi kesehatan warga terjaga dengan baik” ungkap Hidayat.
Sugianto Kusuma menerima kedatangan Wali kota Palu Hidayat di gedung DAAI lantai 6 Tzu Chi Center PIK.
Di pengungsian saat ini Pemda juga sedang memfasilitasi kebutuhan warga selama mereka di tenda pengungsian seperti, sarana MCK, air bersih, ruang sekolah sementara, kebutuhan peralatan rumah tangga seperti alat masak dan lain-lainnya. Sementara warga berada di pengungsian, pemerintah kota Palu juga sudah mulai membangun hunian sementara (HUNTARA) di 29 titik lokasi.
“Pembangunan HUNTARA di 29 lokasi ini kami rekomendasikan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk melakukan pembangunan HUNTARA. Kami pastikan pembangunan HUNTARA itu sesuai target yang diberikan oleh Presiden RI sambil mempersiapkan pembangunan (Hunian Tetap) HUNTAP 2019 yang segera dilaksanakan. Ini adalah langkah-langkah Pemkot Palu kedepannya.
Dalam pertemuan ini Sugianto Kusuma, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menanyakan kondisi lahan di tiga wilayah yang direncanakan sebagai kota Palu yang baru. Satu dari tiga wilayah yang disiapkan oleh Pemda Palu, Sugianto Kusuma menanyakan lahan di lokasi alternative ke-3 yang memiliki luas lahan 105,2 Ha. Lahan ini bisa menampung 4.900 unit rumah atau 24.500 jiwa (asumsi 1 KK = 5 jiwa).
Lokasi ini menurut Hidayat merupakan lahan HGB yang akan berakhir tahun 2019. Permukaan tanah bergelombang sehingga memerlukan rekayasa teknis dalam pengembangan bangunan dan infrastruktur. Sedangkan pengadaan air bersih sudah ada pipa air terpasang sejauh 7 Km.
Hidayat sedang menjelaskan kepada jajaran relawan komite Tzu Chi tentang karakteristik tiga lokasi yang siap untuk dibangun ribuan unit hunian tetap.
Lokasi Alternatif 3 ini sudah memiliki jalan Ring road dan nantinya lokasi ini memang diperuntukkan untuk kawasan perkantoran. Menurut Sugianto Kusuma, Tzu Chi akan membangunkan rumah harus dengan segala fasilitasnya yang lengkap.
“Harus ada aliran listriknya, ada air bersih, ada balai pertemuan warga dan rumah ibadah,” jelas Sugianto.
Rapat perencanaan pembangunan HUNTAP ini akan berlanjut mendengarkan pemaparan arsitek yang sudah membuat perencanaan pembangunan HUNTAP yang dimiliki oleh Pemda Palu. Menurut Hidayat, wilayah yang terdampak gempa, tsunami, dan likuifaksi ada 13 kelurahan. Di pesisir pantai terdampak tsunami, dua kelurahan Petobo dan Balaroa terdampak likuifaksi.
Saat ini walaupun belum dikeluarkan hasil kajian geologi, Pemkot Palu bersama kelurahan dan kecamatan serta berkordinasi dengan TNI dan POLRI, dihimbau untuk masyarakat jangan melakukan aktivitas di lokasi likuifaksi, lokasi tsunami, dan lokasi yang terdampak alur sesar Palu Koro yang melintasi kota Palu.
“Hasil pertemuan dengan gubernur Palu, lokasi likuifaksi akan dijadikan monumen likuifaksi yang besar dengan ruang terbuka hijau di kota Palu,” kata Hidayat.
Awal kedatangan Wali Kota Palu Hidayat diterima oleh Hong Tjhin koordinator pembangunan rumah di Lombok dan Palu.
Bagi masyarakat pantai yang penghidupannya dari berdagang seperti UMKM yang terdampak tsunami, mereka belum diizinkan untuk berdagang di wilayah pantai. Untuk itu Pemkot Palu akan membangun lapak-lapak kecil untuk UMKM di taman hutan kota yang terletak di jalan Bukit Jabal Nur, Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu. Ditaman hutan kota ini ada fasilitas olah raga, pasar seni, MCK, dan lahan parkir. Untuk sementara para UMKM ini akan ditampung di taman hutan kota ini sambil menunggu kajian kawasan teluk yang terdampak tsunami kedepannya.
Hidayat berharap kerjasama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi untuk pembangunan rumah segera membangun 2000 unit HUNTAP di salah satu dari tiga lokasi yang sudah Pemda sosialisasikan ke Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.
“Saya berjuang terus untuk masyarakat palu untuk pembangunan HUNTAP ini segera berjalan tahun depan (2019),” kata Hidayat mantap.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Gempa Palu: 600 Sarana MCK untuk Palu
26 Oktober 2018Kamis, 25 Oktober 2018, relawan Tzu Chi melakukan serah terima satu truk kontainer berisi 600 kloset, 200 sak semen, 1.800 spandek (atap), dan dua kardus paku seng kepada Korem 132/Tadulako. Serah terima ini dilakukan di depan kantor Korem 132/Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah.
Gempa Palu: Panas dan Hujan Tak Pernah Menjadi Alasan
19 Oktober 2018Gempa Palu: Semangat Tak Boleh Terkubur Bersama Gempa
02 November 2018“Nah… di sana, di dekat rumah walet itu,” kata Sofian menunjuk satu-satunya bangunan yang ia ingat dan masih tersisa. “Dulu rumah saya ada di samping rumah walet itu. Tapi sudah tak ada itu sisanya,” ucapnya ringan dengan wajah tersenyum. Rumah Sofian dulu ada di Perumnas Balaroa yang terdampak likuifaksi, yang kata warga Palu, tanah di perumahan itu sudah lebur seperti diblender. Namun berbeda dengan semangat Sofian yang tetap kuat dan tak goyah.