Wapres Boediono Mengapresiasi Pendidikan (Bag 1)
Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari
|
| ||
Bertempat di gedung olahraga SMA N 1, dengan seksama para siswa mendengarkan setiap ucapan dari Wapres Boediono. Wapres menekankan bahwa, “Pendidikan dan juga kesehatan memang menjadi momok penting dalam kehidupan. Apabila diibaratkan seperti komputer, pendidikan merupakan perangkat keras sedangkan kesehatan merupakan perangkat lunaknya. Keduanya harus berjalan seiringan agar menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.” Bagi Boediono, pendidikan sendiri merupakan masalah yang memiliki prioritas paling tinggi karena pendidikan lah yang menentukan masa depan bangsa. Namun rupanya permasalahan pendidikan menjadi permasalahan yang kompleks apabila dikaitkan dengan permasalahan ekonomi. Tidak sedikit anak yang putus sekolah karena tidak mampu membayar biaya sekolah. Namun kini, para siswa sudah tidak perlu merasa khawatir karena telah banyak orang yang sadar akan pentingnya pendidikan sehingga memberikan beasiswa dan bantuan lain kepada para siswa. Seperti yang terjadi di SMAN 1 Padang, dengan gedung yang megah dan mempunyai fasilitas yang lengkap tidak membuat SMA favorit ini diisi oleh siswa dengan tingkat ekonomi yang mampu, banyak juga siswa dengan kondisi perekonomian yang biasa saja namun mempunyai tingkat prestasi yang baik. “Sebenarnya proses untuk masuk ke SMA 1 ada proses seleksi, ada jalur tulis kemudian ada yang melalui jalur online. Ini semua proses dilalui. Asalkan mereka lulus, apapun latar belakang mereka, orang tua, ekonomi, semuanya kita terima dan kita pastikan tidak ada siswa yang berhenti karena uang. Dan apabila memang ada dari keluarga yang tidak mampu, maka solusi pertama adalah dengan mencarikan mereka orangtua asuh kemudian apabila tidak ada orangtua asuh tidak ada. Maka pihak sekolah akan memberikan keringanan sesuai dengan kemampuan mereka. Apabila tidak mampu sama sekali maka kita bebaskan sama sekali, apabila mereka bisa sanggup 25%, silahkan bayar 25%,” jelas Suardi Dahlan, Kepala Sekolah SMA N 1 Padang.
Keterangan :
Menggalakkan Pendidikan Berkarakter Seorang guru mengajarkan perilaku yang benar dan membimbing bagaimana agar dapat dijalankan dalam kehidupan sehari-hari; Giatlah dalam mendidik demi menegakkan moralitas dan tekad yang luhur. Sejalan dengan kata perenungan Master Cheng Yen, bahwa guru selain mengajarkan anak-anak ke arah akademis yang baik, harus juga menanamkan benih pendidikan dengan pengajaran perilaku budaya kemanusiaan. Demikian juga yang dikemukakan oleh Boediono, beliau menjabarkan ada tiga hal yang diperlukan dalam mendidik siswa-siswi yang salah satunya adalah mewujudkan pendidikan berkarakter. Menurutnya, pendidikan berkarakter diperlukan untuk membentuk pribadi siswa. Dengan karakter yang baik, sikap dan perilaku yang baik akan timbul seiring waktu. “Dalam mendidik, libatkanlah pendidikan karakter bagi siswa, pendidikan ini dibentuk bukan hanya sehari dua hari tapi dari hari ke hari dengan praktek sehingga nanti akan melekat menjadi bagian dari hidupnya,” pesan Boediono pada para pengajar. “Praktek ini tidak hanya dari kata-kata namun juga tindakan sehingga belajarnya bukan dari buku namun dari praktek langsung dengan melaksanakan bagian dari hal-hal baik setiap langkah. Bagi pendidik, alat yang paling utama dalam pembentukan karakter adalah tauladan,” tambahnya.
Keterangan :
Toleransi dalam Keberagaman Walikota Padang, Fauzi Bahar, juga mengungkapkan mengenai keberagaman yang bukan merupakan penghalang namun merupakan keindahan tersendiri karena dengan perbedaan, banyak hal yang dapat ditukar, dipelajari, dan diteladani. “Nilai-nilai dari keberagaman yang dapat kami ambil adalah nilai untuk beramal, bahwa saat gempa atau bencana lain melanda, Tzu Chi mengumpulkan dana dari berbagai dunia, dari uang-uang receh yang tidak terpakai. Dari sana kami belajar untuk menyisihkan sedikit dari apa yang kami punya untuk ikut bersumbangsih bagi saudara-saudara kami yang sedang dalam keadaan kesusahan. Sekecil apapun kami ingin bersumbangsih juga,” ungkapnya. | |||
bersambung Bagian 2 |
Artikel Terkait
Cinta kasih yang tulus di Tangerang
26 Januari 2015Cinta kasih yang tulus dari celengan bambu tidak akan habis dibagikan , tetapi akan terus bertumbuh dan berkembang karena diteruskan kepada orang lain.