Welas Asih dan Tanpa Pamrih

Jurnalis : Tony Honkley (Tzu Chi Medan), Fotografer : Kamsono, Danny (Tzu Chi Medan)
 
 

fotoKesempatan untuk membantu orang lain tidak datang setiap saat. Dalam kegiatan donor darah, para peserta berkesempatan menggunakan kemampuan diri mereka untuk membantu orang lain.

Imbalan yang tidak dapat dihitung dengan angka-angka disebut tak terhingga. Pemberian tanpa mengingat jernih payah disebut welas asih.
Menyumbangkan tenaga dan melayani dengan sukacita disebut pemberian tanpa pamrih
(Kata Perenungan Master Cheng Yen)

Cinta kasih terhadap sesama manusia dapat kita wujudkan dalam berbagai tindakan nyata. Salah satunya dengan mendonorkan darah kepada mereka yang memerlukan. Hari Minggu, tanggal 3 Oktober 2010, Tzu Chi Medan menyelenggarakan donor darah, bekerja sama dengan RSU Pusat Haji Adam Malik. Kegiatan yang dilaksanakan di Yang Lim Plz lantai 2 ini dihadiri oleh 58 relawan Tzu Chi, 16 dokter TIMA dan 7 orang paramedis. Para relawan telah hadir jam 07:00 WIB untuk mempersiapkan kegiatan donor darah yang akan dimulai pukul 08:00 WIB. Para pengunjung cukup antusias. Jumlah peserta yang terdaftar yakni 344 orang dan kantong darah yang berhasil dikumpulkan sebanyak 298 kantong darah.

Kesibukan sudah tampak sejak sehari sebelumnya, saat para relawan mulai mengangkut logistik dan mempersiapkan segala sesuatu yang akan dipergunakan. Para shijie menyapu serta mengepel sedangkan para shixiong sibuk mengangkat kursi-meja, memasang tempat tidur untuk donor. Para shijie juga mempersiapkan makanan lainnya bagi para peserta setelah mendonorkan darah mereka. Semua relawan melakukan tugas dan tanggung jawab mereka ini dengan sepenuh hati.

foto  foto

Ket : - Pemeriksaan tanda vital dilakukan beberapa saat sebelum donor, untuk memastikan aktivitas ini tidak             mengganggu kesehatan donor. (kiri)
        - Para pengunjung sangat antusias untuk dapat mendonorkan darah mereka meski harus                                mengantri dan menunggu giliran. (kanan)

Syarat-syarat untuk menjadi seorang donor yakni berusia antara 17-60 tahun dengan berat badan minimal 45 kg. Tanda vital pun harus baik. Tanda vital tersebut adalah : tekanan darah sistol = 110-160 mm Hg dan diastol = 70-100 mm Hg; denyut nadi teratur, yaitu 50-100 kali/menit; suhu tubuh 36,6-37,5 derajat celcius (oral). Jika pernah mendonorkan darah, maka pendonoran yang terakhir harus sudah lebih dari 3 bulan yang lalu.

“Ci, saya hendak donor darah tapi saya masih usia 15 tahun, boleh tidak ya?” tanya seorang anak muda kepada seorang relawan. Relawan itu pun menanyakan hal kepada dokter TIMA, dan ternyata menyatakan itu masih di bawah umur. Walaupun belum waktunya, namun hati anak ini sungguh welas asih karena ingin membantu mereka yang membutuhkan. Hendrik (20 tahun) baru pertama sekali ikut donor darah. Namun ia menyatakan tidak takut dengan jarum suntik. Ia malah takut tidak dapat mendonorkan darahnya.

foto  foto

Ket : - Usai mendonorkan darah, beberapa donor dapat merasa pusing. Para relawan membantu untuk               memapah mereka dan menyiapkan makanan ringan pemulih kondisi tubuh. (kiri).
         - Di akhir acara, giliran para relawan yang mengurus pelaksanaan kegiatan mengikuti donor darah ini.             (kanan)

Hingga jam 12.00 WIB, masih saja ada peserta yang ingin mendaftarkan diri, namun dengan terpaksa relawan mengumumkan bahwa pendaftaran ditutup. Setelah itu, barulah para relawan yang membantu pelaksanaan kegiatan hari itu, ikut mendonorkan darah mereka. Jam menunjukkan pukul 13:30 WIB, acara donor darah telah usai dan para relawan bersiap-siap membereskan barang-barang yang akan dibawa pulang kembali ke Yayasan. Walaupun badan terasa capek, wajah para relawan tetap tersenyum adanya kepuasan di dalam diri hati mereka.

  
 
 

Artikel Terkait

Peduli Merapi : Berpindah Lokasi Pengungsian

Peduli Merapi : Berpindah Lokasi Pengungsian

02 Desember 2010 Pemerintah kabupaten Magelang Jawa Tengah semula hanya memperkirakan jumlah pengungsi sebanyak 2.260 orang sesuai daya tampung tempat pengungsian. Jumlah pengungsi kali ini lebih besar dibanding pengungsi ketika Gunung Merapi meletus bulan Mei 2006.
Cermin Cinta Kasih Universal di Masjid Al Muhajirin

Cermin Cinta Kasih Universal di Masjid Al Muhajirin

27 Februari 2018
Relawan Tzu Chi Sinar Mas Xie Li Indragiri terpanggil untuk membantu masyarakat mewujudkan ibadah yang nyaman dan khusyuk. Sebanyak 27 relawan membersihkan Masjid Al Muhajirin dan lingkungan di sekitarnya.
Suara Kasih: Mengasihi Bumi, Memanfaatkan Teknologi dengan Baik

Suara Kasih: Mengasihi Bumi, Memanfaatkan Teknologi dengan Baik

14 Februari 2013 Kita harus berusaha melindungi dan mengasihi bumi pertiwi ini. Pada kehidupan ini, kita harus menghormati langit, mengasihi bumi, menjalin jodoh baik, dan menciptakan berkah bagi dunia.
Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -