Wisata Pendidikan Karakter di Tzu Chi (Bag. 2)

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Agus D (He Qi Barat), Elisa (Tzu Ching), Mettasari (He Qi Utara), Teddy Lianto
 
 

foto
Sesama tim harus saling bekerjasama menjaga keseimbangan untuk kmengangkat sebatang pohon dan menyeberangkannya ke titik yang ditentukan.

“Kriiingg….”, suara alarm jam berbunyi. Waktu masih menunjukkan pukul 05.00 WIB dan matahari masih terlelap dalam peraduannya. Anak-anak yang telah sadar mulai bergantian ke kamar mandi untuk menyikat gigi dan mencuci muka. Untuk menghindari keramaian di kamar mandi, para murid menunggu di kamar mereka masing-masing. Bila teman mereka yang ke kamar mandi telah kembali maka  anak yang belum menyikat gigi akan masuk ke kamar mandi. Mereka semua harus sudap siap dan rapi pada pukul 05.30 untuk menjalani kegiatan olahraga pagi di teras depan Aula Jing Si. Anak-anak yang telah siap langsung menuju teras dan berbaris rapi sambil menunggu teman-teman yang lain turun.

Setelah rapi, mereka mulai melakukan kegiatan lari pagi mengelilingi teras Aula Jing Si. Tidak hanya lari pagi, tetapi ada juga acara senam pagi untuk melemaskan tubuh setelah lelah berlari. Acara yang dilakukan di  tanggal 11 November 2012 ini adalah salah satu acara Tzu Shao Camp untuk mengajarkan anak-anak bangun pagi dan berolahraga adalah pola hidup sehat yang patut di teladani di rumah nanti.

Ketika matahari mulai bersinar hangat, pertanda waktu untuk berolahraga telah habis, para murid kembali ke kamar tidur membersihkan diri dan merapikan kamar tidur, melipat matras, sprei dan bantal kembali seperti ke bentuk awal ketika mereka datang menginap. Setelah selesai, mereka turun dan bergerak ke gedung Sekolah Tzu Chi Indonesia lantai 5 untuk menyantap sarapan pagi.

foto  foto

Keterangan :

  • Di hari ke dua, pada pagi harinya, para murid diajak untuk berolahraga, melemaskan persendian tubuh, dan menambah keakraban kelompok (kiri).
  • Para murid sedang mempersiapkan sebuah makanan kecil untuk diberikan pada orang tua setelah penyuguhan teh dan yang uniknya sandwich ini merupakan hasil tangan para murid sendiri (kanan).

Pada hari ini, para murid akan belajar bagaimana memberikan makanan, bunga dan kartu ucapan serta mencuci kaki orang tua mereka. Dalam pelatihan ini, relawan dibantu oleh guru-guru dari sekolah Tzu Chi. Mulai dari sikap berlutut, memberikan makanan hingga membasuh kaki, semuanya dilakukan dengan penuh penghayatan. Sehingga dalam praktiknya, para orang tua yang datang dan mengikuti seremoni pencucian kaki ini langsung berurai air mata, haru, dan gembira karena anak mereka kini telah dewasa. Seperti halnya yang dialami oleh Akiong yang datang dari Serpong ini. “Acara ini bagus. Bagus buat anak-anak, biar mereka bisa belajar bersosialisasi dengan teman-teman, tahu berbakti kepada orang tua dan mandiri,” ujar Akiong dengan haru. Viana, putir Akiong yang turut serta dalam Tzu Shao Camp ini merasa senang, karena dalam acara ini banyak games yang memacu kekompakan tim dan bervariasi. Akiong juga berharap dengan adanya kegiatan pendidikan Tzu Chi di kalangan pelajar, dunia pelajar yang carut marut dengan kekerasan dapat berubah. ”Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan seperti ini, tawur-tawuran dalam lingkungan pelajar dapat berkurang bahkan hilang sama sekali,” harap Akiong.

foto  foto

Keterangan :

  • Para murid mulai berlatih cara penyajian teh dan membasuh kaki orang tua sebagai wujud terimakasih kepada orang tua, karena telah memberikan cinta yang begitu besar (kiri).
  • Para murid yang memenangkan perlombaan, akan mendapatkan kenang-kenangan dari Qi Ying Shijie, koordinator acara Tzu Shao Camp ini (kanan).

Di penghujung acara, Qi Ying, koordinator acara Tzu Shao Camp memberikan beberapa kata kepada para orang tua murid. “Perasaannya hari ini campur aduk. Rasa haru dan juga gembira. Kegiatan Tzu Shao Camp kali ini telah dilakukan dengan baik dan bersungguh hati oleh para relawan Da Ai Mama dan Tzu Ching. Acara ini juga dapat terwujud berkat kepercayaan orang tua murid kepada Tzu Chi dan tim pendidikan Tzu Chi sehingga kami (relawan ) dapat memberikan pelajaran budi pekerti dan budaya humanis kepada para murid,” terang Qi ying dengan haru. Qi Ying juga berharap seusai acara ini, para murid dapat menjadi anak yang berbakti kepada orang tua dan bersumbangsih kepada sesama. “Semoga dalam 2 hari Tzu Shao camp ini, apa yang membuat para murid terharu, gembira dan terhibur, semua perasaan itu dapat dikenang di dalam hati. Dan kepada orang tua murid, Qi Ying berharap jika ada waktu bisa bergabung menjadi relawan Tzu Chi,” harap Qi Ying sambil menutup acara Tzu Shao Camp ini.

Melihat acara ini berakhir dengan sukses dan para murid serta orang tua mendapatkan pengarahan yang benar, membuktikan  langkah Tzu Chi dalam menjernihkan air yang keruh semakin nyata. Oleh karena itu, mari kita terus maju menjalankan hal yang benar ini, seperti ucapan Master Cheng Yen dalam ceramahnya di pagi hari di ruang Aula Jing Si Taiwan. Beliau mengatakan, sejak kecil kita harus menjaga sifat hakiki yang bajik ini dengan sebaik mungkin. Setiap orang memiliki potensi yang tidak terhingga. Himpunan kebajikan dari setiap orang akan menciptakan kekuatan yang sangat besar. Karena itu, kita harus bersungguh hati untuk menginspirasi lebih banyak orang. Selama suatu hal itu benar , maka lakukan saja. Orang yang melakukan hal yang benar adalah orang yang bijaksana.

Selesai.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Mempertahankan Tekad awal

Suara Kasih: Mempertahankan Tekad awal

20 Desember 2012 Jika dikenang kembali, para anggota komite senior pada masa itu, terutama yang bernomorkan di bawah 3.000 sungguh luar biasa. Mereka adalah permata kita. Kini anggota komite dan Tzu Cheng yang telah dilantik sudah mencapai 60.000 orang lebih.
Bantuan Bagi Korban Longsor: Rangkaian Bantuan Dalam Misi Kemanusiaan

Bantuan Bagi Korban Longsor: Rangkaian Bantuan Dalam Misi Kemanusiaan

27 Juni 2016

Setelah memberikan bantuan kepada korban longsor di Kebumen, pada tanggal 25 Juni 2016, TTD Tzu Chi juga melakukan survei dan memberikan bantuan kepada korban banjir di Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen.

Suara Kasih: Meneruskan Pembabaran Dharma

Suara Kasih: Meneruskan Pembabaran Dharma

07 September 2011 Lihatlah, seluruh keluarganya telah menyelami Dharma. Bahkan anak sekecil itu pun menyerap Dharma ke dalam hati. Bodhisatwa sekalian, pementasan kali ini sungguh telah melibatkan seluruh warga Taiwan. Saya ingat di Taipei, ada sebuah keluarga yang anaknya sangat berbakti.
Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -