Wujud Bakti Kepada Orang Tua

Jurnalis : Dwi Hariyanto (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Calvin, Beverly (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)

Sebelum memulai kegiatan, para peserta kelas budi pekerti memberikan penghormatan kepada Master Cheng Yen.

Salah satu Kata Perenungan Master Cheng Yen adalah “Ada dua hal yang tidak bisa ditunda di dunia ini yang pertama adalah berbakti pada orang tua, yang kedua adalah berbuat kebajikan.” Oleh karena itu sebagai seorang anak kita harus berbakti pada orang tua sekarang juga. Karena ketidakkekalan datang tanpa kita ketahui. Jangan tunda kesempatan saat ini karena kita akan menyesal apabila ketidakkekalan itu terjadi. Untuk itu sudah selayaknya kita sebagai anak harus berbakti pada orang tuanya.

Untuk melatih anak-anak agar dapat berbakti pada orang tuanya, Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Penghubung Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan Kelas Budi Pekerti dengan tema I Love My Family. kegiatan ini digelar Minggu, 9 April 2017 dan diikuti sebanyak 43 anak Xiao Tai Yang (anak-anak yang ikut kelas budi pekerti-red), 32 orang relawan dan para orang tua yang berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Selain untuk bersosialisasi, kegiatan ini bertujuan untuk mengajarkan anak-anak berbakti kepada orang tua mulai dari kecil. Kegiatan ini dibagi menjadi dua kelas. Kelas A berada di ruangan bawah dan dibawakan oleh Rini shijie (panggilan untuk relawan Tzu Chi wanita-red). Sedangkan kelas B berada di ruangan atas yang dibawakan oleh Lissa shijie

Xiao Tai Yang pra TK memperagakan isyarat tangan yang bertema “Anak-anak Bumi”

Sudah sejak pagi para Xiao Tai Yang berbaris rapi di kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Setelah naik ke ruangan, acara dimulai oleh Lissa shijie dengan memberikan penghormatan kepada Master Cheng Yen dan membacakan 10 Sila Tzu Chi. Acara dilanjutkan dengan materi yang disampaikan oleh Sunaryo shixiong (panggilan untuk relawan Tzu Chi pria-red).

Di awal materinya, Sunaryo shixiong memutarkan video tentang ayah yang berjuang untuk membahagiakan anak-anaknya. Dan di sudut ruangan terlihat ada salah satu anak Xiao Tai Yang yang menangis setelah melihat video tersebut. “Saya sangat sedih melihat video tadi, karena papa saya sudah meninggalkan kami,” ujar Zoeys dengan tangis tersedu-sedu.

Kegiatan kemudian dilanjutkan oleh Dwi shixiong dengan membacakan perenungan terhadap kebaikan dan jasa-jasa orang tua. Dengan mata terpejam, anak-anak Xiao Tai Yang diajak untuk merenungkan jasa-jasa orangtua. Dalam acara ini banyak anak-anak yang meneteskan air mata. “Saya sedih, karena selama ini belum banyak hal yang saya lakukan untuk membahagiakan orang tua,” ujar Jesllyn, penuh haru. Kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun diliputi suasana kesedihan, karena tidak sedikit anak-anak Xiao Tai Yang yang menangis pada hari itu. 

doc tzu chi

Para Xiao Tai Yang bersujud kepada orang tua. Dengan kegiatan ini diharapkan para Xiao Tai Yang dapat mengingat semua jasa-jasa kebaikan orang tua dan dapat berbakti kepada mereka selamanya.

Setelah istirahat makan, acara kemudian dilanjutkan dengan bersujud di hadapan orangtua khususnya mama. Anak-anak kelas A yang semula berada di ruangan bawah diajak bergabung ke ruangan atas untuk melakukan kegiatan yang sama. Dengan bersujud pada orangtua, diharapkan mereka dapat mengingat semua jasa-jasa kebaikan mama dan dapat berbakti pada mereka selamanya. Orangtua yang hadir pada saat itu merasa senang karena kegiatan hari itu dapat mengajarkan anak-anak mereka untuk berbakti pada orang tuanya.

“Anak saya baru ikut satu tahun di kelas budi pekerti ini, dan di rumah ia sangat rajin membantu saya di toko maupun di rumah. Ini sangat baik sekali," ujar Jihana, orang tua dari Jasmine. Di sela-sela acara, salah satu Xiao Tai Yang, Zoey Shi diajak untuk sharing di depan untuk mengutarakan rasa sayangnya kepada orang tua.

“Saya kasihan kepada mama, karena sekarang mama harus bekerja sendiri untuk membiayai kami sekolah dan membeli obat untuk kakak,” ujarnya sambil menangis. Dia berjanji untuk selalu berbakti dan menyanyangi mamanya. “Saya akan selalu mendengar nasehat mama. Saya akan selalu membantu mama membuat kue. Saya tidak ingin mama merasa sedih,” tambah Zoey Shi.

AA shijie memberikan nasehat dan perhatian kepada Zoey Shi yang teringat kembali almarhum ayahnya.

Bersujud kepada orang tua merupakan hal yang pertama kali dilakukan oleh anak-anak Xiao Tai Yang. “Saya baru pertama kali ini bersujud kepada orang tua, saya sangat sedih dan saya berjanji akan berbakti kepada orang tua,” ujar Jasmine dengan tangis tersedu-sedu.

Kegiatan seperti ini diharapkan dapat mengajarkan anak-anak untuk dapat berbakti pada orang tua sejak kecil. Dengan kebiasaan yang baik sejak kecil maka akan mendorong anak-anak memiliki sifat yang baik kedepannya. Seperti yang diungkapkan dalam salah satau Kata Perenungan Master Cheng Yen. “Orang tua adalah Buddha hidup dalam keluarga. Semua orang harus berbakti pada orang tua dengan sungguh-sungguh dan merawat mereka dengan penuh rasa hormat. Dengan demikian, baru memperoleh berkah.”

Editor: Arimami Suryo A


Artikel Terkait

Wujud Bakti Kepada Orang Tua

Wujud Bakti Kepada Orang Tua

12 April 2017

Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Penghubung Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan Kelas Budi Pekerti dengan tema I Love My Family pada Minggu, 9 April 2017 yang diikuti oleh 43 anak-anak, 32 orang relawan dan para orang tua.

Menjalin Silaturahmi dengan Pondok Pesantren Hidayatullah

Menjalin Silaturahmi dengan Pondok Pesantren Hidayatullah

18 September 2018
Kelas Budi Pekerti di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, Minggu 16 September 2018 berbeda dari biasanya. Kelas kali ini diadakan di panti asuhan sekaligus Pondok Pesantren Hidayatullah Sememal Pasir Panjang. Ini juga merupakan kegiatan outdoor anak-anak Kelas Budi Pekerti.
Bertenggang Rasa Terhadap Sesama

Bertenggang Rasa Terhadap Sesama

10 Oktober 2018

Kelas Budi Pekerti di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kali ini membahas tentang pentingnya setiap orang bertenggang rasa. Banyak sekali manfaat jika setiap orang saling bertenggang rasa terhadap sesama, seperti hidup rukun dan damai, saling peduli dan tercipta kesatuan.

Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -