Wujud Cinta Kasih kepada Semua Makhluk Hidup
Jurnalis : Marlina (He Qi Utara 2) , Fotografer : Marlina (He Qi Utara 2)Tema cinta kasih menjadi topik penutupan kelas budi pekerti di tahun 2020.
Kelas budi pekerti yang rutin diadakan setiap bulannya, kembali dilaksanakan oleh komunitas relawan Tzu Chi di He Qi Utara 2 pada Minggu, 22 November 2020. Para Xiao Pu Sha, panggilan kepada anak-anak peserta kelas budi pekerti berkumpul dalam jaringan mulai pukul 09.45 WIB. Kelas kali ini merupakan kelas terakhir di tahun 2020.
Dua bulan sebelumnya, tepatnya pada kelas budi pekerti di bulan September 2020, para Xiao Pu Sha diberikan pekerjaan rumah untuk membuat pot hidroponik dengan memanfaatkan botol plastik bekas. Petunjuk rinci disertai gambar diberikan secara online, mulai dari persiapan bahan, teknis pembuatan pot hingga menghias pot.
Jolin Margaret menceritakan pengalaman pribadi saat melakukan fangshen, “saya merasa senang saat melepas burung.”
Novita merangkum pembelajaran kelas bahwa bervegetaris adalah bentuk dari fangshen sejati.
Pada pertemuan berikutnya di bulan Oktober, para Xiao Pu Sha yang telah selesai mengerjakan pot hidroponik pun kemudian diminta untuk menanam sayuran dalam pot hidroponik yang telah mereka selesaikan. Keseruan menanam sayuran dalam pot hidroponik buatan sendiri terlukis pada senyuman para Xiao Pu Sha yang direkam dalam foto-foto yang mereka kumpulkan pada pertemuan kelas bulan ini.
Para Xiao Pu Sha membuat pot hidroponik dari botol plastik bekas dan menanam sayuran.
Cherrylin Gunawan mengikuti kelas budi pekerti secara online dari rumah.
Novita yang membawakan kelas kali ini kemudian menjelaskan kepada para peserta yang dihadiri oleh 66 orang yang terdiri dari 53 orang Xiao Pu Sha dan 13 orang duifu mama, sebutan kepada relawan pendamping kelas. Ia mengatakan bahwa banyak sekali nutrisi yang terkandung dalam sayur-sayuran dan kacang-kacangan yang memberikan banyak manfaat kesehatan. Novita kemudian memberi semangat kepada para Xiao Pu Sha untuk bervegetaris dan juga mengajak kedua orang tuanya sebagai wujud cinta kasih kepada semua makhluk hidup.
Sebuah cerita mengenai Xiao Li Zi dan kawan-kawan menyelamatkan seekor anak burung yang terluka karena terperangkap pada jaring halus yang sengaja dipasang, ditayangkan di awal kelas. Kisah ini sebagai cerita inspirasi bahwa kita harus menolong yang lemah dan menghormati hidup semua makhluk.
Rayvin mengikuti kelas budi pekerti secara online dari rumah.
Vimala membacakan kata perenungan dalam Bahasa Mandarin diakhir kelas.
Interaksi kelas dibuat oleh Novita dengan lontaran pertanyaan-pertanyaan seputar pengalamanan pribadi para xiao pu sha yang berhubungan dengan pelepasan makhluk hidup atau yang sering kita dengar dengan istilah fangshen. Para Xiao Pu Sha juga diajak merenungkan prilaku seorang bapak dalam cerita Xiao Li Zi yang sengaja memasang jaring halus di pohon-pohon untuk menangkap burung dan kemudian dijual kembali kepada orang-orang yang ingin melakukan fangshen adalah perbuatan tidak baik. Di akhir cerita, bapak tersebut bertobat dan mau berubah sehingga memperoleh berkah yang tiada tara.
Editor: Khusnul Khotimah