Wujud Kepedulian Terhadap Anak Bangsa

Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Anand Yahya
 
foto

Dua tahun lalu, banjir merendam Sekolah Al Muttaqin di daerah Kapuk Muara, Jakarta Utara. Relawan Tzu Chi turun membantu membersihkan sekolah dan rumah warga. Tzu Chi juga membangun gedung baru untuk SMP Al Muttaqin yang kondisinya sudah rusak.

Panas terik matahari yang memanggang di atas kepala, tidak menghalangi kegembiraan dan keceriaan siswa-siswi SMP Al Muttaqin atas peresmian gedung baru sekolah mereka. Gedung yang pembangunannya dimulai pada 13 April 2008 ini, akhirnya rampung dan siap untuk digunakan. Ini merupakan wujud kerjasama berbagai pihak, yakni: Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Polres Jakarta Utara, dan warga Perumahan Pantai Indah Kapuk.

Para tamu yang datang pun cukup beragam, terdiri dari Walikota Jakarta Utara, Kapolres Jakarta Utara, dan tentunya pimpinan dan relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Beragam atraksi dan pertunjukan kesenian mereka peragakan, seolah bentuk penyambutan dan janji mereka untuk belajar dan berprestasi lebih baik lagi. Gedung baru memberi harapan baru, laksana sepetak sawah yang subur dan cukup akan air siap ditanami benih.

Wujud Kepedulian Tzu Chi Akan Pendidikan
Kegiatan peresmian gedung Sekolah Al Muttaqin pada Minggu, 17 Mei 2009 ini dilakukan oleh Walikota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono—ditandai dengan penandatanganan prasasti. Dalam sambutannya, Bambang menyampaikan rasa bahagia dan terima kasihnya kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang telah membantu pembangunan gedung sekolah ini. “Ini merupakan cermin bahwa Tzu Chi sangat peduli terhadap masalah pendidikan, karena pendidikan yang baik akan membuat anak-anak semakin nyaman untuk belajar,” ujar Bambang senang.

Sementara Kapolres Jakarta Utara, Kombes Riko Amelza Daniel mengatakan, “Hari ini membuktikan bahwa persaudaraan itu nggak memandang suku, agama, ras, dan warna kulit.” Dalam kesempatan itu, Riko juga berpesan agar pihak sekolah dapat mensyukuri berkah ini dan merawat serta menjaga gedung dengan sebaik mungkin. “Kita (gedung ini) terima, jaga, dan mudah-mudahan dapat meningkatkan kualitas hidup anak-anak ita,” ujarnya berharap.

foto  foto

Ket : - Gedung sekolah SMP Al Muttaqin diresmikan dengan acara membuka selubung kain papan nama
           bersama-sama oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Yayasan Ittiqon, Kapolres serta Walikota
           Jakarta Utara. (kiri)
         - Walikota Jakarta Utara H. Bambang Sugiyono, menandatangani prasasti peresmian gedung  Sekolah 
            Al Muttaqin. (kanan)

Gedung Sekolah Al Muttaqin ini adalah gedung ke-21 yang dibangun oleh Yayasan Buddha Tzu Chi di Indonesia. Selain gedung bangunan, sekolah ini juga dilengkapi dengan bangku, meja, dan laboratorium komputer. Gedung dengan luas bangunan 1.200 m2 ini terdiri dari dua lantai, dimana masing-masing terdiri dari 6 kelas, sehingga total menjadi 12 ruang kelas. Dari 12 ruang kelas, dua diantaranya dimanfaatkan untuk ruang guru dan juga laboratorium komputer. “Master Cheng Yen menekankan bahwa pendidikan sangat penting untuk menciptakan dunia yang damai, tenteram, dan sejahtera,” ujar Mansjur Tandiono, relawan Tzu Chi yang juga bertindak sebagai Ketua Pelaksana Yayasan Buddha Tzu Chi Wiyata (pendidikan).

Lebih Nyaman untuk Belajar
Sebelum acara penandatanganan prasasti, ratusan siswa Sekolah Al Muttaqin berbaris memanjang menyambut tamu-tamu yang datang ke sekolah mereka. Tidak hanya bertepuk tangan, iringan musik tradisional dari Timur Tengah (marawis –red) juga membahana tatkala rombongan tamu datang. Para orangtua murid yang hadir juga tak bisa menyembunyikan kebahagiaan di wajah mereka. “Senang sekali, meskipun saya nggak akan lama belajar di gedung yang baru ini,” kata Muhamad Jaelani, siswa kelas III SMP Al Muttaqin. Jaelani yang juga Ketua OSIS ini merasakan betul perbedaan yang dialami ketika menimba ilmu dengan adik-adik kelasnya nanti. “Lebih enak sekarang, bersih, dan lebih nyaman belajarnya,” ujar Jaelani.

foto  foto

Ket : - Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Franky O. Widjaja mengajak putri dan teman-
           temannya turut serta membersihkan gedung Sekolah Al Muttaqin yang terendam banjir pada tahun
           2007. (kiri)
         - Relawan Tzu Chi bahu-membahu bersama warga membersihkan gedung Sekolah Al Muttaqin yang
           terendam banjir pada tahun 2007 lalu. (kanan)

Demikian pula yang dirasakan Astri Nugrahaeni, “Dulu kondisinya sangat menyedihkan, kalo ujan dikit aja, banjir.” Satu hal yang paling membedakan bagi Astri dan Jaelani adalah kebersihannya. “Harus bisa jaga kebersihan, taati peraturan, disiplin, dan jangan mencoret-coret tembok,” kata Astri dan Jaelani berpesan kepada adik-adik kelasnya. Meski sebentar lagi tak lagi bersekolah di tempat ini, Jaelani dan Astri merasa berbahagia dengan berkah yang diterima sekolahnya. “Terima kasih untuk Tzu Chi yang sudah bantu sekolah kami,” ucap Jaelani dan Astri.

H. Jaelani, Kepala SMP Al Muttaqin merasa bahwa pembangunan gedung ini merupakan doa mereka (guru dan murid-murid) yang dikabulkan oleh Allah SWT. “Ini anugerah yang sangat besar,” ucapnya dengan wajah penuh seri. Bernaung di bawah Yayasan Ittiqon, Sekolah Al Muttaqin yang memiliki 836 siswa—TK, SD, dan SMP—ini menampung anak-anak dari latar belakang ekonomi yang kurang mampu. “Insya Allah, meski dengan gedung baru dan kualitas pendidikan yang meningkat, kita tidak akan menaikkan iuran sekolah,” kata H. Jaelani berjanji. Di sekolah ini, bagi siswa yang tidak mampu, mereka dapat mengajukan keringanan biaya dan bahkan dibebaskan dari kewajiban apapun. “Yayasan (Ittiqon) yang tanggung semua, SPP, buku, dan seragam siswa,” ujar H. Jaelani.

foto  foto

Ket : - Dengan penuh kesederhanaan, siswa-siswi Sekolah Al Muttaqin ini belajar menimba ilmu. Terkadang
           saat hujan besar, sekolah ini terendam banjir hingga mengganggu proses belajar mengajar. (kiri)
         - Saat acara berlangsung, para relawan Tzu chi bergabung dengan para warga yang hadir dalam acara
           peresmian sambil membagikan minuman dan makanan kecil. Dalam kegiatan Tzu Chi, yang terpenting
           adalah menciptakan kehangatan antarmanusia. (kanan)

Berawal dari Banjir
Jalinan jodoh Tzu Chi dengan Sekolah Al Muttaqin terjalin ketika banjir melanda wilayah Kapuk Muara pada tahun 2007, dan kala itu insan Tzu Chi turun untuk memberi bantuan dan juga membersihkan rumah-rumah dan sekolah (Al Muttaqin -red) di daerah ini. Tak lama, pihak sekolah pun mengajukan permohonan bantuan kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. “Setelah disurvei, kita (Tzu Chi) merasa cocok dan memutuskan untuk memberi bantuan, melihat kondisi sekolah ini yang sangat memprihatinkan,” kata Sugiato Kusuma, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Dengan gedung baru ini, Sugianto Kusuma berharap para siswa dan guru dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk belajar. “Kalau mereka pintar, kemudian sukes, kan nantinya mereka bisa membantu yang lain yang membutuhkan,” ungkapnya. Seperti pembangunan-pembangunan gedung sekolah, bebenah kampung dan lainnya yang dilakukan Tzu Chi, sesuai dengan anjuran Master Cheng Yen bahwa Tzu Chi harus bisa menjadi pelopor dan teladan bagi orang lain. “Di Indonesia masih banyak gedung-gedung sekolah dan juga rumah yang harus diperbaiki, dan itu membutuhkan partisipasi banyak pihak. Tzu Chi dalam hal ini bertindak sebagai pelopor, dan mudah-mudahan ada yayasan sosial atau perusahaan yang tergerak untuk melakukan hal yang sama,” tutur Sugianto seusai acara.

 

Artikel Terkait

Bersungguh Hati dalam Pembekalan Diri Sebagai Relawan Tzu Chi

Bersungguh Hati dalam Pembekalan Diri Sebagai Relawan Tzu Chi

25 Februari 2020

Pelatihan pertama tahun 2020 yang membawakan materi tentang misi amal sebagai misi pertama Tzu Ch, digelar dengan sederhana namun kaya manfaat dan sukacita. Hal ini karena dilakukan dengan sungguh hati oleh para relawan penyelenggara, koordinator maupun peserta. Dengan pelatihan yang bermanfaat diharapkan menjadikan semua yang hadir Bersungguh Hati dalam Pembekalan Diri Sebagai Relawan Tzu Chi.


Burung Walet Telah Kembali (Bag.1)

Burung Walet Telah Kembali (Bag.1)

08 Januari 2013 Ini bukan kepulanganku yang pertama kalinya, dan masih teringat Tzu Ching Camp International tahun 2011, lagu Yan Zi Gui Lai ini diputar dan seluruh Tzu Ching sedunia bersama-sama berjanji untuk pulang ke Taiwan di akhir tahun 2012, karena sebuah jalinan jodoh yang begitu luar biasa akhirnya saya bisa menepati janji itu.
Bervegetarian Itu Mudah

Bervegetarian Itu Mudah

15 April 2011 Hari Minggu pukul 08.00 pagi tanggal 10 April 2011, ruangan La Piazza. Di ruangan itu terdapat banyak sekali stan makanan dan minuman.  Satu yang menarik dari stan-stan itu adalah semua makanan yang ditawarkan kepada para pengunjung tidak mengandung daging alias vegetarian.
Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -