Wujud Tolerasi dalam Perbaikan Musala

Jurnalis : Fithria Calliandra (Tzu Chi Cabang Sinar Mas), Fotografer : Dok. Tzu Chi Cabang Sinar Mas
Relawan dan Dharma Wanita Tzu Chi Cabang Sinar Mas Xie Li Indragiri melakukan perawatan serta memberikan bantuan material untuk perbaikan Musala Al-Ghulam, Indragiri Hilir, Riau.

Hari masih pagi tetapi matahari sudah bersinar sangat terik. Hal ini tidak mengurangi semangat 7 relawan Tzu Chi Cabang Sinar Xie Li Indragiri menuju sebuah musala sederhana pada Sabtu, 29 Juli 2023. Musala ini terletak di pinggir jalan tidak jauh dari jalan utama masuk ke dalam operasional PT. Bumipalma Lestaripersada.

Musala sederhana ini bernuansa hijau dengan kubah biru yang terbuat dari seng dan terlihat dua buah plang berdiri di depannya bertuliskan Musala Al-Ghulam. “Saya mendengar dari salah satu karyawan, bahwa Musala Al-Ghulam ini ingin membuat plafon yang di dek untuk ruangan tempat imam memimpin sholat dan membutuhkan material yang cukup banyak. Oleh karena itu kemarin saya melakukan survei dan mengajukan bantuan kepada yayasan. Alhamdulillah, langsung disetujui,” terang Fitriadi salah seoramg relawan.

Sesampainya di halaman musala, relawan langsung disambut dengan hangatnya oleh mudim (penjaga) dan beberapa orang pengurus musala. “Waalaikumsalam…, selamat datang bapak ibu di musala kami. Perkenalkan saya mudim di sini, senang sekali mendengar bapak ibu akan datang ke musala kami,” sapa Didiansyah (45) dengan ramahnya.

Penyerahan bantuan material oleh Muhammad Sastro Wibowo sebagai perwakilan relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas kepada Sudiyanto selaku ketua RW. 14 Desa Suka Mandiri.

Didiansyah sudah menjadi mudim selama 2 tahun. Rumahnya juga sangat dekat sehingga dapat sesering mungkin datang untuk mengurus kegiatan ibadah di musala ini.  “Musala Al-Ghulam ada sudah hampir 30 tahun, berdiri di tanah seluas 20 x 70 m² dan merupakan tanah hibah dari almarhum Pak Jumat yang pada waktu itu beliau masih menjabat sebagai Kepala Parit Jumat. Tadinya masih berbetuk surau, sangat sederhana sekali tetapi lama-lama, sedikit demi sedikit dibangun dengan swadaya masyarakat sekitar sini hingga akhirnya jadi seperti sekarang. Ada sekitar 80 keluarga di Dusun Suka Mandiri sini,” sambung Abdul Hamid (55) yang merupakan salah satu pengurus terlama. Ia sudah mengabdi selama 15 tahun di Musala Al-Ghulam ini.

Tadinya atap plafon musala ini sudah diganti dengan seng, tetapi kayu penyangganya sudah agak lapuk sehingga membuat seng bergeser. Pada waktu hujan atap plafon akan bocor dan air masuk melalui celah seng sehingga ruangan tempat iman sholat menjadi banjir. Hal ini tentu mengganggu aktivitas di dalam musala. Terkadang sebelum mengaji, anak-anak membantu membersihkan air yang ada dilantai. Setiap sore ada kurang lebih 15 anak yang belajar mengaji di TPA (Taman Pengajian Al-Quran) Al-Ghulam.

Kondisi inilah yang mendorong relawan menyerahkan bantuan material untuk mendukung ibadah di musala ini lebih nyaman. Bantuan diserahkan oleh Fitradi dan Muhammad Sastro Wibowo sebagai perwakilan relawan dari Tzu Chi Cabang Sinar Mas kepada Abdul Hamid (pengurus) dan Sudiyanto selaku ketua RW. 14 Desa Suka Mandiri. Bantuan material yang diberikan berupa 20 sak semen, 4 lembar triplek, 6 buah papan, 50 batang besi, 12 m³ pasir dan 6 m³ batu kerikil.

Material seng yang sudah usang menjadi penyebab kebocoran di Musala Al-Ghulam.

Alhamdulillah, kami sangat senang dan berterima kasih kepada relawan yang telah memberikan bantuan material ini yang memang sangat diperlukan untuk perbaikan musala di sini. Semoga bantuan ini akan terus berkelanjutan,” ujar Sudiyanto. “Saya selaku mudim mengucapkan terima kasih kepada bapak dan ibu, bantuan ini sangat bermanfaat bagi musala kami. Terutama jika datang hujan, sudah tidak was-was banjir lagi seperti kemarin. Jadi beribadah dapat lebih khusyuk. Semoga menjadi amalan pahala yang tidak putus bagi bapak dan ibu,” imbuh Didiansyah dengan wajah bahagia.

Setelah serah terima bantuan, para relawan lintas iman ini membantu membersihkan mulai dari dalam, serambi teras serta halaman sekitar musala. Tak ada rasa canggung. Terlihat para relawan mulai menyapu, membersihkan rak tempat Al-Quran, mengelap kaca jendela, dan mengepel lantai bagian dalam ruangan serta serambi teras. “Debu yang menempel di kaca lumayan tebal juga, jadi saya lap semua kaca supaya bersih, bening terlihat dari luar,” ujar relawan Agustina Melisa sembari mengelap semua kaca jendela.

Relawan Elly Damanik dan Dini Sri Anggita menyapu lantai bagian serambi teras Musala Al Ghulam.

Relawan Elly Damanik dan Dini Sri Anggita juga tampak bersendau gurau sambil menyapu. Sangat terlihat keikhlasan serta toleransi diantara para relawan. Sementara itu relawan lainnya dengan penuh semangat mencabut rumput, mengumpulkan sampah plastik, dan menyapu di halaman sekitar musala. “Ini adalah kegiatan perdana saya karena baru pindah ke Indragiri. Rasanya senang bisa ikut dalam perawatan rumah ibadah. Tzu Chi juga tidak memandang suku, ras, dan agama dalam memberikan bantuan, hati saya jadi damai gitu,” ucap Monaris Sianipar, seorang Nasrani sembari menyapu halaman musala.

Melihat beberapa relawan memangkas serta mencangkul rumput yang sudah tinggi di sekitar plang nama musala, beberapa pengurus musala bergegas datang ikut membantu sehingga sangat terlihat kerja sama dan kekompakannya. “Iyo pak iki dipangkas yo, ben ora tekan duwur nutupi plang jenenge (Iya pak ini lebih baik dipangkas supaya tidak sampai atas, menutup plang namanya),” ujar Satria Ramadhan sembari memangkas rumput dengan parang. “Iya supaya lebih rapi juga enak dipandang mata,” sambung Muhammad Sastro Wibowo yang terlihat sedang memotong rumput.

Walaupun ada relawan yang memiliki kepercayaan berbeda, namun dengan penuh keikhlasan para relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas Xie Li Indragiri bersama-sama membersihkan musala.

Setelah semuanya selesai, musala pun terlihat semakin bersih mulai dari dalam ruangan sholat hingga ke halaman sekitarnya. Suatu kepuasan batin tersendiri bagi relawan dapat berpartisipasi merawat rumah ibadah sekaligus memberikan bantuan material sehingga dapat membuat jamaah lebih nyaman dalam melakukan ibadah. Rasa kebersamaan dan toleransi sangat terasa pada kegiatan kali ini sehingga semakin meningkatkan rasa kepekaan dalam diri. Sesuai dengan salah satu Kata Perenungan Master Cheng Yen. “Lapang hati dan toleransi adalah sumber dari kebahagiaan hati.”
 
Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Kegiatan Pelestarian Lingkungan di Pluit Timur

Kegiatan Pelestarian Lingkungan di Pluit Timur

28 Maret 2018
Untuk pertama kalinya, relawan Tzu Chi dari komunitas Hu Ai Pluit mengadakan kegiatan pelestarian lingkungan di Pluit Timur Residence, Minggu 18 Maret 2018. Kegiatan ini mendapat respon yang baik dari warga, juga para pengurus komplek, seperti Ketua RT dan RW.
Menyemai Bibit Pelestarian Lingkungan di Selatpanjang

Menyemai Bibit Pelestarian Lingkungan di Selatpanjang

04 Desember 2017

Tanggal 26 November 2017 merupakan hari bersejarah bagi insan Tzu Chi Selatpanjang. Hari itu, kegiatan pelestarian lingkungan mulai bertunas di Kota Selatpanjang dengan adanya sebuah tempat pemilahan sampah atau Depo Daur Ulang Tzu Chi.

Bersama Menjadi Pasukan Cinta Lingkungan

Bersama Menjadi Pasukan Cinta Lingkungan

22 Desember 2023

Sebanyak 41 mahasiswa dari Universitas Kristen Indonesia (UKI) mengunjungi Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Pangeran Jayakarta. Mereka belajar dan praktik langsung aksi-aksi nyata pelestarian lingkungan.

Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -