Wujudkan Dunia yang Damai Lewat Kelas Budi Pekerti
Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah
Para relawan Tzu Chi Bandung dan Sukabumi mendapat pengarahan dari tim pendidikan Tzu Chi Indonesia.
Saat Kamp Pendewasaan Remaja Tzu Chi Tzu Sao Ban, 8-9 April 2017 lalu, ada juga beberapa relawan Tzu Chi Bandung dan Sukabumi. Mereka datang untuk melihat langsung bagaimana kamp dan kelas budi pekerti berlangsung.
“Mereka sudah lama berencana buka kelas budi pekerti, terutama yang Bandung. Nggak jadi terus. Mereka sudah mau punya Aula Jing Si sebentar lagi, nah itu penting sekali untuk punya kelas budi pekerti,” kata Linda Budiman dari Tim Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Indonesia.
Kelas budi pekerti yang merupakan bagian dari Misi Pendidikan Tzu Chi telah menjadi kegiatan yang sudah berjalan di Tzu Chi Indonesia dan beberapa kantor penghubung lainnya di Indonesia. Misalnya saja di Pekanbaru, Batam, Medan, dan Tangerang. Sementara di Bandung, Jawa Barat para relawan sudah sering menerima pertanyaan dari warga sekitar kapan bakal menggelar kelas budi pekerti.
Setelah dua hari mengamati berlangsungnya kamp, relawan Tzu Chi Bandung makin mantap untuk mengadakan kelas budi pekerti. Brigitta Liga Setiawan, relawan Tzu Chi Bandung mengatakan jika mereka akan segera mempersiapkan diri.
“Memang kita harus cepat karena Aula Jing Si Bandung sudah akan selesai dalam waktu beberapa bulan. Kalau melihat ini dan dari sharing tim dari Jakarta, mereka bilang lebih baik memulai dari yang paling bawah, dari umur 5-8 tahun. Itu akan memudahkan kita ke jenjang berikutnya. Jadi kita mulai membina dari akarnya,” kata Brigitta.
Sementara Sudirman, relawan dari Tzu Chi Sukabumi mengatakan, untuk calon murid sudah ada. Ada dua sekolah Buddhis di Sukabumi yang kebetulan selama ini kekurangan guru yang bisa mengajar budi pekerti.
“Kelas budi pekerti memang sangat perlu. Misalnya karena faktor ekonomi yang cukup baik mereka sekarang bisa panggil pembantu atau suster untuk mengurus anaknya. Yang akhirnya orangtua lebih concern kepada pekerjaannya, entah itu bisnis atau bekerja,” kata Sudirman.
Para relawan Tzu Chi Bandung dan Tzu Chi Sukabumi tampak fokus mendengarkan arahan relawan Linda Budiman.
Di antara 168 remaja Tzu Chi yang tengah mengikuti kamp di Aula Jing Si Tzu Center, ada beberapa relawan Tzu Chi Bandung dan Sukabumi yang tengah mengamati jalannya kamp.
Selain melihat langsung bagaimana kamp kelas budi pekerti, relawan dari Bandung dan Sukabumi juga mendapat pengarahan dari Tim Pendidikan Tzu Chi Indonesia. Hal itu antara lain apa sebenarnya tujuan kelas budi pekerti, bagaimana menjalankannya, apa saja kegiatannya, juga bagaimana struktur organisasinya. Lalu apa saja materinya, juga contoh kegiatannya agar para relawan semakin percaya diri untuk memulai. Tim pendidikan juga menunjukkan perubahan anak-anak setelah mengikuti kelas budi pekerti.
Relawan Livia Tjin, Ketua He Qi Utara 2 yang turut memberikan pengarahan mengatakan, Tzu Chi Indonesia akan mendukung seratus persen dua kantor penghubung Tzu Chi ini memulai kelas budi pekerti. Seperti pelatihan bagi tim pengajar.
“Kita undang mereka supaya sharing nya lebih rinci, lebih detail supaya mereka tergerak hatinya. Semoga seperti harapan kita secepatnya ada kelas budi pekerti. Tujuan kita dalam berkegiatan itu tak jauh dari apa yang diharapkan Master Cheng Yen, yaitu menggalang hati, menggalang Bodhisatwa. Apalagi Bandung sedang bangun Aula Jing Si. Kita harap Bodhisatwa akan bermunculan dengan banyak dengan adanya kegiatan ini,” kata Livia.
Kelas budi pekerti selama ini telah menuntun anak-anak menjadi lebih berbakti kepada orangtua dan lebih bijaksana dalam bersikap. Dengan semakin banyak daerah yang membuka kelas bimbingan budi pekerti maka semakin banyak anak yang budi pekertinya semakin baik. Dan tentunya dunia akan semakin damai dan sentosa.
Artikel Terkait
Kebahagiaan dalam Kebersamaan
17 Desember 2015 Kelas budi pekerti Tzu Chi Pekanbaru kembali digelar yang mengangkat tema “Bersyukur Atas Budi dan Jasa Orang Tua” pada 13 Desember 2015. Dalam kegiatan ini orang tua juga diajak untuk hadir dan mendampingi anak-anak mereka. Juga ada games dan keterampilan untuk membuat penutup kepala yang akan dipersembahkan untuk orang tua.Membangkitkan dan Mempraktikkan Welas Asih dari Dini
14 April 2014 Topik yang diajarkan di kelas pertemuan kali ini adalah welas asih. Para murid diajarkan untuk membangkitkan rasa welas asih dalam diri Mereka melalui beberapa tayangan video anak yang tidak memiliki kaki dan tangan.Merajut Tali Kasih Dengan Oma Opa di Panti Jompo
25 Februari 2019Sebanyak 80 Bodhisatwa cilik dengan semangat mengikuti kegiatan Kunjungan Kasih Ke Panti Jompo Yasobas dengan didampingi oleh orang tua mereka. Senyuman bahagia terlihat menghiasi wajah oma opa menyambut para Bodhisatwa cilik yang menyapa mereka dengan sebutan akong ama.