Yuk Peduli Kesehatan Diri Sendiri

Jurnalis : Eka Suci R, Sheila Nathania (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Eka Suci R, Hendra, Santoso, Sheilla, Sofie (Tzu Chi Surabaya)


Baksos kesehatan yang diadakan pada Minggu 22 September 2019 itu meliputi pemeriksaan umum dan gigi, dan merupakan baksos kedua yang diselenggarakan di Koramil 0830/30 dalam tahun ini.

“Sukses! Baksos kali ini sudah melebihi kuota. Kita sebar 400 kupon undangan dan sekarang yang datang sudah 450 orang lebih,” kata Heri Susanto kepada salah seorang relawan Tzu Chi. Heri ialah Komandan Koramil 0830/30 Pabean Cantian yang telah dua kali menjalin hubungan kerja sama dengan Tzu Chi Surabaya untuk mengadakan baksos kesehatan.

Baksos kesehatan yang diadakan pada Minggu, 22 September 2019 itu meliputi pemeriksaan umum dan gigi, juga merupakan baksos kedua yang diselenggarakan di Koramil 0830/30 dalam tahun ini. Peserta baksos mencapai 459 orang.

Mengusahakan Kesembuhan
Suasana pada pukul 7 pagi hari itu masih lenggang, hanya terlihat para relawan yang bekerja mempersiapkan acara. Sekitar pukul 7.30, para peserta baksos mulai berdatangan. Mereka diarahkan untuk daftar dan mengukur tensi terlebih dahulu sebelum menunggu giliran diperiksa oleh dokter.

Tim dokter gigi pada baksos kali ini pun terbilang spesial. Jajaran dokter gigi ini merupakan calon profesor. Meskipun demikian, tidak ada kesan sombong yang ditunjukkan dan mereka dengan senyum hangat melayani para pasien yang datang.

Awalnya, penduduk yang daftar untuk periksa gigi tidaklah banyak, mayoritas dari warga pergi untuk bertemu dokter umum. Namun tanpa disangka, antrean untuk periksa gigi mulai menumpuk sekitar pukul 10 pagi.


Ibu-ibu PKK turut berperan dalam acara baksos ini. Mereka menjadi relawan membantu kelancaran jalannya baksos.


Dokter dan relawan sedang memeriksa warga yang bercerita bahwa ia menambal sendiri giginya yang berlubang dengan kertas alumunium pembungkus rokok.

Banyak kisah unik sekaligus mengharukan yang didapatkan dari baksos kali ini. Salah satunya datang dari seorang warga yang bercerita bahwa ia menambal sendiri giginya yang berlubang dengan kertas alumunium pembungkus rokok. Dokter gigi yang memeriksa pun kagum sekaligus heran bagaimana bisa sang bapak menambal giginya sendiri dengan bahan ala kadarnya dan tanpa alat medis apapun. Selain itu, ada pula kisah seorang bapak sepuh, berumur 78 tahun. Ia khusus datang dari Pamekasan yang letaknya di Pulau Madura dengan naik bus malam demi mendapatkan pengobatan gratis.

Demikianlah kenyataan pahit yang harus dialami warga sekitar Pabean Cantian. Seperti yang diceritakan oleh Komandan Heri Susanto, mayoritas warga sekitar adalah pendatang yang berasal dari Madura. Dikarenakan status mereka sebagai pendatang yang tidak punya tempat tinggal tetap, maka mereka tidak mempunyai akses layanan kesehatan yang disediakan pemerintah di wilayah Surabaya.

“Tidak dipungkiri bahwa akses kesehatan ini belum terjangkau sampai ke bawah, sehingga baksos ini merupakan momen yang tepat untuk warga bisa berobat” kata Komandan Koramil 0830/30 Heri Susanto.

Kuncinya Adalah Kerja Sama
Seperti pada baksos sebelumnya, para warga yang memiliki kupon akan menerima beras merah 1 kg. Meskipun tidak ada layanan pengobatan akupuntur dan jasa potong rambut seperti baksos yang lalu, antusias warga sangatlah besar. Mereka tidak berhenti datang hingga pukul 11.30. Ibu-ibu PKK pun turut berperan dalam acara baksos ini. Mereka menjadi relawan membantu kelancaran jalannya baksos.


Dengan welas asih Becky memperhatikan peserta baksos yang datang jauh dari Pamekasan, Madura untuk memeriksakan kesehatannya.


Hafid, salah satu penerima bantuan Tzu Chi turut menjadi relawan untuk membagikan beras merah kepada peserta baksos.

Dalam kegiatan apapun, para relawan selalu bertekad membalas budi baik bumi dengan melestarikan lingkungan. Tidak terkecuali pada baksos kali ini. Botol-botol air mineral dihimbau untuk diisi ulang, tidak langsung dibuang. Dibantu dengan peserta kelas memasak, tim konsumsi dan pelayanan bekerja sama menyajikan hidangan yang beraneka ragam.  Penyajian makanan pun tidak menggunakan piring plastik atau styrofoam sekali pakai. Selain itu, terlihat pula beberapa relawan yang memilah-milah sampah plastik untuk didaur ulang. Tanpa menggerutu, relawan tersebut rela mengorek sampah demi mengumpulkan plastik yang dapat didaur ulang.

Meskipun matahari bersinar dengan terik dan cuaca panas menerjang, semangat para relawan tidak terhalang untuk bekerja melayani sesama. Master Cheng Yen berkata, “Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Jangan menunggu sehingga terlambat untuk melakukannya”. Berbekal ajaran dari Master, para relawan pun berdana melalui baksos ini dengan mendedikasikan jiwa, waktu, dan tenaga yang disertai dengan senyuman lebar dalam membantu sesama yang kekurangan untuk mendapatkan pengobatan.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -