Zhen Shan Mei Award 2022, Ajang Penghargaan Bagi Relawan Dokumentasi Tzu Chi

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari
Bersama dengan Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei (tengah), relawan Zhen Shan Mei penerima nominasi 10 besar dan juara Zhen Shan Mei Award 2022 berfoto bersama.

Ajang penghargaan bagi relawan dokumentasi (Zhan Shan Mei) Tzu Chi yang digelar akhir tahun 2022 akhirnya selesai. Zhen Shan Mei Award 2022 yang mengusung perlombaan Karya Video Iklan Layanan Masyarakat ini, kini telah menemukan pemenangnya dan diumumkan pada Minggu 29 Januari 2023. Dari 28 karya video dari relawan Zhan Shan Mei di Jakarta dan luar kota, ada 10 di antaranya yang terpilih dan lima menjadi juaranya.

Adalah Suparjo dan Sphatika Winursita, juara 1 dan juara 2 yang berbahagia dan tak menyangka karya mereka bisa memenangkan perlombaan ini. Melalui ide dan konsep yang matang serta eksekusi yang sepenuh hati, mereka menyuguhkan karya yang keren sekaligus bernilai positif dan inspirasitif.

Juara 1: Selamatkan Bumi Kita
Suparjo memproduksi konten video bertema Pelestarian Lingkungan berjudul Selamatkan Bumi Kita. Dalam waktu satu menit, ia menceritakan tentang dampak besar akan kerusakan lingkungan apabila manusia abai melestarikannya. Di video itu, ia pun menonjolkan bahwa perilaku praktis masyarakat ternyata mengakibatkan hal-hal yang merugikan Bumi.

Suparjo menerima hadiah Zhen Shan Mei Award 2022 dari Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei. Suparjo memproduksi konten video bertema Pelestarian Lingkungan berjudul Selamatkan Bumi Kita dan berhasil mendapatkan juara 1.

“Kalau kita belanja semua pakai kemasan, memang praktis, tapi kita hanya pakai beberapa menit – buang, ya cuma menjadikannya sampah. Padahal sampah bisa mengontaminasi lingkungan darat, laut, dikonsumsi ikan-ikan dan hewan-hewan,” papar Suparjo, “makanya di dalam video itu ada adegan mulut yang tertutup plastik. Itu mendeskripsikan tentang separah itu dampak sampah. Bagaimana nasib anak-anak generasi ke depannya?”

Total, Suparjo menggunakan 32 telent, mulai dari keluarga, saudara, keponakan, dan relawan Tzu Chi komunitasnya di He Qi Utara 2. Walaupun hanya bermodalkan alat sederhana berupa handphone, background senada, dan lampu meja. Tapi relawan yang sudah 13 tahun bergabung di Tzu Chi ini bisa menjahit karyanya dengan apik.

Suparjo (membawa bingkisan) berfoto bersama relawan usai kegiatan Zhen Shan Mei Award 2022 selesai diselenggarakan.

“Kalau untuk shootingnya itu memakan waktu 4 sampai 5 hari,” ungkap Suparjo mengingat ia perlu mengatur waktu 32 telentnya. “Lalu yang paling susah adalah membuat salah satu talent, yang adalah keponakan saya, umurnya baru sekitar 5 tahun, buat nangis. Itu bisa dua hari shooting di tempat yang berbeda,” jelasnya tertawa.

Melalui video ini, ia berharap pesan pelestarian lingkungan bisa sampai dan menyadarkan masyarakat untuk bersama beraksi menjaga Bumi.

Juara 2: Lupa Menjadi Manusia, Lupa Menjadi Anak
Sementara Sphatika Winursita memproduksi konten video bertema berbakti dengan judul Lupa Menjadi Manusia, Lupa Menjadi Anak. Isi videonya adalah kumpulan footage antara dirinya dan keluarga di berbagai momen sedih maupun bahagia. Tika, panggilan akrabnya, memang rajin mendokumentasikan semua momen dalam kesehariannya. Baginya itu adalah pengingat tentang naik dan turunnya hidup, sebagai motivasinya. Video ini menjadikannya meraih juara 2.

Sphatika Winursita menerima hadiah Zhen Shan Mei Award 2022 dari Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei. Ia memproduksi konten video bertema berbakti dengan judul Lupa Menjadi Manusia, Lupa Menjadi Anak. Melalui video itu, ia berhasil mendapatkan juara 2.

“Agak kaget pas diumumkan dan senang, terharu juga. Hari ini juga perdana mama papa liat videonya diputar di sini,” katanya senang. Dari video ini pula sebenarnya Tika juga ingin mengungkapkan rasa sayangnya pada orang tua karena sama seperti anak-anak muda lainnya, ia merasa kaku dan tak mudah mengungkapkan cinta kepada orang tua.

“Kalau di rumah ya nggak ada yang peluk, nggak bilang sayang, atau apa gitu. Walaupun ya pasti sama-sama tahu kalau di keluarga ini semua saling sayang. Jadi ya pas bikin video ini ya sebagai ungkapan sayang sekaligus sambil doa semoga orang tua selalu sehat, bisa sama-sama sampai waktu yang lebih lama,” tuturnya haru.

Tak rumit dan sangat mudah, ternyata untuk membuat video juara 2 ini, Sphatika hanya menggunakan handphone (hp) dan aplikasi sederhana pengeditan video yang juga bisa di-install di hp.

Sphatika Winursita (seragam abu putih) bersama Henny (relawan Tzu Chi), serta ayah dan ibunya hari itu berkesempatan datang untuk menyaksikan langsung Zhen Shan Mei Award 2022.

“Kuncinya sih terus belajar dan jangan takut akan hal-hal baru karena teknologi sekarang begitu memudahkan. Mengedit di handphone juga sangat sederhana karena sudah terhubung di galeri, media edit juga sudah ada di sana, kita tinggal input-input dan jadi,” tutur Tika.

Dirinya juga mengajak para generasi muda untuk lebih giat menyebarkan hal baik lewat berbagai media sosial lewat konten yang positif, inspiratif, tidak sekadar pamer. “Yuk.., kita pasti bisa menyebarkan hal-hal yang lebih positif,” ajak Tika.

Mari Perbanyak Konten Positif
Kebahagiaan hari itu bukan hanya untuk relawan Zhen Shan Mei yang ikut dalam perlombaan, Stephen Ang, Ketua He Xin Zhen Shan Mei Indonesia pun sama merasakan sukacita serupa. Melihat karya video yang beragam sekaligus relawan pun beragam, ia turut bersemangat. 

Selain diselenggarakan secara langsung di Tzu Chi Center PIK, Zhen Shan Mei Award 2022 juga mengundang para relawan Zhen Shan Mei luar kota melalui sambungan Zoom.

“Para peserta ini luar biasa, bagus eksekusinya, konsepnya sangat kreatif, jadi saya sangat berterima kasih dan menghargai ketekunan dari relawan semua. Senang sekali, semakin banyak relawan yang bergabung, rasanya semakin memberi semangat satu sama lain,” tutur Stephen Ang.

Stephen Ang menjelaskan bahwa karya video menjadi fokus Zhen Shan Mei Award 2022 ini karena melihat perkembangan zaman, dimana video saat ini menjadi alat yang mudah dilihat dan menjangkau banyak orang. Nilai yang terkandung di dalam video pun, dinilai bisa dengan cepat memberi pengaruh pada penontonnya.

Stephen Ang, Ketua He Xin Zhen Shan Mei Indonesia memberikan sambutan pada Zhen Shan Mei Award 2022.

“Master Cheng Yen memberi pesan kepada kita, bahwa, kita harus memanfaatkan teknologi untuk sesuatu yang baik. Maka kita harus bisa menjalankannya. Salah satunya dengan memproduksi konten yang baik,” kata Stephen Ang. Ia salut bahwa dengan alat dan media yang seadanya, namun apabila ditujukan untuk kebaikan, hasilnya pun tetap menginspirasi. Terbukti dari karya para relawan.

Dengan mengusung tema Mengisnpirasi Dengan Hati, Zhen Shan Mei Award 2022 dimulai sejak September hingga Desember 2022. Kategori lomba terdiri dari Amal Kemanusiaan, Berbakti, Pendidikan, dan Pelestarian Lingkungan.

Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei mendukung penuh Zhen Shan Mei Award 2022. Sejak Tzu Chi pertama hadir di Indonesia, 30 tahun lalu, Liu Su Mei sudah menjadi bagian dari relawan Zhen Shan Mei. Ia berharap relawan kini pun tetap mencatat sehingga sejarah bisa terus diwariskan.

Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei juga mendukung penuh penghargaan ini. Ia berpesan bahwa setiap relawan adalah relawan Zhen Shan Mei, dimana saat ini dipenuhi berkah karena kemajuan dan kemudahan akses teknologi. Sehingga benar-benar harus sepenuh hati menggenggam kesempatan baik ini.

“Selamat kepada para pemenang dan semoga kita bisa terus bersatu hati untuk mendokumentasikan dan bersatu hati untuk mencatat sejarah sehingga bisa mewariskannya dan menyebarkannya ke masyarakat,” pesan Liu Su Mei.

Editor: Erli Tan

Artikel Terkait

Zhen Shan Mei Day: Mengubah Tantangan Menjadi Kisah Penuh Makna

Zhen Shan Mei Day: Mengubah Tantangan Menjadi Kisah Penuh Makna

06 Desember 2023

Dalam menjalankan tugas liputan suatu kegiatan atau peristiwa, tak jarang relawan zhen shan mei dihadapkan berbagai hambatan dan tantangan. Lalu sebagai relawan zhen shan mei bagaimana menyikapi tantangan yang terjadi? Sesi talkshow di Zhen Shan Mei Day menjawab semua pertanyaan ini.

Zhen Shan Mei Day 2023: Mencatat Sejarah, Menjadi Mata dan Telinga Master Cheng Yen

Zhen Shan Mei Day 2023: Mencatat Sejarah, Menjadi Mata dan Telinga Master Cheng Yen

27 November 2023

Zhen Shan Mei Day digelar pada 25-26 November 2023 dengan tema “Mewariskan Jejak Bodhisatwa”. Sebanyak 94 relawan dari seluruh wilayah Indonesia antusias mengikuti kegiatan ini.

Menumbuhkan Tunas Baru Pencatat Sejarah Tzu Chi

Menumbuhkan Tunas Baru Pencatat Sejarah Tzu Chi

12 Juni 2024

Tzu Chi Medan bekerja sama dengan DAAI TV Medan mengadakan pelatihan videografi dan editing bagi relawan Zhen Shan Mei pada 1 Juni 2024 yang diikuti oleh 40 relawan.

Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -