Cegah Banjir dengan Biopori
Biopori adalah lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai aktivitas organisme di dalamnya seperti cacing, akar tanaman, rayap, atau fauna lainnya. Secara teknis lubang-lubang biopori akan terisi udara dan menjadi tempat belalunya air ke dalam tanah. Semakin banyak biopori di sebidang tanah maka kemampuan tanah dalam meresap air akan semakin baik pula.
Secara alami kondisi biopori dapat dijumpai di hutan, dimana bahan organik menumpuk di bagian permukaan tanah sehingga menjadi bahan pakan bagi berbagai fauna tanah. Ketersediaan pakan yang berlimpah menyebabkan aktivitas hewan-hewan kecil di dalam tanah meningkat hingga menciptakan jalur-jalur biopori alami. Karenanya pada ekosistem hutan, sebagian besar air hujan yang jatuh di permukaan bisa langsung diserap ke dalam tanah.
Kendati demikian ekosistem ini dapat ditiru dan diciptakan dengan cara membuat lubang vertikal ke dalam tanah. Selanjutnya lubang-lubang tersebut diisi oleh sampah-sampah organik rumah tangga agar menjadi sumber energi bagi fauna-fauna di dalam tanah. Dengan meningkatnya aktivitas mereka maka lubang biopori pun akan semakin banyak terbentuk. Dengan hadirnya lubang-lubang resapan biopori maka genangan air dapat dicegah dan masalah banjir pun dapat dihindari.
Alat yang dgunakan
Bor biopori
- Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diamter 10 cm. Kedalaman kurang lebih 50-100 cm.
- Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman, dedaunan, atau pangkasan rumput
- Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan.
- Jaga lubang resapan selalu penuh terisi sampah organik. Jika sampah organik belum/tidak cukup maka disumbatkan dibagian mulutnya. Dengan cara seperti ini maka lubang tidak akan berpotensi terisi oleh material lain seperti tanah atau pasir. Selain itu, jika ada jenis sampah yang berpotensi bau dapat diredam dengan sampah kering yang menyumbat mulut lubang resapan biopori.