Daai Technology: Hidup Berdampingan dengan Bumi

Di Taiwan terdapat 45.000 posko pelestarian
lingkungan dengan lebih dari 200.000 relawan.

Misi Pelestarian Lingkungan Tzu Chi telah menapakkan langkah sejak tahun 1990. Saat itu Master Cheng Yen menekankan pada para relawan Tzu Chi tentang perlunya melakukan pelestarian lingkungan dalam tindakan nyata. Tak lama, relawan Tzu Chi merespon dan mulai melakukan pemilahan sampah, daur ulang, dan pembangunan posko daur ulang. Di Taiwan saja, terdapat 45.000 pusat pelestarian lingkungan Tzu Chi, dan melibatkan lebih dari 200.000 relawan daur ulang. Relawan yang termuda berusia 3 tahun, dan yang tertua 103 tahun.

Pada tahun 2006, para relawan Tzu Chi mengamati bahwa penumpukan sampah botol PET membawa pengaruh buruk terhadap lingkungan. Maka dimulailah penelitian untuk mencari solusi atas akumulasi sampah botol ini. Pada akhirnya, para relawan berhasil menggabungkan teknologi dalam suatu proses yang mengubah botol PET menjadi bahan tekstil yang bermanfaat. Dimulai dari tahun 2006 itu, bahan tekstil hasil daur ulang botol plastik telah digunakan untuk membuat lebih dari 20.000 selimut ramah lingkungan. Selimut ini kemudian menjadi salah satu barang bantuan yang telah disebarkan Tzu Chi ke lebih dari 18 negara dalam misi kemanusiaannya.

Selimut hasil daur ulang botol PET dibagikan untuk
memberi kehangatan di musim dingin.

Demikianlah, misi pelestarian lingkungan dan misi amal Tzu Chi berpadu dalam Daai Technology. Perusahaan ini melakukan penelitian dan menciptakan produk ramah lingkungan. Mereka mendaur ulang sampah botol plastik yang dijadikan bahan dasar untuk menghasilkan produk yang dapat dipakai kembali seperti syal, selimut, dan sebagainya. Kesungguhan dan kepedulian para pengusaha dan relawan yang terlibat di dalam perusahaan ini untuk menjaga planet bumi, tercermin dari tingginya kualitas tekstil dan kain yang dihasilkan.

Di luar lingkungan perusahaan, ada sekelompok orang yang justru merupakan mitra kerja Daai Technology yang paling penting. Mereka adalah para relawan daur ulang yang pagi-siang-malam bekerja untuk melindungi bumi. Mereka berasal dari berbagai latar belakang kehidupan dan usia. Maka dari itu, pada label produk tekstil ini, terdapat ilustrasi bayangan relawan Tzu Chi yang sedang membungkuk untuk melakukan daur ulang. Dengan ini, Daai Technology bermaksud memberitahukan pada masyarakat pemakai tentang bahan dasar produk mereka, serta mengapresiasi ketulusan relawan daur ulang yang tekun bersumbangsih dalam diam.

Produksi tekstil Daai Technology menjadi berkualitas tinggi, sebab sejak dari pemilahan dikerjakan oleh para relawan dengan sangat rinci. Mereka menyortir botol sesuai dengan jenis dan warnanya, kemudian melepaskan cincin botol, dan label merek. Botol-botol itu dipipihkan lalu dicacah menjadi serpihan. Serpihan ini dicuci, disaring, dan dikeringkan, untuk kemudian dihaluskan menjadi bijih plastik. Bijih ini dimasukkan dalam mesin, menghasilkan benang-benang halus untuk kemudian ditenun menjadi tekstil. Daai Technology tidak melakukan pewarnaan kembali, sebab proses pewarnaan justru dapat mencemari lingkungan.


Logo Daai Technology berbentuk sehelai daun, ujung daun yang menggulung dan melengkung membuat sebagian kecil sisi belakang daun terlihat. Bagian depan daun sebelah kiri berwarna hijau gelap, mewakili kepedulian terhadap lingkungan yang menjadi pedoman semua relawan daur ulang hingga terwujud keberadaan Daai Technology. Sementara sebelah kanannya berwarna hijau muda, melambangkan harapan Daai Technology agar di masa depan semua orang bergabung dalam suatu komunitas yang bersama melindungi planet ini.

Hingga saat ini, sejumlah 332 juta buah botol plastik telah didaur ulang perusahaan ini, menjadi bahan tekstil yang dapat dipakai kembali. Bahan tekstil yang kemudian dibuat menjadi berbagai barang siap pakai, nantinya pun masih dapat didaur ulang kembali menjadi bahan kemasan. Perusahaan terus berusaha meningkatkan teknologi yang ramah lingkungan. ”Dengan rasa cinta dan komitmen yang ditunjukkan oleh relawan kami, Daai Technology mengabdi dan berkontribusi bagi masyarakat. Kami akan membawa gerakan pelestarian lingkungan pada kemajuan abad ke-21,” demikian petikan dari misi yang coba dicapainya.

Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -