Bekerja Sama dengan Harmonis untuk Mengemban Misi

Ledakan yang terjadi di Kaohsiung pada tengah malam tanggal 31 Juli lalu hingga kini sudah 14 hari berlalu. Teringat semangat relawan Tzu Chi dalam membantu orang yang membutuhkan dan cinta kasih yang dipancarkan oleh para warga Taiwan, saya sungguh bisa melihat cinta kasih dan kebajikan di dalam diri banyak orang. Terlebih lagi para insan Tzu Chi. Sesaat setelah ledakan itu, mereka segera mencari tahu apa yang terjadi. Setelah mengetahui ada korban yang terluka dan meninggal, mereka segera membagi diri dalam beberapa kelompok untuk pergi ke rumah sakit guna memberi perhatian dan penghiburan atau pergi ke rumah duka. Selain itu, dengan sangat cepat, mereka juga segera berkumpul di Aula Jing Si Kaohsiung untuk menyiapkan sarapan.

Sesungguhnya, di tengah kekacauan, kita bisa mempraktikkan hal yang kita pelajari dalam keseharian. Dalam menghadapi bencana dan kekacauan besar, kita hendaknya menenangkan hati untuk membuat perencanaan. Setelah membuat perencanaan, baru kita bergerak untuk membantu para warga yang terkena dampak bencana. Melihat setiap relawan Tzu Chi begitu kompak dan bisa segera berpikir untuk menghimpun kekuatan dan bekerja sama dengan harmonis, sungguh membuat orang sangat tersentuh.

Selama 14 hari ini, relawan Tzu Chi setiap hari mengantarkan makanan hangat untuk para warga. Kita bisa melihat beberapa hari ini, Kaohsiung diguyur hujan lebat yang mengakibatkan banyak tempat tergenang air. Kita juga harus membagi rute dengan baik agar para relawan tidak mengulangirute yang sama atau tersesat. Bagaimana cara kita melakukannya? Relawan kita sangat banyak. Setiap hari, relawan yang melakukan kunjungan berjumlah lebih dari 1.000 orang. Mereka membagi diri dalam ratusan kelompok. Setiap malam, mereka merencanakan rute kunjungan untuk keesokan harinya dan merapikan data yang diperoleh dari kunjungan hari itu. Sungguh, kita membutuhkan banyak relawan karena jumlah keluarga yang perlu dikunjungi juga sangat banyak.

Sesungguhnya,menurut informasi awal yang kita terima lebih dari 40.000 keluarga di lebih dari 30 wilayah yang terkena dampak ledakan. Kita bergerak dengan cepat untuk mengunjungi setiap keluarga. Ini sungguh tidak mudah.Saya bisa melihat perencanaan rute kunjungan di dalam konferensi video setiap hari. Relawan Gu selalu memberi laporan secara mendetail wilayah yang akan mereka kunjungi hari itu, titik kumpul mereka,rute yang mereka lalui, cara masuk ke wilayah tersebut, dan lain-lain. Mereka merencanakan semuanya dengan teliti. Mereka juga melaporkan berapa banyak bus, berapa banyak relawan, serta di mana titik kumpul para relawan.

Di dalam satu wilayah ada lebih dari 2.000 keluarga. Untuk membuat rencana agar para relawan tidak mengulangi rute yang sama, itu sungguh tidak mudah. Sungguh, kali ini relawan kita telah berusaha keras. Selain itu, keluarga yang kita kunjungi juga merasakan kehangatan dan ketenangan. Para warga yang mendapat penghiburan juga bagai merasa dikunjungi Bodhisatwa dan merasakan kedamaian. Dalam kunjungan tersebut, kita juga menemui keluarga yang berpendapatan rendah, lansia, orang berketerbatasan gerak, keluarga yang kesulitan membayar biaya sekolah anak mereka dan lain-lain. Mereka seharusnya termasuk dalam daftar penerima bantuan jangka panjang Tzu Chi. Dahulu, kita tak memiliki jalinan jodoh untuk membantu mereka. Kini jalinan jodoh sudah matang. Kita bisa memasukkan mereka ke dalam daftar penerima bantuan jangka panjang kita.

Kali ini, selain relawan yang terkena dampak ledakan, seluruh relawan Tzu Chi segera bergerak untuk berkontribusi. Kemarin, kita telah mulai memasuki area berbahaya yang kini telah dibuka kembali. Kemarin, relawan Tzu Chi membagi diri menjadi Lebih dari 300 kelompok relawan bergerak untuk mengunjungi lebih dari 4.500 keluarga. Inilah yang terjadi kemarin. Dilihat dari perkembangan saat ini, kunjungan ke rumah warga mungkin akan selesai pada hari ini atau besok. Berakhirnya kunjungan ke rumah warga bukan berarti penyaluran bantuan kita telah berakhir. Pembagian bantuan baru akan dimulai.

Kita harus terlebih dahulu melakukan kunjungan untuk memahami tingkat kerugian akibat ledakan itu. Setelah itu, baru kita bisa mempertimbangkan bagaimana cara membantu para korban. Jadi, sekarang kita baru akan mulai merencanakan pembagian bantuan dan memikirkan persiapan yang diperlukan. Kita masih perlu membuat perencanaan. Semoga kali ini kita bisa sedikit membantu para korban di Kaohsiung, yang terpenting adalah kita bisa menenangkan hati mereka.

Kita telah melihat kontribusi seluruh warga Taiwan. Di TK Tzu Chi, Chiayi, para murid TK membuat biskuit untuk mengadakan bazar. Seorang relawan Tzu Chi yang membuka restoran makanan vegetaris di Taipei berkata bahwa dia tidak bisa turut membantu di Kaohsiung. Karena itu, dia mendonasikan semua pendapatannya dalam sehari untuk mendukung penyaluran bantuan kita. Awalnya dia memperkirakan bisa menjual sekitar 300 kotak dalam sehari, tetapi tidak disangka dia berhasil menjual lebih dari 600 kotak. Inilah kekuatan cinta kasih. Setiap orang menghimpun kekuatan untuk mewujudkan cinta kasih. 

Singkat kata, saat ketidakkekalan terjadi di Kaohsiung dan Penghu, banyak orang membangkitkan cinta kasih dan bekerja sama dengan harmonis untuk membantu para korban. Saya sungguh sangat berterima kasih kepada seluruh insan Tzu Chi di Taiwan yang telah mengumpulkan kekuatan cinta kasih untuk membantu para korban. Aula Jing Si Kaohsiung memainkan peran yang sangat penting. Setiap hari, ada ratusan relawan di sana untuk membantu menyiapkan makanan bagi para warga. Relawan yang mengantarkan makanan juga sangat banyak. Relawan yang melakukan kunjungan ke rumah saja berjumlah lebih dari seribu orang.

Hingga hari ini, ledakan itu sudah berlalu 14 hari. Para relawan Tzu Chi berkontribusi dengan penuh kesungguhan hati dan cinta kasih. Inilah Bodhisatwa dunia. Rasa terima kasih saya kepada mereka tidak habis diungkapkan dengan kata-kata. Singkat kata, kontribusi penuh cinta kasih dari setiap orang sungguh menciptakan pahala yang tak terhingga. Semua orang di dunia melihat kontribusi kalian dengan jelas. Saya berterima kasih atas kontribusi kalian yang penuh kesungguhan hati dan cinta kasih. Ini merupakan tempat pelatihan bagi Bodhisatwa dunia. Inilah Jalan Bodhisatwa yang harus kita tapaki. Saya sungguh berterima kasih. 

Upaya penyaluran bantuan dan menghibur para korban penuh dengan rintangan
Mengemban misi untuk membantu sesama dengan tekad yang teguh
Seorang penjual makanan vegetaris mendonasikan seluruh pendapatan mereka dalam sehari
Kegiatan menggalang hati  dan cinta kasih mendapat sambutan hangat dari para warga

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -