Benih Cinta Kasih Bertumbuh Menjadi Tak Terhingga

“Kami menggunakan dana kecil untuk amal besar. Anda cukup menyisihkan 1 ringgit, dua ringgit, atau lima ringgit sebulan. Yang terpenting adalah niat. Kami sedang mensosialisasikan ‘sebersit niat baik melenyapkan ribuan bencana’ dengan harapan setiap orang bisa bersama-sama berdoa bagi dunia ini,” kata relawan Tzu Chi Malaysia kepada seorang warga di jalan. 

“Sebersit niat baik bukan berarti kita harus berdana dalam jumlah besar. Kita cukup berdana sesuai kemampuan kita. Menyumbangkan 10 sen atau 50 sen setiap hari juga merupakan perwujudan dari niat baik kita. Sebersit niat baik dapat menggerakkan seluruh alam semesta ini. Saya berharap ada lebih banyak orang yang bisa membangkitkan niat untuk berbuat baik setiap hari. Kita harus yakin bahwa kita adalah orang yang bisa berbuat baik,” kata relawan lainnya kepada seorang calon donatur.

Dahulu Tzu Chi juga berdiri dari niat seperti ini. Setiap pagi, sebelum keluar rumah, 30 ibu rumah tangga menyisihkan 50 sen ke dalam celengan bambu dan membangkitkan niat untuk berbuat baik. Setelah membangkitkan niat untuk berbuat baik, mereka menyisihkan koin ke dalam celengan bambu. Setelah mengingat ini dengan jelas, mereka lalu keluar dengan menjinjing keranjang sayur. Mereka ingat saya meminta mereka untuk menghemat uang belanja sayur. Saat mendekati pedagang kaki lima, mereka masih ingat dengan jelas bahwa hari ini mereka harus menyisihkan 50 sen dari uang belanja sayur.

Karena itu, mereka berkata kepada pedagang sayur, “Kurangilah sedikit sayur saya.” “Untuk apa mengurangi jumlah sayurnya?” tanya pedagang sayur. “Untuk menghemat 50 sen.” “Untuk apa menghemat 50 sen?” balas pedagang sayur. “Untuk beramal.” “Lima puluh sen sudah bisa membantu orang?” tanya pedagang sayur heran. Mereka lalu bercerita kepada pedagang sayur tentang apa yang saya katakan kepada mereka. Pedagang sayur pun menjawab, “Lima puluh sen sudah bisa menolong orang?” “Jika begitu, saya juga mau menyumbang 50 sen.” Demikianlah respon para pedagang sayur.

Para ibu rumah tangga itu mulai mensosialisasikan konsep penghematan 50 sen kepada pedagang-pedagang lain. Satu ibu rumah tangga bisa mensosialisasikan paling sedikit kepada 4 pedagang. Satu ibu rumah tangga ditambah 4 pedagang sayur, semuanya sudah berjumlah lima orang. Inilah yang sering saya katakan kepada kalian bahwa yang tak terhingga tumbuh dari satu benih. Pedagang sayur tersebut bahkan berbagi kepada pedagang sayur lain bahwa mereka kini sedang beramal karena ada orang berkata kepada mereka bahwa Master (guru) mereka ingin menolong orang dengan mengumpulkan 50 sen. Mendengar itu, pedagang sayur lain berkata, “Benarkah? Jika begitu, tolong sampaikan kepadanya bahwa saya juga ingin ikut serta.” Demikianlah donatur kita bermula dari sekelompok kecil orang.

Dimulai dari satu orang yang mengajak lima orang berpartisipasi, lalu lima orang itu kembali mengajak lima orang lain untuk berpartisipasi. Demikianlah donatur kita terus bertambah. Mereka menyisihkan 50 sen setiap hari. Namun, berhubung ada orang yang tidak ke pasar setiap hari atau tidak bertemu setiap hari, mereka berkata bahwa mereka akan menyumbang 5 dolar sekaligus setiap bulan. Karena itu, di dalam buletin kita pada zaman dahulu terdapat banyak donatur yang menyumbang 5 dolar setiap bulan. Sesungguhnya, kehidupan orang zaman dahulu sangatlah sulit. Bisa menyumbang 50 sen setiap hari atau 5 dolar sebulan adalah hal yang tidak mudah. Saya masih ingat dengan jelas tentang Kakak Ketiga kita, Hu Yuzhu. Dia berkata bahwa setiap hari, saat keluar rumah, tak peduli ke mana pun dia pergi, baik untuk mengambil dana amal maupun untuk melakukan aktivitas lain, dia selalu membawa majalah Tzu Chi.

Suatu kali, salah seorang anggota keluarga suaminya meninggal dunia. Saat mengantar jenazah, banyak sekali bus yang berjalan beriringan. Dia memanfaatkan waktu perjalanan ke tempat pemakaman untuk berbagi tentang Tzu Chi. Dia menaiki setiap bus untuk berkata kepada orang bahwa dia adalah relawan Tzu Chi dan menceritakan bagaimana Tzu Chi menolong orang. Lalu, dia memperlihatkan majalah Tzu Chi dan mengajak orang-orang untuk bergabung dengan Tzu Chi. Dia juga berkata, “Jika merasa tertarik, kalian cukup menelepon saya,” katanya, “saya akan pergi mengambil dana amal. Bagi orang yang tinggal di tempat yang jauh, saya akan memberikan blangko wesel. Kalian bisa mengirimnya lewat wesel. Usai berbicara, dia akan meminta bapak pengemudi untuk menurunkannya. Setelah itu, dia akan menunggu untuk naik bus yang di belakang. Kemudian, dia kembali berbagi tentang Tzu Chi. Setelah itu, dia kembali meminta bapak pengemudi untuk menurunkannya agar dia bisa naik bus yang lain.

Setiap hari, dia berpikir bagaimana melakukan kegiatan Tzu Chi, bagaimana mencari donatur, dan bagaimana melakukan kunjungan kasih. Saat melakukan kunjungan kasih, dia merasa sangat tersentuh dan terinspirasi. Setelah kembali ke rumah, dia akan berbagi kesan dengan kerabat keluarga dan teman-temannya. Dia akan menelepon mereka dan berkata, “Hari ini saya pergi menyurvei kasus ini. Kondisinya seperti ini. Donasi kalian setiap bulan kami gunakan untuk membantu mereka. Kondisi pasien itu sangat sulit. Apakah kalian mau menambah jumlah donasi?” tanyanya pada donaturnya. Saat bertemu orang yang tak dikenal, dia akan menggunakan cara yang sama untuk menginspirasi mereka. Karena itu, buku penggalang dana dan buku relawan baru mereka sangat banyak.

Saat bertemu dengan orang, jika kita berbagi dengan mereka tentang kegiatan Tzu Chi sekarang, tentang kegiatan Tzu Chi di seluruh dunia, tentang kisah insan Tzu Chi yang pergi membantu lansia membersihkan rumah, dan membantu keluarga yang membutuhkan, orang-orang pasti merasa tersentuh. Ini juga merupakan cara menyucikan hati manusia. Kini orang yang belum pernah mendengar Tzu Chi atau orang yang sudah mendengar Tzu Chi, tetapi belum berkesempatan untuk bergabung, masih sangat banyak. Meski mereka tahu Anda adalah relawan Tzu Chi, tetapi karena Anda tidak mengajaknya, mereka tidak tahu bagaimana cara bergabung dengan Tzu Chi.

Jadi, kita hendaknya kembali pada semangat di masa lalu, yaitu berbagi tentang orang baik dan hal baik setiap kali bertemu dengan orang. Berbagi tentang kebaikan orang adalah salah satu bentuk kebajikan. Hanya manusia yang bisa membabarkan Dharma. Jika di masyarakat bisa bertambah satu orang insan Tzu Chi, maka cahaya harapan juga akan bertambah satu. Jika tidak mengenal Tzu Chi, kita akan terus terbelenggu noda batin dan hidup menyimpang. Kita telah menarik kembali berapa banyak orang untuk kembali ke jalan yang benar. Dengan mengubah satu orang, berarti kita telah menolong satu keluarga. Kita harus menggunakan ajaran Buddha untuk membimbing semua makhluk di dunia. Ini merupakan tanggung jawab kita. Bencana di dunia ini sangat banyak. Melihat begitu banyak bencana yang terjadi, apa yang harus kita lakukan?

Buddha datang ke dunia demi satu tujuan penting. Buddha menggunakan berbagai perumpamaan untuk membimbing semua makhluk. Karena itu, dalam mendengar Dharma, kita harus sangat bersungguh-sungguh. Kehidupan kita sekarang bergantung pada naskah kehidupan yang kita tulis di kehidupan lampau. Janganlah berpikir karena sekarang kita sudah bergabung dengan Tzu Chi dan melakukan kebaikan, maka segala sesuatu bisa berjalan sesuai keinginan kita dan memperoleh segala sesuatu yang kita inginkan. Bukan demikian. Kita tetap harus bekerja keras.

Jika pada kehidupan lalu, kita pernah menciptakan karma buruk, kini kita tetap harus menerima buahnya. Namun, setelah mendengar Dharma, kita akan tahu untuk membuka hati sehingga tidak akan berkeluh kesah dan kembali menciptakan karma buruk. Semakin banyak menciptakan karma buruk, noda batin kita juga semakin bertambah. Seiring berlalunya satu hari, usia kehidupan kita juga semakin berkurang. Jika kita tidak memiliki Dharma di dalam hati dan terus menambah noda batin, maka penderitaan kita tak akan berakhir. Sebaliknya, dengan memiliki Dharma di dalam hati, seiring berlalunya setiap hari, kita bisa melenyapkan noda batin dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Karena itu, kita harus memanfaatkan kesempatan untuk mempelajari ajaran Jing Si dan mempraktikkan mazhab Tzu Chi. Kalian harus mempelajari sejarah Tzu Chi dan mengingat awal mula semangat celengan bambu yang dimulai dari pasar. Relawan senior Tzu Chi dahulu selalu rajin berbagi tentang Tzu Chi dan merekrut Bodhisatwa dunia setiap kali bertemu orang.

Jadi, kalian harus rajin berbagi tentang berbagai kisah menyentuh di Tzu Chi. Kita belum tentu harus berbagi tentang kebaikan sendiri, sesungguhnya berbagi tentang kebaikan orang lain juga sangat baik. Inilah cara untuk membabarkan Dharma.

 

Benih cinta kasih bertumbuh menjadi tak terhingga

Membimbing orang agar berpaling dari ketersesatan

Membabarkan Dharma dan berbagi kebaikan adalah kebajikan

Mempelajari sejarah Tzu Chi dan menceritakannya kepada orang banyak

 

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Rita

Ditayangkan tanggal 22 Juli 2014.

 

Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -