Berbagai Pihak Bekerja Sama untuk Menyalurkan Bantuan Bencana
Selama kurang lebih tiga hari ini, melihat bencana yang melanda Nepal, kita sungguh merasa tidak tega. Kita turut merasakan kepedihan dan kesedihan warga setempat. Kita bisa melihat bahwa kini, yang paling dibutuhkan warga setempat adalah bantuan darurat. Sungguh, melihat kondisi bencana yang begitu parah, kita sangat ingin menyalurkan bantuan di sana. Namun, sangat sulit untuk memasuki lokasi bencana. Kita bisa melihat tim tanggap darurat pertama yang terdiri atas para dokter dan relawan Tzu Chi telah berangkat ke Nepal dengan membawa satu ton obat-obatan dan barang bantuan lainnya. Barang bantuan dalam jumlah besar itu dibawa oleh tim tanggap darurat kita yang terdiri atas 15 orang.
Mereka seharusnya tiba di Nepal pada malam hari tanggal 27. Namun, setelah tiba di Thailand untuk transit, mereka menghadapi berbagai rintangan. Akibat penerbangan menuju Nepal dibatalkan, mereka hanya bisa menunggu di Thailand. Beruntung, di Thailand ada insan Tzu Chi setempat yang membantu mereka. Kemarin, mereka telah naik pesawat menuju Nepal bersama satu tim penyelamat dari Jepang. Tim penyelamat dari Jepang ini baru bisa menuju Nepal setelah bolak-balik ke bandara sebanyak 3 kali. Kemarin, sekitar pukul 10 pagi, pesawat yang mereka tumpangi lepas landas.
Hingga sekitar pukul 2 sore waktu setempat, yakni sekitar pukul 4 sore di Taiwan, kita menerima kabar bahwa pesawat yang mereka tumpangi telah mendarat dengan selamat. Sesungguhnya, pesawat tersebut telah berputar-putar di udara untuk menunggu giliran mendarat karena kondisi di bandara sangat kacau. Jadi, saat mendengar bahwa pesawat tersebut masih berputar-putar di udara, hati kita juga tidak bisa tenang. Kita sungguh sangat khawatir. Akhirnya, pesawat itu mendarat dengan selamat. Saya sangat berterima kasih kepada pengusaha setempat dan staf perusahaan Indonesia di Nepal yang menjemput tim tanggap darurat kita di bandara. Saya juga sangat berterima kasih kepada seorang pastor di Nepal yang juga pergi ke bandara untuk menyambut kedatangan tim tanggap darurat kita.
Beliau juga berterima kasih kepada tim tanggap darurat kita yang bersedia datang dari tempat yang jauh menuju lokasi bencana di Nepal. Beliau sangat menyambut kedatangan kita. Saya sungguh sangat bersyukur. Setelah tiba di sana, tim tanggap darurat kita segera membagi diri ke dalam beberapa kelompok. Kedua kepala RS Tzu Chi, yakni Kepala RS Chien dan Kepala RS Chao, terlebih dahulu mengunjungi institusi medis setempat untuk memahami kondisi pelayanan kesehatan pada saat ini. Inilah yang mereka lakukan. Kelompok lainnya menuju lokasi bencana untuk memahami kondisi bencana. Intinya, saat satu tempat dilanda bencana, orang-orang dari segala penjuru akan bersama-sama menyalurkan bantuan. Kita bisa melihat cinta kasih di dunia ini. Tanpa memandang perbedaan agama dan ras, setiap orang saling menghimpun cinta kasih.
Di Taiwan, Fo Guang Shan, Yayasan Medis Chang Gung, tim SAR dari Taiwan, dan pihak lainnya bergabung membentuk tim yang terdiri atas 37 orang untuk menuju lokasi bencana di Nepal. Ini semua berkat cinta kasih. Orang orang dari segala penjuru menghimpun kekuatan cinta kasih mereka. Saya juga sangat bersyukur karena banyak warga Taiwan yang memperhatikan bencana ini. Melihat tempat kelahiran Buddha dilanda bencana yang begitu besar, setiap orang mencurahkan perhatian. Contohnya, kita bisa melihat Master Hai Tao yang mengimbau para umatnya untuk berdana lewat Tzu Chi untuk membantu korban bencana di Nepal.
Himpunan setetes demi setetes cinta kasih ini bagaikan air yang mengalir ke laut yang selamanya tak akan pernah kering. Kekuatan cinta kasih harus diakumulasi sedikit demi sedikit. Saya sungguh sangat bersyukur melihat kekuatan cinta kasih yang tidak memandang perbedaan agama. Kita bisa melihat di bandara di Nepal, seorang pastor Katolik menyatakan bahwa semua umat beragama hendaknya saling bekerja sama dan menghimpun kekuatan untuk bersumbangsih. Meski tim tanggap darurat kita sudah tiba di Nepal, tetapi mereka masih sangat asing dengan tempat itu. Kita memang membutuhkan kerja sama yang harmonis dari para warga setempat untuk bersumbangsih bagi para korban bencana.
Jadi, saya sangat bersyukur. Kali ini, Nepal sangat membutuhkan bantuan karena institusi medis setempat sudah tidak sanggup menampung para korban luka-luka. Karena itu, kita harus mengimbau lebih banyak orang untuk membantu. Saya juga sangat bersyukur karena insan Tzu Chi Indonesia, yakni Relawan Sugianto Kusuma, telah berkoordinasi dengan pihak militer setempat. Pihak militer juga bersedia mengerahkan pesawat mereka untuk membantu. Jadi, setelah barang bantuan dari Taiwan tiba di Indonesia, Relawan Sugianto Kusuma dan para personel TNI akan mengirimkannya ke Nepal dengan pesawat militer. Dengan adanya tenda militer dan perlengkapan medis dari Indonesia, upaya penyelamatan korban luka-luka akan lebih mudah.
Akhirnya, saya bisa merasa tenang. Saya sungguh sangat bersyukur karena ada begitu banyak orang yang membangkitkan cinta kasih. Asalkan kekuatan cinta kasih terhimpun, maka di tempat yang paling menderita sekali pun, pasti muncul Bodhisatwa atau malaikat untuk memberi bantuan darurat. Inilah wujud cinta kasih. Saya sangat bersyukur. Ini semua berkat kekuatan cinta kasih. Kekuatan cinta kasih ini tak bisa kekurangan satu orang pun. Setiap orang harus bersatu hati tanpa memandang perbedaan agama dan ras. Singkat kata, tim tanggap darurat kita telah tiba di Nepal. Mereka telah menyaksikan kerentanan bumi ini serta kesedihan dan kepedihan warga setempat. Setelah terjun ke tengah masyarakat, mereka pasti akan mengerahkan segenap hati dan tenaga untuk bersumbangsih.
Singkat kata, kita harus senantiasa memiliki hati yang tulus. Hati yang tulus bisa menjangkau para Buddha, Bodhisatwa, dan Makhluk Pelindung Dharma. Mari kita berdoa dengan tulus semoga dunia ini aman dan tenteram serta terbebas dari bencana. Ini bergantung pada kebajikan, cinta kasih, dan ketulusan dari semua orang. Setiap orang hendaknya mawas diri dan tulus setiap saat.
Tim tanggap darurat Tzu Chi akhirnya tiba di Nepal setelah mengatasi berbagai rintangan
Terlebih dahulu memahami kondisi pelayanan kesehatan setempat
Bersyukur melihat banyak orang menghimpun kekuatan cinta kasih bersama
Berbagai pihak bekerja sama untuk menyalurkan bantuan bencana
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 29 April 2015