Bersama-sama Memanggul Bakul Beras Bagi Dunia
Kita memerlukan anak muda untuk mengemban tanggung jawab bagi dunia. Dalam aksara Mandarin, jika kata “pemuda” ditambah radikal “rumput” di atasnya, maka artinya menjadi “berbakat”. Benar. Saya berharap semua anak muda dapat menjadi anak muda yang berbakat. Saya sering berpikir, apa tujuan kita terlahir ke dunia ini? Saya masih ingat percakapan saya dengan guru dari Vihara Tzu-yun. Beliau memberi tahu saya, “Perempuan yang paling bahagia adalah yang bisa menjinjing keranjang sayur.” Itulah kebahagiaan paling besar.
Kata-kata ini berdampak besar bagi saya. Saya berpikir, apakah seumur hidup ini perempuan hanya bisa menjinjing keranjang sayur dan mengurus satu keluarga? Apakah seorang perempuan hanya bisa menjadi seorang ibu rumah tangga? Kehidupan seperti ini sungguh tidak bermakna. Karena itu, saya pun meninggalkan rumah dan mulai mencari tahu bagaimana agar saya bisa menjinjing keranjang sayur bagi dunia. Dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun, saya bercerita tentang kisah menjinjing keranjang sayur. Keesokan harinya, sekelompok anak muda berkata kepada saya, “Master, kami sudah memikirkannya dan kami sudah siap membantu Master menjinjing keranjang sayur.” Saya menjawab, “Sekarang bukan hanya harus menjinjing keranjang sayur, melainkan memanggul bakul beras bagi dunia.” Kita bukan hanya harus menjinjing keranjang sayur, tetapi juga harus memanggul bakul beras.
Anak muda di masa kini seharusnya membangkitkan tekad agung dan membangun ikrar agung. Kalian harus menjadi Bodhisatwa muda bagi dunia. Bodhisatwa adalah orang yang memiliki cinta kasih berkesadaran. Setiap orang memiliki cinta kasih. Di mana kita harus menggunakan cinta kasih ini? Apakah digunakan untuk cinta kasih individu? Apakah cinta hanya ditujukan pada pribadi tertentu? Cinta individu yang penuh ego dapat membawa banyak penderitaan. Jadi, hidup ini sangat rumit. Kita tidak tahu berapa lama hidup kita. Namun, manusia terus menciptakan ruang hidup yang sempit. Sungguh, ini sangat tidak berarti. Jika setiap orang dapat mengubah cinta individu menjadi cinta kasih berkesadaran, maka baik terhadap keluarga, kehidupan, maupun pribadi tertentu, orang-orang bisa memiliki harapan yang lebih luas. Mereka bisa melihat banyak hal dengan jelas dan tahu bahwa panjang pendeknya hidup mereka bukanlah masalah besar.
Jika manusia hidup dalam ketersesatan, maka usia panjang malah akan menciptakan lebih banyak karma buruk. Sebaliknya, meski hidup tidak lama, tetapi jika manusia dapat mengembangkan dan memperdalam makna hidup mereka, maka kehidupannya akan sangat bermakna. Karena itu, semua orang harus giat melatih diri dan bersungguh hati memahami tekad dan misi hidup mereka. Tentu saja, untuk mengembangkan diri ke dalam, kita harus membina Empat Ikar Agung. Yang pertama adalah menyelamatkan semua makhluk yang tak terbatas. Ketahuilah bahwa populasi manusia semakin bertambah sehingga mengakibatkan pemanasan global dan ketidakselarasan empat unsur. Akibatnya, manusia mengalami penderitaan tak terbatas. Karena itu, kita harus berikrar untuk menyelamatkan semua makhluk yang tak terbatas dan melenyapkan kekotoran batin yang tiada akhir. Itu karena hati semua orang diliputi oleh kekotoran batin.
Manusia banyak membangkitkan niat buruk, tidak tahan hidup menderita, dan selalu ingin hidup dalam kemewahan. Karena itu, kita harus melenyapkan noda batin terlebih dahulu. Tentu saja, untuk membimbing semua makhluk, kita harus mempelajari semua pintu Dharma. Kita harus terus mempelajari ajaran Jing Si dan menyatukannya dengan ajaran Buddha. Ketika bebas dari noda batin, kita akan tahu untuk mengemban tanggung jawab bagi dunia. Untuk bersumbangsih bagi semua orang dan mengemban tanggung jawab bagi dunia, kita harus lebih banyak mempelajari Dharma. Dengan memiliki Dharma, kita baru bisa membimbing orang lain. Ini disebut membimbing orang dengan Dharma.
Kita mempelajari Dharma untuk membimbing orang lain. Inilah yang disebut mempelajari semua pintu Dharma yang tak terhingga. Karena makhluk hidup berjumlah tak terbatas dan memiliki noda batin tak terhingga, maka kita harus mempelajari berbagai cara untuk mengatasi masalah mereka. Inilah kebijaksanaan dari ajaran Buddha. Jadi, Bodhisatwa muda sekalian, tidak peduli kelak kalian berada dalam lingkungan seperti apa, kalian harus membina cinta kasih berkesadaran dan jangan sampai kehilangan arah. Kita harus membangkitkan tekad dan ikrar agung untuk sungguh-sungguh membimbing semua makhluk di dunia.
Banyak orang di dunia hidup dalam penderitaan. Jadi, tidak boleh kurang seorang pun dari kalian dalam mengemban tanggung jawab ini. Namun, untuk dapat membimbing dan memedulikan semua makhluk di dunia, kita harus terlebih dahulu melenyapkan noda batin sendiri, berusaha mengurangi nafsu keinginan, dan berusaha untuk tidak bertemperamen buruk karena temperamen yang buruk bisa melukai orang lain. Kita harus berusaha membina kebijaksanaan sendiri. Kebijaksanaan hanya bisa diperoleh melalui ajaran Buddha. Karena itu, kita harus mendengar ceramah pagi dan lebih banyak mempelajari ajaran Buddha agar kita bisa menggunakan Dharma yang bagaikan air untuk menjernihkan batin kita. Kita juga harus berikrar untuk mencapai kebuddhaan yang tertinggi. Setiap orang harus berikrar untuk mencapai kebuddhaan. Buddha tidak jauh dari kita. Buddha ada di dalam hati kita selama kita bisa melenyapkan noda batin dan menjernihkan batin sendiri dengan menggunakan ajaran Buddha.
Sesungguhnya, setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan. Jadi, kita tidak perlu pergi jauh-jauh untuk mencari Buddha. Dia ada di dalam hati kita. Tentu saja, kita harus lebih banyak mendengar Dharma, baru dapat mencapai kebuddhaan yang tertinggi. Inilah ajaran Jing Si. Tentu saja, mazhab Tzu Chi adalah Jalan Bodhisatwa di dunia. Kita harus membangkitkan tekad dan ikrar untuk bersumbangsih di tengah umat manusia. Tentu saja, dalam bersumbangsih di tengah umat manusia, kita harus memiliki cinta kasih agung tanpa penyesalan, welas asih agung tanpa keluh kesah, sukacita agung tanpa kerisauan, dan keseimbangan batin agung tanpa pamrih. Setiap orang dari kalian bisa menghafalnya. Jadi, cinta kasih agung berarti memberi kebahagiaan bagi semua orang. Welas asih agung berarti memiliki rasa empati terhadap orang lain. Sukacita agung berarti mempraktikkan Catur-samgraha-vastu untuk membimbing diri sendiri dan orang lain. Keseimbangan batin agung berarti dapat bersumbangsih tanpa pamrih. Semua ini sangat sederhana dan bisa diterapkan. Asalkan Anda memahami kebenaran, maka tiada hal yang tidak bisa dilakukan.
Mencari tahu makna agung dalam hidup
Bersama-sama memanggul bakul beras bagi dunia
Memperluas makna hidup
Membina Empat Pikiran Tanpa Batas di dalam diri
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Rita
Ditayangkan tanggal 23 Juli 2014.