Bersatu Hati Melakukan Daur Ulang Demi Keharmonisan Masyarakat
Bodhisatwa sekalian, saya dengar kalian semua giat menghirup keharuman Dharma. Setelah mendengar Dharma, kalian pun mengubah pola hidup yang buruk. Ini membuat saya merasa sangat senang. Kalian sangat memahami isi hati saya. Saya sungguh merasa sangat memiliki berkah. Murid-murid saya sangat memiliki hati dan bersedia mendengar ajaran saya. Kalian sangat giat mendengar Dharma.
Mengapa kita harus giat mendengar Dharma? Untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Kita datang ke dunia ini dengan ketidaktahuan. Mengapa kita bisa datang ke dunia ini? Kita tidak tahu. Dengan mendengar Dharma, kita akan menemukan jawaban tentang hidup ini. Contohnya, “Mengapa kita bisa hidup di lingkungan yang begitu tidak baik? Mengapa anggota keluarga terdekat saya malah begitu jauh dari saya? Mengapa anak saya begitu tidak patuh? Mengapa saya dilahirkan oleh orang tua seperti ini? Mengapa saya bisa terlahir di keluarga ini?”
Saat ada banyak hal tidak berjalan sesuai keinginan, kita akan berkeluh kesah dan dipenuhi dengan rasa benci. Namun, jika kita mempelajari Dharma, secara alami kita akan menyadari bahwa itu semua tak lepas dari hukum karma. Setelah memahaminya, kita akan tahu bahwa semua itu berkaitan dengan hukum sebab akibat. Jadi, apa yang harus diperhitungkan? Dengan begitu, hati kita akan menjadi sangat lapang karena kita telah memahami hukum karma. Jika di kehidupan lampau kita menjalin banyak jodoh baik, maka di kehidupan ini, saat melakukan sesuatu, kita akan bertemu banyak penolong yang datang membantu kita. Karena kita telah menjalin jodoh baik dengan mereka di kehidupan lampau, maka saat kita ingin melakukan sesuatu, banyak orang baik yang datang bekerja sama dengan kita sehingga kita bisa melakukan banyak hal baik.
Contohnya, pelestarian lingkungan. Dalam Empat Misi Tzu Chi dan Delapan Jejak Dharma, pelestarian lingkungan merupakan bagian dari misi budaya humanis. Dalam menjalankan Empat Misi Tzu Chi dan Delapan Jejak Dharma, budaya humanis harus diperdalam di komunitas. Jadi, kita harus memperdalam praktik pelestarian lingkungan karena pelestarian lingkungan berkaitan erat dengan kondisi iklim, bumi, dan kehidupan manusia. Jadi, kita harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang pelestarian lingkungan.
Kita bisa meneladani kelebihan dari setiap wilayah. Kalian di Pingdong sudah bekerja sama dengan pemerintah setempat. Hingga kini, saya belum melihatnya di wilayah lain. Kalian di Pingdong yang memulainya. Pemerintah kota dan insan Tzu Chi bekerja sama bukan demi keuntungan materi, melainkan demi kelestarian lingkungan. Kita melakukan daur ulang bukan demi mencari keuntungan. Apakah kalian masih ingat saat kita baru mulai melakukan daur ulang, tak ada pabrik daur ulang yang menginginkan styrofoam, kantong plastik, dan botol plastik?
Hingga tahun ini, kita telah melakukan daur ulang selama 25 tahun. Kita mengumpulkan semua barang yang tidak diinginkan orang lain. Kita juga menerima botol kaca yang berat yang tidak diinginkan oleh orang lain. Ini karena kita melakukan daur ulang bukan demi mendapatkan uang. Kita melakukan daur ulang dengan sungguh hati dan teliti demi melindungi bumi. Kita ingin membimbing orang lain untuk menghormati sumber daya alam dan tahu bahwa setiap barang memiliki kegunaan.
Kini, zaman telah berubah. Biaya sumber daya manusia lebih tinggi daripada hasil daur ulang. Karena itu, tak ada orang yang ingin mengumpulkan barang daur ulang. Namun, insan Tzu Chi tidak mempermasalahkan biaya itu. Kita hanya berharap bisa melindungi bumi. Jika kita tidak melakukan daur ulang, maka botol akan berserakan di mana-mana. Jika botol-botol itu terisi air kotor, maka akan mengundang nyamuk. Jika barang daur ulang dikumpulkan, lingkungan akan menjadi lebih bersih dan nyamuk tidak akan cepat berkembang biak. Hal ini sangatlah penting.
Melakukan daur ulang juga bisa menjaga keharmonisan dan kebersihan komunitas. Ia bisa memberi banyak manfaat. Tujuan utama kita adalah menjaga kerukunan antarsesama. Selain mengurangi jumlah sampah, barang daur ulang juga bisa diolah kembali sehingga kebersihan komunitas dapat terjaga. Sesungguhnya, tujuan utama kita adalah menjernihkan hati manusia dan menjaga kerukunan antarsesama. Inilah tujuan kita yang sesungguhnya.
Bodhisatwa sekalian, kalian telah berhasil melakukannya. Tadi, saat mendengar bahwa pemerintah Kota Pingdong beserta camat dan lurah setempat bekerja sama dengan insan Tzu Chi mensosialisasikan konsep daur ulang, di dalam benak saya terus teringat sebuah kota lain, yakni Keelung. Sejak lebih dari 20 tahun lalu, setiap hari Selasa, banyak pengemudi truk besar dan kecil di sana akan keluar mengangkut barang daur ulang. Truk-truk itu membentuk barisan yang panjang. Saya teringat pada Keelung. Sejak lebih dari 20 tahun lalu, mereka telah mulai melakukan daur ulang.
Saya merasa bahwa Kota Pingdong juga tidak kecil. Di Keelung, selain mencari nafkah, para pemilik truk juga mengemudikan truk mereka untuk mengumpulkan barang daur ulang. Mereka berkata bahwa dengan meluangkan sedikit waktu, mereka sudah bisa membantu Tzu Chi menjaga lingkungan mereka agar tetap indah. Menurut saya, kalian juga bisa melakukan ini di Pingdong. Karena itulah, saya berbagi kisah di Keelung ini kepada kalian.
Jika kita bisa meneladani kelebihan di Keelung ini untuk diterapkan di Pingdong dengan kerja sama dari pemerintah, maka kalian bisa menjadi teladan bagi dunia internasional. Jadi, saya berharap para pemilik truk bisa membantu mengangkut barang daur ulang. Dengan demikian, relawan kita bisa bersumbangsih dengan lebih tenang dan tidak akan menghambat jalan orang lain karena semua barang daur ulang akan segera diangkut ke posko daur ulang. Ini merupakan pahala yang tak terhingga.
Bodhisatwa sekalian, kekuatan cinta kasih sangatlah besar. Saya juga berharap setiap orang bisa bersungguh hati. Semoga pemerintah dan warga Pingdong bisa bersatu hati dan menjadi teladan bagi dunia. Dimulai dari Pingdong, saya yakin kualitas misi pelestarian lingkungan kita dapat semakin meningkat.
Memahami hukum sebab akibat dan tidak berkeluh kesah
Kebencian bersumber pada jalinan jodoh di masa lampau
Empat Misi Tzu Chi dan Delapan Jejak Dharma dijalankan dengan giat di komunitas
Mengolah kembali barang daur ulang dan mengembangkan budaya humanis yang indah
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Rita
Ditayangkan tanggal 4 Juli 2014.