Bersukacita Bertemu Orang yang Memahami Isi Hati
“Terima kasih, Master. Saya melakukan daur ulang di Tzu Chi. Terima kasih Master menggunakan konferensi video untuk menjelaskan isi Sutra Bunga Teratai sehingga kami tahu apa yang harus kami lakukan agar selalu di jalan yang benar. Di sini, saya ingin berterima kasih kepada Master yang telah memberikan ceramah kepada kami lewat konferensi video. Terima kasih,” ucap relawan Yu.
Ada ungkapan berbunyi, “Sangat sulit bertemu dengan orang yang sungguh-sungguh memahami isi hati kita.” Namun, saya merasakan bahwa orang yang memahami isi hati saya sungguh banyak. Mendengar kalian mengikuti ceramah pagi, saya sungguh merasa tenang dan gembira karena ada begitu banyak orang yang memahami isi hati saya.
Tadi mendengar Relawan Yu yang begitu gembira mendengar ceramah pagi, saya juga merasa sangat tersentuh. Dia adalah relawan yang sangat senior. Dia mulai mengambil buku enggalang dana pada tahun 1985. Dia memikul tanggung jawab sebagai benih pertama Tzu Chi di Madou, Tainan dan sangat bekerja keras untuk mensosialisasikan tentang Tzu Chi di sana. Kini dia sudah berusia 90 tahun.
Lihatlah dia masih begitu sehat. Yang lebih membahagiakan adalah melihat pikirannya yang masih sangat tajam. Dia bisa memahami ceramah saya dengan baik. Jadi, selain bertindak secara nyata untuk menciptakan berkah bagi dunia, dia juga mempelajari Dharma dan menyerap Dharma ke dalam hati. Dia adalah seorang umat Buddha yang sangat taat. Dia mengembangkan berkah dan kebijaksanaan secara bersamaan. Ini sungguh tidak mudah.
Saya juga mendengar bahwa para relawan kita di 18 posko daur ulang di wilayah ini, semuanya menghirup keharuman Dharma. Mereka sangat bersemangat mendengar Dharma. Saya sangat tersentuh mendengarnya. Saya juga sangat berterima kasih karena kalian bisa memahami isi hati saya dan menyerap perkataan saya ke dalam hati.
Kita juga melihat para anggota Tzu Ching yang mementaskan drama musikal “Sutra Bakti Seorang Anak”. Mereka bukan hanya merasakan manfaatnya sendiri, tetapi juga pergi ke sekolah lain dan tempat yang terpencil untuk mengadakan pelajaran tambahan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. untuk mensosialisasikan pentingnya berbakti dan berbuat baik.
Demi generasi penerus, pada saat ini kita harus lebih bekerja keras untuk menstabilkan kondisi masyarakat kita. Jika masyarakat kita stabil dan harmonis, maka anak-anak generasi penerus kita akan dapat hidup aman dan tenteram dan keluarga mereka bisa hidup bahagia. Jika masyarakat tidak hidup tenteram, maka pikiran anak muda akan ikut bergejolak. Jika demikian, maka pendidikan dan pola pikir mereka akan menyimpang. Karena itu, demi generasi penerus, kita harus bekerja keras untuk menjaga masyarakat kita dengan baik. Untuk itu, pada masa sekarang ini, kita harus segera menyebarkan benih bodhi ke setiap tempat. Baik di masyarakat, komunitas, maupun di wilayah pedesaan, kita harus menyebarkan benih kebajikan dan benih bodhi secara luas.
Kita harus terus menyebarkan dan menanam benih kebajikan agar ia dapat tumbuh menjadi tak terhingga. Ini semua bermula dari sebersit niat. Lihatlah anak-anak TK Tzu Chi yang sebentar lagi akan lulus. Anak-anak TK Tzu Chi kita, semuanya sangat patuh. Mereka tahu untuk bervegetaris dan membina hati penuh cinta kasih. Jika sedari kecil anak-anak dibimbing untuk memiliki cinta kasih, kelak setelah dewasa, mereka akan sangat baik hati. Terlebih lagi, kita sebagai manusia sudah seharusnya bervegetaris. Janganlah kita mengonsumsi daging hewan. Saat hewan akan dibunuh, mereka juga bisa bergumul. Mereka bisa menjerit dan meratap. Setiap jeritan mereka terkandung rasa dendam dan benci. Pada kehidupan mendatang, mereka akan membalas dendam.
Lihatlah kini terjadi banyak sekali bencana akibat ulah manusia di dunia. Semua itu terjadi karena orang-orang yang terlahir dengan membawa rasa dendam dan benci. Mereka tidak hanya membunuh hewan, tetapi juga membunuh umat manusia. Dari kehidupan ke kehidupan, mereka sudah mengakumulasi rasa dendam, benci, dan lain-lain. Janganlah kita mengonsumsi daging hewan. Kita hendaknya membangkitkan cinta kasih dan rasa empati kepada mereka. Inilah hati penuh cinta kasih dan welas asih agung.
Anak-anak yang menerima pendidikan di Sekolah Tzu Chi sangat memiliki cinta kasih. Tadi pagi, saat saya tiba di sini, mereka semua sudah berkumpul.
“Ini serai yang kami tanam sendiri. Bisa membantu Kakek Guru mengatasi panas dalam,” ucap seorang anak.
“Mengatasi panas dalam? Panas dalam Kakek Guru bisa teratasi jika meminum ini? Baik. Terima kasih,” Jawab Master Cheng Yen.
“Kami persembahkan sayuran hijau ini untuk Kakek Guru. Semoga Kakek Guru sehat dan bebas dari kerisauan,” ucap anak lainnya.
“Ini sayur apa? Kangkung. Memang benar batangnya kosong. Ya, kangkung. Nanti siang Kakek Guru akan memakannya, ya?,” tanya Master Cheng Yen.
“Kami juga sudah sediakan daun ibu jalar di ruang bawah tanah,” tambah anak-anak.
“Masih ada daun ubi jalar di ruang bawah tanah? Jika begitu, nanti siang saya pasti akan makan kangkung dan daun ibu jalar karena saya akan makan di ruang bawah tanah,” Jawab Master Cheng Yen.
Anak-anak itu juga bervegetaris. Saya bertanya, “Bagaimana cara kalian bercocok tanam?” Mereka menjawab, “Ayah dan ibu yang membantu kami. Kami juga mengadakan bazar. Untuk menggalang dana bagi Filipina.”
Master Menjawab, ”Baik, ini donasi untuk Filipina. Hari ini saya menerima hadiah. Ada rumput serai untuk mengatasi panas dalam, ada sayuran hijau, dan kartu ini. Untuk ketiga itu, saya mendonasikan 1.000 dolar NT, bisakah?.” Anak-anak pun menjawab: ”Baik. Terima kasih. Terima kasih, Kakek Guru.”
Inilah cinta kasih. Kita membimbing anak-anak untuk memiliki cinta kasih sedari kecil. Singkat kata, inilah pendidikan yang kita tanamkan ke dalam diri anak-anak sedari kecil. Jika kita ingin mengajari anak-anak untuk memiliki cinta kasih, bagaimana boleh kita sendiri tak memiliki cinta kasih? Kita juga harus memiliki cinta kasih. Cinta kasih ini harus sangat mendasar, yakni mengasihi semua orang tanpa mementingkan jalinan jodoh serta memiliki perasaan senasib dan sepenanggungan. Kita harus menjalin jodoh baik dengan semua makhluk.
Selain mengasihi semua orang, kita juga harus mengasihi semua hewan. Saat hewan dibunuh, kita bisa melihat darah mereka dan mendengar suara jeritan mereka yang penuh rasa dendam dan benci. Jika mereka membawa rasa dendam itu hingga ke kehidupan mendatang, maka kondisi masyarakat akan semakin lama semakin berbahaya karena kecurigaan akan semakin meningkat. Saat itu tiga bencana besar dan tiga bencana kecil akan terjadi silih berganti.
Pada masa kekeruhan kalpa, semua makhluk akan diliputi kekeruhan yang tebal. Pada saat itu, bahkan rumput dan pohon juga terlihat seperti tentara musuh. Ini bukan hanya ditemui pada kehidupan ini saja, tetapi dari kehidupan ke kehidupan, kita akan semakin merasakannya. Bukan hanya kehidupan ini, tetapi dari kehidupan ke kehidupan, kita akan merasa bencana semakin sering dan cepat terjadi. Karena itu, pada masa sekarang ini, kita harus melindungi kehidupan dengan baik dan janganlah membunuh hewan lagi. Ini sangatlah penting.
Master merasa gembira karena bertemu dengan banyak orang yang memahami isi hatinya
Relawan Tzu Chi sangat giat mempelajari dan menghirup keharuman Dharma
Benih bodhi tumbuh menjadi tak terhingga
Melindungi semua makhluk agar dunia bebas dari bencana
Link video (teks Mandarin dan Inggris): Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 Juni 2014
Sumber: DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Rita, Yuni